Part 1

413 39 11
                                    

Dedicated to: WHI-25

Aroma kopi dan coklat bersatu menyambut datangnya seorang gadis berambut agak kecoklatan dan bermata bulat saat memasuki sebuah cafe. Sungguh, hari ini ia sangat merindukan suasana dari cafe ini setelah sibuk mengikuti ujian praktik di kampusnya.

Kedatangannya disambut baik oleh para waiters dan waitress. Waiters dan waitress disini sudah sangat mengenal gadis ini. Terlebih pula salah seorang waitress yang selalu menemaninya bercerita atau sekedar ketawa-ketiwi. Sifatnya yang ramah dan humoris membuat waitres itu nyaman dengannya.

"Mika! Lo kemana aja? Cih, jarang banget nongol. Sombong," ucap salah satu waiter laki-laki yang jauh lebih tinggi dari gadis itu.  Mendengar sebuah nama "Mika" disebut, salah satu waitres perempuan berlari keluar dari meja kasir.

"Mika! Gue kangen banget sama lo. Kangen nonton drama korea bareng lagi." Waitres perempuan itu berlari menuju Mika dan langsung memeluknya.

"Apaan sih, Ke. Lebay banget. Biasanya juga kalo ketemu gue lo marah-marah mulu sama gue." Mika melepaskan pelukan kerinduannya.

Jujur Mika pun sama. Dia merindukan cafe ini, waiters dan waitress di cafe ini, apalagi sahabatnya ini, Yuke.

"Duduk, ah." Mika duduk di tempat biasa ia duduk. Tepat di samping kanan jendela besar. Dimana kita bisa melihat langsung keadaan di luar cafe, orang-orang yang sibuk memainkan handphone, orang-orang yang sibuk mengobrol dengan pasangannya atau keluarganya, orang-orang yang hanya sekedar untuk berlalu-lalang.

"Mau pesen apa?" tanyanya. Sebenarnya, tidak ditanyapun Yuke pasti tahu apa yang akan Mika pesan. Tapi untuk memastikannya, ia bertanya lagi.

"Biasa, red velvet cake sama coklat panas. " Yuke mengangguk, "Inget, jangan terlalu panas!" suruh Mika. Yuke langsung menghormat layaknya tentara, lalu berjalan menuju meja kasir untuk memesan pesanan Mika, sahabatnya.

10 menit menunggu, akhirnya pesanan Mika datang. "Nih," ucap Yuke sambil menyodorkan pesanan Mika. "Gue kasih bonus puding mini. Lemon. Kesukaan lo."

"Gomawo," kata Mika sambil menambilkan senyum tiga jarinya, "Ke," ucap Mika memanggil. Yuke melirik dan mengangkat alisnya, "Rencana lo berhasil," lanjut Mika.

Yuke membelakkan matanya, tak percaya. "Serius? Demi apa?" teriak Yuke kesenengan.

"Demi gue pacaran sama bang Jong Ki," canda Mika.

"Ngarep banget. Serius, Mik." Yuke memaksa, penasaran.

"Yep, i'm so serious," ucap Mika dengan mantapnya.

"Yeay, lo mesti syukuran, Mik." Yuke berseru riang sambil berjingkrak-jingkrak girang.

"Gak kayak gitu juga kali. Lebay bange, Ke. Cuma berhasil dapetin nomor telepon dia aja masa harus ngadain syukuran?" ujar Mika sambil ketawa. Mika terlihat cantik jika ia sedang tertawa lepas. Terlihat sangat natural dan polos seperti anak kecil yang tertawa jika sedang menonton film Mr. Bean. Tidak dibuat-buat. Yuke hanya menyengir sambil mengangkat jari telunjung dan tengahnya melihat reaksi temannya itu.

Mika berharap ia akan menjadi lebih dekat dengan pria itu, pria yang ia temui di salah satu konser band terkenal di ibu kota. Tapi sepertinya Mika tidak berani mendekatinya. Kalian tahu kenapa? Yep, dia telah melakukan sesuatu hal yang.. mungkin menurutnya konyol. Ia terjatuh ke dalam gorong-gorong karena tersenggol oleh penonton lainnya yang sedang asik menari-nari. Jelas lah dia akan jatuh, badannya yang kecil dan tempatnya yang berada di paling pinggir sangat mendukung Mika tersenggol-senggol dan akhirnya terjatuh.

Dan yang paling bikin Mika nervous adalah ... yang nolong dia adalah cowok itu. Cowok yang pertama kali Mika taksir. Muka Mika seketika memerah. Kelakuannya tak karuan.

"Jadi, lo udah coba telpon dia?" tanya Yuke.

"Gak berani." Jangankan menelpon, mengirim pesan saja mungkin Mika tidak berani.

"Cobalah, Mik. Satu kali," ucap Yuke.

"Gak tau, deh. Gimana nanti. Gue pulang dulu. Satu jam lagi gue mesti ke kampus," ucap Mika kecewa. "Tugas, oh tugas.." Mika mengeluh.

"Bye, Mik." Yuke melambaikan tangannya kepada Mika.

"Bye," sahutnya balik.

Mika keluar dari cafe itu bersamaan dengan bunyi lonceng yang berada pintu cafe bagian atas. Ia langsung menuju ke kampusnya. Meskipun masih 1 jam lagi kelas Mika dimulai, ia harus cepat - cepat ke kampus untuk mnyetorkan tugasnya yang sebenarnya sudah telat 2 hari yang lalu.

Sekitar 3 jam Mika mengikuti kelas, pikirannya nyaris kosong. Dia tidak mendengarkan apa yang dibicarakan oleh dosennya. Entahlah, Mika masih sungkan apakah ia harus menelponnya atau hanya sekedar mengirim pesan singkat.

Sudahlah, meskipun masih ada 2 jam  pelajaran lagi, ia memutuskan untuk membolos. Percuma saja jika ia mengikuti pelajaran tetapi tidak mendengarkannya.

Akhirnya, ia pergi ke taman kesukaan Mika. Dimana ada para pohon yang besar dan lebat yang membuat taman itu tidak panas meskipun pada saat siang bolong. Taman itu benar-benar kaya akan oksigen, membuat Mika sesekali menguap.

Mika menarik nafas dalam - dalam. Mencoba menyegarkan tubuh, membersihkan pikiran sampai ia tiba-tiba terfokus kepada seorang laki-laki yang sedang bersama seorang perempuan tinggi yang sedang bergandengan tangan. 'Apakah dia pria yang waktu itu? Tapi siapa perempuan yang sedang bersamannya?'

Mika berlari kencang menuju jembatan yang kira-kira panjangnya sekitar 500 meter lebih. Disana ia berpikir keras tentang apa yang tadi ia lihat. Ia masih tidak percaya. Bagaimana bisa?

Akhirnya, Mika pasrah. Merelakan yang dulu ia impi - impikan pergi bersama yang lain. 'lagian cinta juga kan gak harus memiliki' ucapnya dalam hati, mencoba menguatkan dirinya sendiri.

.....

gomawo: terimakasih (bahasa korea).
Jong ki: salah satu artis terkenal di korea.

A/N: Kyaa.. cerita baru nih. Cerita ini aku buat untuk menuhin eventnya WHI-25. Event bikin story pertama yang aku lakuin. Makasih  NayaSavadha yang udah bikinin covernya..

Jangan lupa juga ya tinggalkan jejak comment dan vote ya.. kalau kalian suka boleh juga lho rekomendasiin ceritaku ke temen - temen kalian..

Makasii

PercayalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang