Perempuan itu terus berjalan, meski letih tapi dia terus berjalan di lorong gang gelap yang dia inginkan hanya satu agar segera keluar dari rumah yang sudah seperti neraka baginya, isak tangis lirih keluar mulutnya yang mengeluarkan uap menandkan udara yang sangat dingin menusuk tulang. membuat perempuan itu semakin merasa kepayahan, seharusnya di malam yang dingin seperti ini dia dan bayinya berada di tempat yang hangat bukan di jalanan seperti sekarang.
Tapi mau bagaimana lagi? Dia sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya, suami? bahkan orang itu tidak pantas dia sebut suami. Bagaimana mungkin jika dia memang seorang suami tapi dia tega membawa perempuan lain ke ranjangnya, sungguh bagi Valina tidak apa jika suaminya menikah lagi dia mungkin akan lebih ikhlas daripada suaminya mengotori ranjang mereka dengan wanita simpanannya.
Valina sudah lelah selama ini terus bersabar dengan perbuatan suaminya, demi tuhan sudah dua tahun tapi kelakuan suaminya sedikitpun tidak berubah. Baiklah Valina memang bukan wanita yang sempurna. Tapi selama tiga tahun belakangan ini dia sudah berusaha memeperbaiki diri, memerbaiki agamanya yang selama ini hanya sebuah status di kartu tanda pengenalnya. Apakah ini semua adalah ganjaran atas perbuatannya selama remaja dulu?
Valina terus melangkah dia mendekap putranya erat, untung saja putranya bukanlah anak yang rewel, sehigga sedari tadi tetap tenagn meskipun udara sangat dingin. Suara derap langkah di belakangnya membuat Valina kembali waspada. Ya Allah sepertinya anak buah suaminya sudah sadar kalau dirinya kabur, bagaimana ini? Valina akhirnya memilih berlari sepanjang jalanan yang sudah mulai sepi itu.
Di depannya dia melihat beberapa lelaki yang sedang duduk di pos ronda, melihat itu Valina menghembuskan nafas dengan lega, setidaknya dia bisa meminta bantuan pada orang-orang itu berharap mereka mau berbaik hati membantunya, setelah dia bisa lolos malam ini mungkin dia akan menemui papanya dan meminta papanya untuk menampung dirinya dan anaknya untuk sementara waktu.
"tolong, tolong saya" racau Valina membuat empat orang yang berada di pos ronda itu mendongak kearahnya tapi hati Valina langsung mencelos saat mendapati beberapa botol yang ada di hadapan mereka, ditambah lagi pandangan dari empat laki-laki dihadapannya yang terlihat sayu dengan mata merah.
"ada apa nona manis? Hik" Tanya seorang lelaki paling dekat dengan Valina, lelaki itu berdiri lalu mealangkah mendekati Valina membuat Valina secara otomatis mundur. Ya Allah bagaimana ini bukannya dia mendapatkan pertolongan dari oragn di depannya justru dirinya yang membutuhkan pertolongan untuk menghadapi orang-orang di depannya.
Ketiga oang temannya juga ikut berdiri yang semakin membuat kaki Valina lemas, salah satu dari mereka mencoba meraih tangannya tapi belum juga mereka meraih tangan Valina, sebuah tendangan menjatuhkan pria itu, lalu perkelahian tidak bisa dihindari, Valina hanya bisa merapat disamping pos ronda menyaksikan semua itu, anak buah suaminya menghajar orang mabuk di hadapannya.
Saat itulah Valina sadar kalau ini adalah kesempatan dirinya untuk benar-benar kabur dari cengkraman suaminya, dengan langkah perlahan Valina menjauhi area tempat terjadi baku hantam itu, stelah cukup jauh Valina berlari dan terus berlari berharap dia segera mendapatkan pertolongan dari orang.
Gamisnya sudah tidak berbentuk lagi, bagian bawahnya sobek saat dirinya melompati pagar tadi, ditambah ujungnya yang kotor dan kerudung yang dia kenakan juga sudah mulai lusuh karena keringat bercampur gerimis yang datang, rambutnya mulai menyembul keluar dari kerudung. Valina mengelus rambut putranya berharap dengan itu putranya tidak terganggu dalam tidurnya.
Valina hharus cepat menemukan tempat berteduh sebelum dia dan putranya semkain basah karena hujan yang mulai deras, lalu saat dirinya akan menyebrangi jalan di tidak melihat jalan raya dan mobil yang melintas sehingga saat sebuah sedan berwarna silver melaju dengan kecepatan tinggi dia tidak sadar, saat sdar dirinya sudah terpental beberapa meter dari jalan raya. Tapi dengan sekuat tenaga Valina melindungi putranya, dia tidak perduli sekalipun badannya yang harus remuk asalkan putranya selamat, Valina masih bisa mendngar tangisna putranya sebelum kegelapan menelannya.
������Ѭ��<
YOU ARE READING
Second Chance (Valina's Story)
RomansAku hanyalah wanita biasa dengan masa lalu penuh noda, aku hanya sedang dalam proses memperbaiki diri, lebih mengenal agama, mengubur semua dosa dan kesalahan yang telah aku perbuat di masa lalu. Tapi kenapa kau datang dan memaksakan kehadiranmu? Ke...