Pangeran untuk si angsa jelek

369 7 0
                                    

Khun Nam (Pimchanok Luevisadpaibul) yang duduk dikelas M.1 (1 SMP) sudah jatuh hati pada seniornya, Khun Shone (Mario Maurer) yang duduk dikelas M.4 (1 SMA). Nam yang berkulit gelap, berambut pendek, berkacamata dan culun merasa tidak cocok dengan Shone. Terlebih lagi, Shone sangat populer disekolahnya. Tapi karena cintanya, Nam bersemangat untuk menjadi yang terbaik dan bisa berbicara juga dekat dengan Shone.
Pertemuan Nam dengan Shone pertama kalinya sama sekali tidak sengaja. Saat itu Nam sedang berjalan sambil memakan es krim, dan tiba-tiba Shone jatuh dihadapannya ketika menyelematkan seekor anak kucing dari pohon. Sejak itu, Nam kagum dengan Shone.
Awalnya Nam menyukai Shone diam-diam tanpa sepengetahuan ketiga sahabatnya, Cheer, Gie, Nim. Saat pelajaran bahasa Inggris, Cheer mengirim pesan pada Nam tentang Shone lewat buku catatan kecil. Cheer berkata bahwa Shone baru masuk kelas 10, tetapi masa lalunya sangat buruk dan Shone itu nakal. Nam membalasnya dan menulis kalau itu tidak benar. Kemudian, Cheer membalas lagi dan mengatakan dua siswi harus mengundurkan diri dari sekolah karena Shone *mungkin pernah dibuat patah hati sama Shone?* dan mengatakan dia lelaki berbahaya. Nam membalas bahwa dia tidak percaya.
Masih jam pelajaran bahasa Inggris, Nam meminta izin untuk pergi ke toilet yang padahal dia ingin lewat depan kelas Shone. Nam melihat Shone sedang mengikatkan benang di meja teman-temannya. Kemudian saat dia kembali, Nam sudah melihat Shone dihukum diluar kelas dengan berdiri satu kaki, merentangkan tangan dan menggigit penggaris *mario lucu banget disini>.<* Nam hanya tersenyum melihatnya.
Dirumahnya, Nam mencoba tampil menarik didepan cermin sayangnya karena wajahnya yang gelap ia masih kurang puas. Paman Nam, Chang, datang kerumah. Memberi kabar Ayah Nam yang bekerja sebagai asisten koki di Amerika. Paman Chang juga memberi tahu pada Nam dan Ping (adik Nam) jika salah satu dari mereka mendapatkan peringkat 1, maka Ayah mereka akan mengirimkan tiket pesawat dari Amerika Serikat.
Besoknya ketika Nam ingin membeli minuman, tiba-tiba dua pemain basket (Ding dan Maew) mendorong Nam dan membuat Cheer yang berdiri paling belakang terjatuh. Kemudian, Shone datang dan memesan 4 pepsi. Dia memberinya pada Nam, Nam hanya bisa menerima dengan kaget atas perlakuan Shone tersebut. Itu adalah kontak langsung ketiga Nam dengan Shone. Nam tersenyum melihatnya.
Pulang sekolah, Shone tiba-tiba dihajar oleh Ding. Ia masih tidak terima dengan sikap sok pahlawan Shone tadi. Ia bahkan menyinggung tentang Ayah Shone yang gagal melakukan tendangan penalti saat pertandingan sepak bola provinsi. Shone yang mendengar itu emosi lalu memukul Ding. Nam mendengar kabar Shone berkelahi lalu segera pergi ke gelanggang, namun sampai disana ia tidak menemui siapa pun. Tapi Nam mendapatkan sebuah kancing yang sedikit berdarah (Nam mengira itu milik Shone).
Dirumahnya, Nam meletakkan minuman pemberian Shone didalam kulkas dan menandainya di kertas "Jangan diminum!!" sebelum tidur, Nam masih berkutat dengan kancing yang ia dapati tadi lalu memberinya senyum dengan spidol.
Disekolah, setelah upacara selesai, Nam menunggu Shone yang sedang dihukum bersama Ding. Nam menemui Shone yang sedang kesakitan karena pantatnya yang terkena cambuk *astaga, disini Mario lucu banget-.-* Nam meminta maaf karena merasa bersalah atas dihukumnya Shone. Ia memberi Shone plester dan mengatakan cepat sembuh. Saat Nam berbalik, Shone memanggilnya. Dan didanau, Nam berteriak senang karena Shone tahu namanya.
Sejak mendengar Ayahnya akan membelikan tiket pesawat ke Amerika, Nam mulai belajar dengan rajin bahkan juga membeli buku "Menjadi peringkat nomor satu dalam ujian" Cheer bertanya, apa Nam serius dengan itu. Nam berkata ya, karena ia sangat merindukan ayahnya.
Seorang gadis masuk ke dalam toko dan bertemu dengan teman-temannya. Dia berkata bahwa sudah ditembak oleh seorang cowok dan menunjukkan sebuah buku. Cheer dan Nim mendengar itu diam-diam, juga Nam. Malamnya, ketika Nam, Cheer, Gie, Nim mengerjakan PR dirumah Nam, Cheer membuka buku "9 metode cinta untuk siswa" yang ia curi dengar dari gadis di cafe tadi. Nam diam-diam mendengarkan kemudian Nim bertanya apakah Nam tidak ingin melakukan metode itu, Nam berkata bahwa itu tidak masuk akal. Setelah Cheer, Gie dan Nim pulang, akhirnya Nam melakukan metode 1 tadi, ia melukis nama Shone dilangit malam yang dipenuhi bintang dengan jarinya :)
Esoknya ketika jam istirahat, Nam menunjukkan kawat gigi barunya pada ketiga sahabatnya. Cheer yang duduk disamping Nam sedang melakukan hipnotis pada Ken, cowok yang dia sukai. Gin bertanya apa yang Cheer lakukan. Nim menjawab, mereka sedang mencoba metode ke-2. Lalu dengan diam-diam, Nam mencoba menghipnotis Shone, dengan berkata tanpa suara berpaling kesini, berpaling kesini. Teman Shone yang mengetahuinya mengatakan pada Shone untuk berpaling, yang sebenarnya temannya ini ingin mengambil makanan Shone-_- Nam berteriak girang mengetahui Shone berpaling ke dia. Kemudian Cheer menuduh Nam sedang mencoba menghipnotis Shone. Nam mengelak dengan berkata tidak. Lalu Nim bertanya kenapa Nam mengatakan kalau buku metode tersebut tidak masuk akal. Nam berkata karena itu mengambil kepercayaan dari banyak negara, pulau ini dan pulau itu. Kemudian Cheer dengan cepat bertanya Nam melakukan metode itu, Nam langsung menjawab spontan Ya, lalu gelagapan. Nim berkata Nam tidak perlu menutupi hal sesepele ini. Nam berkata ia takut diledek. Lalu Cheer berkata Nam tidak perlu khawatir untuk diledek, karena mereka akan tetap meledek Nam.
Lalu Nam melakukan metode ketiga. Nam bersama Cheer dan Gie pergi ke tempat parkir untuk mengambil semua barang-barang pemberian gadis lain untuk Shone. Cheer lalu dengan paksa menaruh coklat Nam diatas motor Shone. Kemudian ketika pulang sekolah, Nam bersama Cheer, Gie dan Nim mengawasi Shone dari jauh. Nam memastikan apakah Shone menerima coklatnya. Tapi ketika Shone mengambilnya, coklat itu justru meleleh. Mengetahui itu, Nam kecewa.
Karena masih ingin memberikan sesuatu pada Shone, Nam lalu berkata kalau dia ingin memberikan buah Mangga pada Shone. Gie heran, orang lain memberikan bunga atau sapu tangan pada orang yang disukai. Tapi kenapa Nam memberikan mangga, mana romantis? Kemudian mereka melihat Faye memberikan kue mangga pada Shone. Nam kaget dan hanya bisa menunduk melihatnya.
Pulang sekolah, Cheer berkata Shone harus membonceng Nam untuk sampai ke rumah. Di tempat parkir, Nam melihat Shone mengenakan helm, siap-siap untuk pulang. Faye yang sedang berjalan didepan Shone berpura-pura kakinya terkilir, membuat Shone iba lalu menolongnya dan mengantarnya pulang. Nam yang melihat kembali hanya bisa ternganga.
(Menuju Kenaikan kelas 2)
Pang mengambil kertas gambar milik Nam lalu mengadukannya pada Ibu mereka. Pang berkata kalau Nam sudah punya pacar. Ibu Nam lalu memarahi Nam untuk jangan memikirkan tentang pacaran dulu sebelum waktunya. Nam yang sedih lalu naik ke beranda sambil mendengarkan musik. Cheer, Gie dan Nim mengunjungi Nam. Kali ini mereka melakukan metode ke tujuh, Cheer, Gie dan Nim membantu Nam agar terlihat lebih menarik dari biasanya. Akhirnya penampilan Nam memang berubah, tapi justru itu lebih aneh karena kulit Nam berubah menjadi kuning.
Nam dan ketiga sahabatnya mengunjungi toko olahraga Shone dengan maksud ingin menemui Shone, namun Shone tidak ada ditempat. Ayah Shone bertanya apakah Nam mendapatkan barang yang ingin dibeli, kemudian Nam mengambil bola ping pong yang ada dihadapannya. Ketika akan pulang, Nam akhirnya bertemu dengan Shone. Shone bertanya apa yang mereka lakukan disini, Nam menunjukkan bola ping pong yang ia beli. Lalu Shone memperhatikan keadaan Nam dan bertanya apakah Nam terkena penyakit kuning. Nam menggeleng, lalu kemudian Faye datang dan berkata pada Shone ingin membeli selusin bola ping pong*niru Nam mulu ni bocah?-__-*
Besoknya saat ada perlombaan festival disekolah, Nam dan ketiga sahabatnya masuk ke barisan klub untuk para penari. Kemudian Shone datang dengan membawa kamera, Faye yang tebar pesona mencoba menyapa Shone dan minta difoto oleh Shone. Nam yang tahu hal itu ikut-ikutan jadi objek foto Shone dengan mencoba berdiri lebih dekat dengan Faye. Shone yang memperhatikannya bertanya kenapa kulit Nam sudah tidak kuning lagi, Nam menjawabnya dengan tersenyum. Lalu selepas Shone pergi, Faye menyindir Nam tentang kecantikan. Nim menuduh Faye tengah menyinggung mereka dan akhirnya mereka saling dorong mendorong membuat kerusuhan di barisan. Guru Orn lalu mengusir mereka, namun ia berkata pada Faye dan Kwan untuk tetap dibarisan.
Saat dikantin, Pin teman akrab Shone melihat aneh pada Faye yang membeli segelas minuman lalu mencampurnya dengan kecap ikan. Pin mengawasi Faye dari jauh yang ternyata Faye ingin memberikan minuman itu pada Nam. Pin lalu segera menahan Nam agar tidak meminumnya dan menyuruh Faye untuk meminumnya terlebih dahulu. Lalu Pin memberi tahu Nam agar segera membuang minuman yang sudah dicampur kecap ikan. Pin memberitahu pada Shone dan teman-temannya yang lain betapa buruknya sifat Faye.
Saat Nam, Cheer, Gie dan Nim tengah merenungkan minuman pemberian Faye, Guru In datang untuk mendaftarkan mereka ke klubnya. Saat guru In melihat minuman pemberian Faye tadi, ia langsung meminumnya dan tiba-tiba ia merasa lain dengan rasa minuman tersebut-_-
Akhirnya, Nam, Cheer, Gie dan Nim menemui guru In. Mereka ingin mengatakan pada guru In jika mereka ingin ikut klub penari, tapi tiba-tiba Nam mengatakan ingin sekali mengikuti klub guru In karena dibelakang guru In ia melihat Shone dan teman-temannya sedang mengangkut barang-barang interior untuk pementasan.
Saat latihan, Guru In mempersembahkan pementasan drama kali ini ialah Snow White And The Seven Dwarfs*waktu nyebutin ini, guru In lebay banget-___-* karena pintar bahasa inggris, Nam terpilih menjadi Snow White dengan Koy sebagai pangerannya *gak cocok banget!!o_o* Setelah selesai latihan, Nam ingin mengambil barang-barangnya dibelakang pentas. Ia melihat Shone dengan kameranya tengah berada didekat tas miliknya dengan buku "9 Metode cinta untuk siswa". Nam segera mengambilnya dengan buru-buru ketika ia melihat sehelai kertas berisi nomor telepon Shone melayang didekat kakinya. Lalu ia menginjak kertas tersebut dan menyeret kakinya layaknya orang sakit. Shone heran melihatnya.
Kembali ke pentas, guru In memperkenalkan Pin sebagai pengatur pakaian dan make up pada semua pemain. Guru In menyuruh Pin untuk merias Nam terlebih dahulu. Setelah make up selesai, Nam mencoba gaun Snow White yang akan dia pakai nanti. Semua yang ada dipentas terpukau dengan penampilan Nam. Shone hanya memainkan kameranya ke sembarang arah. Pin bertanya pada Shone bagaimana keahlian make up-nya, Shone menjawab tampilan Nam sama saja, Snow White dengan kawat gigi. Nam sedikit kecewa mendengarnya. Pulang dari latihan, Nam lalu ke tempat dokter kawat gigi untuk melepas kawat giginya, namun tempat dokternya sudah tutup.
Tapi keesokan harinya, Nam sudah tidak memakai kawat gigi lagi. Pada saat latihan, Guru In mencoba untuk melatih kembali dramanya. Guru In berteriak dimana pangerannya? Salah satu teman Shone mengatakan dia sedang diare. Lalu guru In berteriak pada salah satu penata interior yang dekat jaraknya dengan Nam, yaitu Shone. Guru In menyuruhnya untuk menjadi pangeran sementara waktu. Di adegan ini, Guru In menyuruh Shone untuk mencium sang Snow White. Nam tidak menyangka jika yang menciumnya adalah Shone. Ia mencoba menutup mata, berharap ini bukan mimpi. Lalu ia membukanya, Shone masih ada dihadapannya. Kemudian Nam menutup matanya lagi, dan saat ia membuka matanya, Koy sudah kembali dan dalam posisi akan menciumnya dalam jarak dekat. Nam terkejut kemudian mencoba menghindar. Celakanya, ia hampir terjatuh dari pentas dan beruntungnya tangan Shone menarik Nam*disini adegannya agak lebay-.-* lalu Shone menangkap Nam dan berkata pada Nam jika Nam hampir saja jatuh dan mematahkan lehernya.
Malamnya, Nam mencoba untuk menelfon Shone dari nomor yang ia dapat kemarin. Saat telepon dijawab, Nam mencoba bertanya apakah dia bisa bicara dengan Shone dan ternyata yang menjawabnya adalah Shone. Nam sangat senang, ia meletakkan gagang teleponnya lalu berlari keluar rumah dan berteriak senang sekali. Namun saat dia kembali, telepon sudah ditutup oleh Shone. Nam kecewa *astaga, nam, nam x_x*
Di hari festival sekolah, seluruh murid menyaksikan penari-penari guru Orn diatas panggung dengan penonton yang sangat banyak termasuk guru Pon, guru olahraga yang ditaksir guru In. Sedangkan di klub guru In sendiri penontonnya bisa dihitung dengan jari termasuk pak tua Cleaning Service.
Saat mementaskan drama, Nam mencoba melihat dibangku penonton. Nam mencari Shone, namun Shone tidak ada. Ternyata Shone sedang berada di tempat dia pernah dicambuk bersama Ding. Disini dia tidak mengenakan baju *jangan mikir keras dulu!* bajunya sedang disetrika oleh guru yang pernah mencambuknya. Ternyata Shone akan mengikuti lomba foto.
Kembali ke pentas, Nam masih mementaskan drama. Namun ada seorang cowok sedang berdiri berpangku tangan tengah menyaksikan Nam menjadi Snow White. Ia tampak tersenyum lucu.
Setelah selesai pementasan drama, guru In berkata pada semua pemain untuk mentraktir mereka makan malam. Nam melihat ada sebuah apel yang digigit terletak diatas tasnya dengan sebuah catatan kecil. Nam mengira itu dari Shone, namun Nim menduga itu dari Koy karena saat itu Koy juga tengah memakan apel. Nam menjadi geli melihatnya. Malamnya, Nam marah pada kancing yang ia anggap Shone. Ia bertanya kenapa ia tidak datang melihat drama Nam, dan Nam berkata kalau Shone pasti melihat para penari. Nam lalu mencampakkan kancing tersebut, yang kemudian masuk ke tempat sampah. Nam mengambil lagi kancing tersebut dan berkata kau jahat.
Besoknya disekolah, saat Shone dan teman-temannya sedang berkumpulnya. Cowok yang kemarin melihat Nam mementaskan drama datang menghampiri Shone. Mereka saling berpelukan layaknya saudara. Shone memperkenalkan Top pada teman-temannya. Kemudian Shone mengajak Top ke kantin. Di kantin, Nam dirayu oleh anak-anak cowok karena penampilannya sebagai Snow White ditampilkan di TV. Top yang melihatnya juga berhenti dan bertanya pada Shone tentang Snow White yang ada di TV. Top juga berkata Snow White tersebut manis. Lalu ia bertanya pada Shone apakah dia memiliki pacar? Shone menjawab mungkin tidak, kemudian berkata lagi pada Top untuk jangan mendekatinya. Top bertanya kenapa? Shone menjawab, apakah Nam tidak terlalu muda. Top kembali berkata, bahkan dulu aku pernah meminta nomor telepon gadis kelas 5, Shone hanya terkaget melihatnya.
(Menuju Kenaikan kelas 3)
Shone tengah bermain sepakbola bersama Top dan teman-temannya. Top kemudian menyuruh Shone untuk melakukan tendangan penalti, lalu Shone marah kenapa setiap bermain dengan Top ia harus selalu mendapat tendangan penalti. Top hanya tertawa mendengarnya. Saat mereka sedang berjalan didepan anak-anak Marching Band, dua orang mayoret Marching Band meminta foto dengan Top. Tapi keduanya sedikit ribut tentang siapa yang akan memfotonya, Shone berinisiatif agar dia yang mengambil foto. Namun keduanya masih rebutan untuk foto dengan Top dan akhirnya mereka berkelahi melibatkan semua anggota Marching Band yang akhirnya keadaan menjadi rusuh. Guru In datang untuk menenangkan sedangkan Top dan Shone kemudian kabur.
Jreeng! Kini keadaan dua mayoret Marching Band terlihat parah. Yang satu dengan tangan diperban, dan yang satu lagi dengan muka bonyok beserta kaki dan leher diperban. Sedangkan guru In mengalami memar di wajahnya. Kepala Sekolah bertanya berapa hari lagi untuk kompetisi olahraga daerah. Guru In menjawab sekitar dua minggu lagi. Kepala sekolah bertanya, lalu siapa yang akan memimpin Marching Band sekolah mereka? Kepala Sekolah berkata jika begini, ia akan berkonsultasi dengan guru Orn. Mendengar nama guru Orn, ekspresi guru In langsung berubah. Lalu dari lapangan, ia melihat ada sebuah raket sedang melayang-layang. Guru In penasaran siapa yang melakukannya dan ternyata itu Nam. Guru In lalu berkata pada kepala Sekolah dia akan menyelesaikannya.
Saat istirahat, guru In menemui Nam yang sedang memakan bakso*disini Nam berubah cantik, kulitnya juga udah putih #minderakut* guru In merayu Nam dengan berkata Nam adalah orang sempurna dan terbaik yang pernah ia temui. Lalu Nam bertanya apa yang diinginkan guru In? Guru In menjawab dia ingin Nam menjadi pemimpin Marching Band untuk sekolah mereka. Nam kaget. Guru In berkata dia akan menjadi biarawati jika Nam menjadi pemimpin Marching Band. Akhirnya Nam menuruti gurunya ini. Ia berlatih dengan tongkat tersebut. Namun ia merasa tidak sanggup untuk melakukannya. Cheer, Gie dan Nim mencoba menyemangati Nam. Akhirnya Nam mencoba berlatih dan berlatih.
Ketika tengah berlatih saat jam istirahat, Kepala Sekolah dan guru In tengah berbicara di lapangan. Tongkat Marching Band melayang dan hampir mengenai keduanya. Nam lalu meminta maaf dan buru-buru mengambil tongkat tersebut. Kepala Sekolah bertanya, apakah dia yang akan menjadi pemimpin Marching Band? Guru In berkata kalau biasanya Nam bagus*tahu dari mana buk?-_-* lalu keduanya kembali teralih ketika melihat kepala tongkat tadi terjatuh. Kepala Sekolah berkata pada guru In untuk menggantikan Nam. Nam yang mendengar itu terlihat kecewa.
Di kantin Faye dan Kwan tengah bercerita tentang kepala Sekolah yang terkena tongkat. Mereka mengatakan kalau murid-murid guru In mengerikan dan memiliki profil rendah. Nam yang mendengarnya langsung emosi kemudian ia berkata ia akan membuktikan pada mereka bahwa murid-murid guru In tidak mengerikan seperti yang mereka bayangkan.
Siangnya, Nam kembali berlatih. Kali ini ia menggunakan sapu yang ia dapat dari petugas kebersihan. Malamnya, Shone tengah melakukan pertandingan sepak bola. Namun terjadi pelanggaran yang mengharuskan salah satu pemain dari team Shone melakukan tendangan penalti. Top akan melakukan tendangan penalti, namun ditahan oleh Shone. Shone akan melakukan tendangan penalti, semua penonton terkejut melihatnya. Lalu Shone melakukan tendangan penalti, namun mengenai tiang gawang. Shone benar-benar kecewa. Ia kemudian teringat oleh perkataan Ding tentang Ayahnya yang gagal melakukan tendangan penalti. Lalu Top tersenyum melihatnya, ia berkata kau boleh menendang lagi dan yang paling penting guru Pon belum meniup peluitnya. Lalu Shone melakukan tendangan penalti kembali, dan kali ini berhasil. Semenjak melihat Shone berhasil melakukan tendangan penaltinya, Nam jadi memiliki semangat untuk berlatih menjadi pemimpin Marching Band hingga akhirnya dia benar-benar berhasil. Nam akhirnya menjadi pemimpin Marching Band, ditengah kerumunan penonton, ada Top dan Shone yang tengah sibuk memotret Nam. Top berkata pada Shone, dia tidak akan pindah kemana pun.
Besoknya ketika hari valentine, Nam menerima banyak hadiah dari laki-laki, namun ia masih kurang puas karena ia belum menerima hadiah dari Shone. Dari depan kelas, Nim berteriak pada Nam kalau Shone datang. Nam buru-buru keluar kelas dan menemui Shone. Shone membawa bunga mawar lengkap dengan batang, daun dan akarnya sayangnya Shone bilang kalau mawar itu dari temannya. Nam kembali kecewa.
Malamnya, ketika Nam akan belajar, dia masih menatap mawar pemberian Shone kemudian ia meletakkan mawarnya dibawah meja belajar. Dia mengambil tas dan mengeluarkan beberapa buku, namun ada satu kertas yang terjatuh berisi pesan datanglah ke depan lantai tiga jam 4 sore.
Esoknya, Nam langsung naik ke lantai tiga. Ia penasaran siapa pengirim surat misterius itu. Nam melihat Shone menaiki tangga dan hampir tiba ke arahnya ketika Top datang secara tiba-tiba dan berkata aku yakin kau pasti datang. Nam terkejut dan bertanya apakah surat yang dia terima itu dari Top, Top mengiyakan. Lalu Nam bertanya apa ada sesuatu yang ingin ditanyakannya? Top bertanya apakah Nam ingin menjadi pacarnya? Lalu Nam mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan ada apa Shone disini? Shone lalu menjawab, hanya ingin bertanya kenapa Nam ada disini dan kini ia tahu alasannya kemudian Shone turun tangga. Top berkata, jika Nam tidak menjawab itu berarti ia anggap jawabannya Ya.
Malamnya, Nam ke rumah Cheer. Nam menceritakan bahwa Top menembaknya, ketiganya kaget. Lalu Nam bertanya apa yang harus dilakukannya? Cheer berkata Nam harus menunggu dan melihat. Top adalah sahabat Shone, jika Nam melakukan sesuatu tanpa pertimbangan maka akan membuat Shone marah.
Besoknya, Nam tengah berjalan-jalan sambil membawa buku kecil yang dibawanya. Top yang membawa motor menanyai apakah Nam bebas hari ini? Nam berbohong dengan berkata tidak bisa. Lalu Top berkata kalau Shone akan bermain sebagai pemain inti untuk pertama kali. Nam mengangguk mengiyakan. Pertandingan berjalan lancar hingga akhirnya Shone mencetak gol.
Hari selanjutnya, Nam, Shone dan Top pergi jalan-jalan ke danau. Hari itu Cheer berulang tahun, kemudian Nim menelepon Nam menanyakan dia ada dimana? Nam menjawab jika hari itu ia akan datang sedikit terlambat, Nam berkata jika ia sedang ke danau bersama Shone dan teman-temannya. Di danau, Nam memperhatikan Shone yang asyik memotret pemandangan. Top datang membawa cumi-cumi panggang yang ia masak sendiri. Nam pergi ke jembatan sambil membawa cumi-cumi pemberian Top, lalu ia bertemu Shone. Nam menawarkan cumi-cumi tadi pada Shone, kemudian Shone bertanya apakah Nam pernah mendengar kisah tentang cumi-cumi? Nam menjawab belum. Kemudian Shone menceritakannya, dua ekor cumi-cumi yang saling jatuh cinta dan selalu berpegangan tangan. Nam bertanya apakah Shone pernah memegang tangan seseorang? Shone berkata kalau dia pernah memegang tangan seorang gadis yang hampir terjatuh dari panggung (Nam) kemudian Top datang dan memakan cumi-cumi tersebut. Nam dan Shone sama-sama berteriak Tidak! Lalu saat akan kembali, kaki Nam terkilir. Top lalu menggendong Nam sedangkan tas Nam dibawa oleh Shone. Nam cukup senang karena hari itu Shone membawakan tasnya.
Besoknya, Cheer, Gie dan Nim sedang mengerjakan PR. Nam datang mengajak mereka mengerjakan PR dirumahnya namun Cheer berkata kenapa tidak membawa Shone dan teman-temannya saja? Kemudian ketiganya pergi meninggalkan Nam.
Di kolam renang, Nam sedang duduk merenung. Shone datang dan bertanya dimana Top? Nam menjawab dia sedang mencari buku mengerjakan proyek untuk kelas 3. Kemudian Shone menceritakan tentang kelahirannya yang membawa sial. Hari Shone lahir adalah hari dimana Ayahnya gagal menendang penalti untuk provinsi mereka. Nam bertanya apakah Shone baik-baik saja? Shone menjawab dia baik-baik saja, dia sudah terbiasa diejek seperti itu. Kemudian dia berkata, untuk saat ini dia membutuhkan seseorang kemudian Nam memandangnya.
Malamnya ketika Nam berkumpul bersama teman-teman Shone, Top dan Shone menceritakan tentang bagaimana mereka menyukai gadis yang sama saat SD dan sejak saat itu mereka berjanji satu sama lain untuk tidak menyukai gadis yang sama. Lalu Top dan Shone melakukan tarian penduduk, kemudian Top mencium Nam. Sepulangnya dari acara tersebut, Nam berkata pada Top untuk jangan menjemputnya lagi.
Disekolah, Nam berusaha meminta maaf dan Cheer, Gie dan Nim atas sikapnya. Lalu Nam menyanyikan lagu saat mereka melakukan opera sabun. Dan akhirnya, mereka kembali baikan.
Saat sedang membersihkan rumah, Cheer, Gie dan Nim datang ke rumah memberi tahu Nam kalau dia mendapat peringkat satu. Nam berteriak senang, Ibunya berkata Nam juga dapat bertemu dengan Ayahnya. Nam berteriak senang sekali lagi. Cheer bertanya apakah Shone tahu tentang putusnya dia dan Top, Nam menggeleng. Cheer berkata, jangan sedih karena mereka masih mendukung Nam.
Hari kelulusan tiba, Nam sudah mempersiapkan hadiah yang akan dia berikan pada Shone yaitu sebatang mawar putih yang digantungi kancing. Shone masuk ke area kolam renang, Cheer mengintip dan berkata inilah kesempatan Nam. Di kolam renang, Shone memotret kedatangan Nam. Kemudian Nam menjelaskan apa yang telah membuat dia berubah selama 3 tahun ini hanya untuk Shone, dan dia juga menyatakan cintanya pada Shone. Namun tulisan dibaju Shone membuat Nam bertanya. Pin dan Shone? Sejak kapan? Shone menjawab baru seminggu. Nam terkaget, lalu dengan wajah tertawa namun mengeluarkan air mata mengatakan jika mereka berdua cocok sekali. Saking gugupnya, Nam sampai tercebur ke kolam renang.
Saat pulang, Shone bertemu manager Bangkok Glass di rumahnya dan menemukan kotak es krim yang masih tersimpan yang diberikan oleh Nam, Shone teringat pada Nam lalu membuka album khusus foto yang berisi foto-foto Nam, yang ternyata hal yang dipikirkan Nam sangat berbeda dengan aslinya, seperti, Shone mengatakan saat drama, Nam terlihat sama saja yang berarti "sama saja, selalu cantik" dan Shone sangat senang sekali ketika memegang tangan Nam, lalu sebuah apel yang digigitnya sedikit (ternyata bukan Koy yang mengigit) dan bunga yang Shone tanam sendiri dari mulai masih biji menjadi bunga yang lebat, dan akhirnya dia mengatakan bunga tersebut merupakan dari temannya, karena dia merasa gugup, lalu saat Top menyatakan cintanya pada Nam, Shone pergi menuruni tangga dan putus asa, saat Nam menjadi mayoret, Shone rela berlari-lari untuk mengambil gambar Nam, lalu saat kaki Nam terkilir, Shone sangat ingin menggendong Nam, dan saat Top mencium Nam, Shone patah hati. Dan menaruh album foto tersebut didepan rumah Nam, karena keesokan hari Shone harus pergi ke Bangkok.
9 tahun kemudian, Nam menjadi designer terkenal di New York dan ia diundang oleh salah satu talk show, dalam talk show tersebut, Nam dipertemukan kembali oleh Shone yang telah berhasil dalam Bangkok Glass dan menjadi fotografer, Shone berkata bahwa kancing yang diberikan oleh Nam bukan miliknya, melainkan milik Ping, dan Nam bertanya apakah Shone sudah menikah, Shone menjawab dia sedang menunggu seseorang yang yang datang dari USA (Nam)

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang