Mysterious Girl

114 6 1
                                    

Pagi itu, untuk kesekian kalinya, Terry merasa sangat amat malas untuk ke sekolah. Mungkin, itu hal yang wajar untuk remaja seusianya. Tapi bisa dibilang, dia memiliki alasan yang cukup berbeda, mungkin.

DUG DUG DUG

"BANG!! WOY!! BANG!! BURUAN BANGUUN!! WOOYY!! NANTI GUE TELAAT!! BURUAAN!!" namun lagi-lagi, mimpi indah Terry harus terpecah karena ulah Yuli, sepupunya yang tinggal serumah dengannya -dan ini kadang membuat orang lain salah paham.

"BANG!! GUE DOBRAK LAGI KAYAK KEMAREN MAU?!" ancaman itu cukup untuk membuat mata Terry terbuka. Dia teringat ketika kemarin, Yuli mendobrak pintunya. Dan hasilnya, pegangan pintunya rusak -untuk kesekian kalinya. Dan itu membuat Terry harus merelakan uangnya untuk memperbaiki pintu itu. Namun untuk kali ini, dia tidak mau kembali mengeluarkan sepeser pun dari dompetnya untuk sesuatu yang tidak berguna -begitulah katanya.

"SATU!! TI-" hitungan Yuli membuat Terry tersadar dari lamunan sesatnya -eh sesaatnya.

"OKE!! GUE BANGUN!! DIEM LO DI SANA!!" teriak Terry seketika. Dan dia langsung merapikan diri-cuci muka, sikat gigi, dan memakai parfum-yang sekiranya membutuhkan waktu lima menit saja. Dia membuka pintu dan hampir saja teriak melihat wajah Yuli yang menahan amarah. Terry melewati Yuli dengan tergesa-gesa namun-

"AAW! Lo mau gue mati?!" bentak Terry begitu dasinya ditarik membuat dia hampir tercekik.

"Berisik, gak rapi gini, lo mau nurunin pamor gue?" ketus Yuli seraya membenahi dasi Terry dan, "Yuk, cepet!" perintahnya kemudian, sambil menarik dasi Terry pelan menuju motor Terry, seperti seorang gadis yang menyeret hewan peliharaannya ke kandang.

"Lepas napa, gak sopan amat sih lo," tukas Terry melepaskan diri dari Yuli, risih. Mereka pun menaiki motor Terry yang kemudian melesat cepat tanpa peduli keadaan jalan yang macet.

Sesampainya mereka di sana, satpam penjaga gerbang yang memang sudah terbiasa dengan keterlambatan mereka, mulai membuka gerbang. Terry memasukkan motornya dan menurunkan Yuli sebelum memarkirkan motor di tempat parkir siswa.

"Dasar bego," maki Yuli sebelum dia berlari menuju kelasnya. Dalam hati, Terry mengeluh. Namun dia bisa apa? Orangtuanya menitipkan Yuli untuk dia jaga di rumahnya.

"Pak!! Jangan ditutup dulu pak! Pleasee!!" teriakan itu seakan membahana, membuat Terry menengokkan kepalanya ke arah gerbang. Dia melihat seorang gadis yang tampaknya sedagn memohon-mohon kepada pak satpam untuk membuka gerbangnya. 'Tidak penting' batinnya tidak peduli dan kembali melanjutkan jalan santainya menuju kelasnya.

Walau terkadang melewati guru, tidak satupun yang menegurnya. Karena memang, Terry sudah dikenal semua guru di sekolah sebagai murid yang sangat sering absen. Maka dari itu, Terry mau menghadiri pelajaran saja sudah merupakan anugerah. Guru-guru pun rasanya sudah lelah menceramahi Terry yang memasukkan lewat telinga kanan dan mengeluarkan di telinga kiri. Nasihat ataupun teguran sama sekali tidak dianggap oleh Terry.

Orangtua Terry bukannya tidak tahu menahu soal ini, justru karena itu, mereka menyuruh Terry untuk menampung Yuli -sepupu Terry-di rumahnya. Walau kenyataannya, Yuli diminta tolong untuk melaporkan tindak tanduk Terry. Sebenarnya, Terry tahu tentang itu -bagaimana pun, dia tidak bodoh untuk tidak menyadarinya -tapi dia hanya bisa pasrah. Memang apa yang dia dapat dari pemberontakan?

Yuli sendiri sebenarnya bukan perempuan dengan pribadi yang keras. Seperti namanya, Yulia Manda Fransika, dia tampak seperti malaikat dengan kulit putih, mata yang agak sipit, hidung mancung dan bibir tipis. Perawakannya pun ramah pada orang-orang. Tapi, dia memang sejak kecil kesal pada Terry, sehingga dia benar-benar memperlakukan Terry dengan 'berbeda'.

"Terry? Mengapa kamu terlambat?" tanya guru yang mengajar saat itu, begitu melihat Terry yang langsung masuk kelas tanpa permisi. Mendengarnya, Terry mengangkat sebelah alisnya. Tidak biasanya ada guru yang berani menegurnya. Dia melihat ke belakang dan -ow-rupanya ada guru baru yang mengajar di kelas ini. Sepertinya hanya guru praktek. Pasntas saja ia menegur Terry.

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang