Semenjak bel pulang bunyi, Salsa langsung pergi ke luar kelas dan menuju parkiran sekolah. Cewek itu mengabaikan dan gak peduli sama Tania dan Zefa yang bolak balik manggilin dia buat pergi kerja kelompok. Toh dari awal si Salsa cuma diem aja pas ditanyain tentang kerja kelompok. Jadi, ini bukan salahnya kan buat gak ikut Tania sama Zefa? Salsa bisa kok ngerjain tugasnya sendirian tanpa bantuan siapapun.
Salsa nuju ke arah mobilnya dan langsung naik, terus nyetir mobilnya sampe keluar gerbang sekolah.
Perjalanan dari sekolah ke rumahnya Salsa sih emang gak jauh² amat. Palingan yah cuma 15 menitan udah nyampek. Tapi, kalo ngitung waktu pake jalanan yang macet padet kek sekarang gini, ya dia mau apa lagi. Baru setengah jam lagi kali dia nyampe di kompleks perumahannya.
"Rese pake macet segala lagi." Salsa neken klaksonnya berulang kali, ngarep supaya mobil didepannya bergerak maju.
Harusnya dirinya udah terbiasa sama keadaan kek gini. Macet pas pulang sekolah. Emang ya kebanyakan siswa di Surabaya pake mobil? Salsa mendengus kesal.
Kini tangannya beralih menyalakan musik di mobilnya. Bukan lagu, cuma instrumental aja. Selama ini, Salsa selalu ngedengerin musik instrumental, bukan musik pop atau rock atau semacamnya. Menurutnya, musik yang bergenre sembarang macam itu gak menarik. Lebih enak instrumental, karna hanya terdiri dari nada dengan ritme lembut dan tempo yang pelan. Nyejukin hati.
Dan kalopun disekolah dia lagi pake headphone, dia juga ngedengerin musik instrumental. Jadi, dia bisa denger apapun dan siapapun yang lagi ngomongin dia. Salsa udah biasa nelan pahitnya perkataan mereka yang mengoloknya dari belakang.
Banyak yang bilang kalo kecantikan Salsa itu operasi plastik. Kepintarannya cuma keberuntungan semata. Kekayaannya adalah hasil judi. Dan sifat dinginnya adalah topeng dari sifat psychonya.
Rasanya pas Salsa dengerin omongan mereka yang nyelekit, Salsa pengen nangis ditempat itu juga. What the hell, mereka gak kenal Salsa, tapi mereka dengan seenak jidatnya malah ngatain dirinya yang enggak². Ini yang bikin dia males punya temen. Yang dia tahu, sesuatu bernama temen itu cuma hal sia². Manis didepan, tapi busuk dibelakang.
Oke. Salsa sadar kalo dia seorang anti sosial. Salsa sadar kalo sikapnya terlalu cuek. Dirinya sadar! Salsa pengen ngerubah. Salsa pengen ngilangin sifat dinginnya. Tapi gimana? Siapa yang bakal bantuin dia? Dia gak punya temen yang bisa dukung dia. Salsa nyerah dan pasrah.
Setelah nunggu sekitar 30menit, Salsa akhirnya sampe didepan rumahnya dan markirin mobilnya di garasi.
Salsa langsung ngebuka pintu tanpa ngucapin salam terlebih dulu.
"Siapa cewek itu, mas! Kamu selingkuh kan!" Bentakan seorang cewek menggema di seluruh penjuru rumah. Suara itu berasal dari salah satu kamar yang pintunya agak kebuka dikit.
Salsa nutup pintu dan berjalan masuk semakin dalam ke rumahnya.
"Ya kamu itu yang selingkuh! Enak-enaknya mesraan sama cowok lain di tempat kerjamu! Kamu pikir aku gak liat, hah!" Salsa napakin kakinya di anak tangga pertama, kedua, dan ketiga.
"Itu cuma temen kerjaku, mas! Terus siapa cewek yang kamu gandeng pas di jalan Sentoyo!"
Salsa nginjekin kakinya ke tangga keempat, kelima, dan..
Prangg!!
Salsa terdiam. Dia ndenger adanya pecahan kaca yang jatuh -sengaja dilempar. Mungkin itu cuma vas kaca.
Tidak hanya itu, Salsa juga denger ada suara pukulan keras dan tangisan cewek yang memilukan hatinya. Salsa menarik nafas panjang, dan ngelanjutin langkahnya. Tapi dia mempercepat langkahnya.
Pas udah sampe didepan pintu kamarnya, dia langsung buka tuh pintu dan nutup lagi. Terus ngunci pintunya dari dalem. Salsa jatuhin tubuhnya dan nyenderin badannya dibalik pintu kamarnya. Pandangannya kosong. Perasaannya hampa.
Selalu seperti ini. Setiap kali Salsa pulang ke rumah, pemandangan yang kali pertama ia dapati adalah pertengkaran kedua orang tuanya yang diakhiri tangisan mamanya. Selalu ada barang yang pecah, caci maki, dan pukulan keras. Salsa pengen nangis. Tapi ini udah terlalu sering, sampe² Salsa udah kehabisan stok airmatanya.
Salsa narik kakinya didepan dadanya dan memeluknya dengan kedua tangannya. Semenjak orang tuanya tengkar, Salsa jadi pendiam. Dia gak pernah ngedapetin kasih sayang lagi dari kedua orangtuanya.
Mama dan papanya selingkuh! Mereka berdua selingkuh! Tapi kenapa gak ada yang ngaku? Saling maafin? Salsa frustasi sama ini semua. Keadaannya disekolah udah kacau. Dan dirumahnya? Malah makin parah!
Salsa diem ndenger suara bentakan, caci maki, dan teriakan dari kedua orangtuanya. Salsa ngerasa, dengan kehadirannya dirumah cuma buat dia frustasi. Pikirannya makin kacau.
Salsa berdiri dan berjalan mendekati jendela kamarnya. Dia membuka gorden dan jendelanya. Salsa mandangin jalanan di kompleks rumahnya. Dia ngeliat ada dua anak kecil yang lari kecil²an sama anjing peliharan mereka yang diikat dengan tali dan mereka genggam berdua. Dibelakangnya, ada seorang wanita dan pria paruh baya yang bergandengan dan tertawa melihat anak mereka.
"Betapa beruntungnya mereka." Gumam Salsa pelan.
Tiba² salah satu dari anak itu jatuh, dan wanita paruh baya itu langsung nolongin anak itu tadi. Pria paruh baya itu ndeketin dan nggendong anak kecil itu yang sekarang menangis.m
"Bisa dapet perhatian dan kasih sayang orangtuanya." Salsa nitikin air matanya yang jatuh ke pipi putihnya. Salsa langsung nyeka air matanya dan nutup jendelanya cepat.
Kakinya beranjak menuju kasurnya dan ngeraih mp3 playersnya diatas nakas sebelah kasur. Dia langsung muter instrumental kesukaannya dan mbaringin tubuhnya dikasur. Air matanya meleleh lagi, tapi Salsa hapus lagi.
Matanya nerawang langit² kamarnya yang putih hampa. Dadanya sesak sama kehidupannya yang sekarang.
"Harapan gue didunia ini cuma satu."
Salsa nutup matanya dan tersenyum miris.
"Kebahagiaan."
Tess!
Setetes air mata mengalir lagi melewati pipinya. Tetesan itu terus mengalir sampe pipi Salsa bener² basah sama air matanya sendiri. Tapi, Salsa gak ngehapus air matanya. Dia ngebiarin perasaan sakitnya itu keluar dan pergi bersamaan sama air matanya. Dia nangis terus, sampe dia terlelap dalam tidurnya.
~•~•~•~ My Hope ~•~•~•~
TBC
Haii (~^0^)~
Gimana ceritanya? Kurang dapet feelnya? Maaf T.TJadi, ini lagi nyeritain sidenya si Salsa. Kenapa dia jadi pendiem, cuek, dingin, dan gak mau temenan sama siapapun.
Salsa punya trauma karna ortunya sering tengkar dan itu bikin dia frustasi.Masih bingung? Sini comment.
Eh eh jangan lupa vommentnya yah biar dilanjut^^
Tengkyu~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope [ ARI IRHAM FIC]
Teen FictionHanya sebuah harapan kecil dan sederhana dari seorang cewek SMA kepada teman kelasnya yang hobi membully dirinya. Lalu, akankah kesabarannya akan membuahkan kebahagiaan? Atau kesengsaraan? Dan apakah temannya yang suka membullynya akan mengabulkan h...