— Cafe kecil dipinggir kota, sekitar pukul 10 pagi —
"Pagi Mia" sapa nyonya pemilik cafe
"Pagi Nyonya Issa," balas Mia menyapa Nyonya Isa dengan sedikit tersenyum
"Kamu ingin memesan apa?" Tanya Nyonya Issa
"Seperti biasa, secangkir teh hangat dan sepiring roti isi" jawab Mia
"Baiklah pesananmu akan segera datang 15 menit lagi"
Mia hanya menanggapinya dengan tersenyum, selepas kepergian Nyonya Issa ke dapurnya, Mia mengeluarkan komputer jinjingnya. Ia membuka file berisi cerita yang ia tulis selama 6 bulan ini. Cerita itu belum selesai ia tulis. Perlu kalian tahu, Mia adalah gadis 18 tahun yang suka menulis cerita, ia sudah mulai menulis menggunakan komputer jinjingnya sejak usianya 14 tahun saat bibinya membelikannya alat elektronik itu sebagai hadiah ulang tahun. Tetapi sebelum itu ia menuangkan idenya dibuku catatan kecil miliknya.
Cerita yang ia tulis bercerita tentang seorang gadis yang sampai sekarang masih belum dapat ia pastikan namanya siapa, karena ia bingung memikirkan nama yang tepat untuk gadis itu dan seekor anjing yang ia beri nama Tobby. Gadis itu tinggal dirumah bibinya, sama seperti Mia. Entah apa yang membuat Mia berpikir untuk membuat gadis ini sedikit mirip dengannya, berambut pendek seleher, bermata coklat terang, dan berpipi merah merona. Hanya saja Mia tidak mempunyai anjing dikehidupan nyatanya.
Sudah sekitar 15 menit Mia hanya melamun memikirkan kelanjutan dari ceritanya ini. Masih sama, tokoh utama yang tanpa nama dan cerita yang tanpa judul. Tulisan terakhir dari cerita itu adalah gadis itu dan Tobby melakukan segala hal dalam bucket list milik gadis itu. Buntu, otak Mia buntu dan tidak dapat memikirkan kelanjutannya.
"Ini teh hangat dan roti isinya, maaf menunggu lama"
Suara itu menyadarkan Mia dari lamunannya, suara Nyonya Issa."Ah! Maaf, pukul berapa sekarang?" Tanya Mia kepada Nyonya Issa
"Sekarang pukul 10.20, ada apa Mia?" Jawab dan tanya Nyonya Issa
"Aku harus menjemput bibiku disekolah tempatnya mengajar. Hari ini ia hanya punya satu jam pelajaran" jelas Mia
"Lalu, bagaimana dengan teh dan roti isinya?" Tanya Nyonya Issa
"Maaf sekali Nyonya Issa, aku tidak dapat menyantapnya, tapi aku akan membayarnya, berapa harganya?" Kata Mia terburu-buru memasukkan komputer jinjingnya kedalam tas
"Semuanya Rp. 15.000,-"
"Baiklah ini uangnya, simpan saja kembaliannya. Aku pergi dulu ya" Kata Mia sembari mengeluarkan dua lembar uang 10 ribu
"Terima kasih Mia, hati-hati dijalan" Pesan Nyonya Issa sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah Mia, namun Mia hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh pertanda ia mendengarkan pesan Nyonya Issa
———
'Aku harus menjemput bibi disekolah tempatnya bekerja, sekarang pukul 10.25 sedangkan bibi pulang pukul 11.00, perjalan kesekolah itu memakan waktu 40 menit. Apa lebih baik aku menaiki taksi? Karena tidak akan sempat jika harus berjalan kaki.' Pikir Mia panjang lebarMia menunggu sekitar 10 menit namun tidak ada satupun taksi tidak berpenumpang yang lewat.
'Akan sangat telat jika harus menunggu terus, apa lebih baik aku berjalan kaki saja?' Pikir Mia lagi, namun tiba-tiba ponsel di kantongnya bergetar
Mia mengangkatnya tanpa melihat nama yang tertera dilayar
KAMU SEDANG MEMBACA
Mia dan Tobby
General FictionMia suka menulis, bila ditumpuk, cerita karangannya sudah setinggi seorang bocah berumur 3 tahun. Namun ada satu cerita yang sangat ia sukai, cerita yang membuatnya hidup. Ia tidak pernah menyangka bahwa ceritanya adalah penentu kehidupannya.