A Mysterious Girl

SATU

Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang aman, damai, tenang, bagai air yang mengalir tanpa ada sampah atau dedaunan maupun ranting yg menyertainya. Begitu juga dengan seorang anak lelaki yang memiliki apapun yang ia inginkan. Ya, Aidil Putro Wijoyo. Seorang bocah dengan segudang prestasi dan bakat yang mendadak terhenti karena sebuah tragedi. Tragedi yang membuatnya menjadi buta akan kasih dan sayang. Tragedi yang membuat seorang Aidil benar benar harus merasakan pahitnya kehidupan tanpa ibu. Tanpa belaian seorang malaikat yang diciptakan untuknya. Dan tanpa pengawasan dari ksatria tak berkuda yang akan menjadi pelindungnya.

Flashback on

"Mama sama papa berangkat dulu ya nak. Jaga rumah baik baik. Kalau Aidil butuh sesuatu, minta sama bi sumi aja, kalo nggak sama mang ujang. Jadi anak baik ya sayang" Wanita itu mengelus kepala seorang bocah yang kira kira masih berumur 11 tahun. Bocah yang menjadi kebanggaan keluarga Wijoyo.

"Ma, Aidil gak mau ditinggal, ma.. Aidil mau ikut sama mama sama papa." Bocah yang masih belum diperbolehkan mengetahui dunia bisnis itu terus menerus merengek kepada orangtua nya.

"Papa sama mama bentaran doang, kok. Papa janji deh beliin Aidil mobil yang jalannya bisa belok ke atas itu. Aidil maukan??" Entah bagaimana, setelah mendengar papa nya akan membelikannya mobil mobilan yang baru keluar itu, Aidil langsung masuk ke dalam rumah sambil bersenandung ria. Lagu Anak anak yang begitu dihafal oleh hampir semua golongan.
"Bi,, nanti makan malamnya nasi goreng aja ya. Aidil mau keatas dulu" Wanita yang ia panggil Bi Sumi itu adalah pembantu yang sudah benar benar dikenal oleh keluarga Wijoyo. Setelah mendapat anggukan dari wanita yang sudah berkepala lima itu, Aidil langsung berlari dan menaiki anak tangga.