BOGOR, 31 JANUARI 2010
BUDI melangkahkan kakinya menyusuri trotoar sepanjang kebun Raya Bogor. kakinya diayun pelan berirama . Langkahnya seolah ingin meninggalkan jejak yang bisa segera diikuti. Kota Bogor saat itu sedang bernapas sejenak sehabis diguyur hujan ringan. Butiran- butiran air masih terasa diempaskan angin yang membelai pepohonan. Ranting- ranting pohon bergoyang ke kanan dan ke kiri seolah menari mengikuti irama alam. Rumput basah dan bau dedaunan bercampur sempurna dengan udara lembap.
Ada irama nyanyian alam yang baru saja muncul ketika pelangi datang. Di dalam intonasi tinggi ataupun tempo yang menggugah, sore itu menjadikannya sebuah dilema, tentang kota hujan tempat Randi terasingkan dari deru ramai.
pikirannya kosong, Randi tak tahu tujuan langkahnya,tetapi ia seolah dibimbing oleh sebuah kekuatan yang tetap menuntun langkahnya . Benaknya seolah dipaksa mencari sesuatu yang ia sendiri tak tahu.
Langkah kakinya membawanya ke dalam kebun Raya Bogor. ia duduk di sebuah teras masjid kecil di kompleks tempat itu. Matanya menatap kosong air mancur di sebuah kolam ikan buatan. Matanya memang terlihat mengamati canda ikan- ikan yang sedang berenang, tetapi jiwanya sedang terbang entah ke mana, mencari kepingan sesuatu yang mulai hilang
JAKARTA,PAGI HARINYA
pagi itu, Jakarta sudah terbangun dari tidurnya yang singkat. kesibukan di kota ini sudah di mulai sejak subuh di usir oleh sang mentari. Jalan- jalan seketika berubah penuh sesak kendaraan - kendaraan yang sibuk dengan tujuannya masing- masing. Mereka tidak meninggalkan jeda untuk bisa sedikit bernapas. setiap jengkal jalan mulai ternoda oleh barisan kuda besi berasap.
DONI mengendarai mobilnya, memecah jalan jakarta yang masih terasa sangat dingin. pagi itu tidak menuju kantornya di sebuah gedung pencakar langit di kawasan Sudirman, tetapi langsung meluncur ke Bogor. Tugas kantor mengharuskan dirinya untuk bertemu beberapa klien di sebuah hotel di kota hujan itu.