Dua hari sebelum pernikahan Arya, ibu memberikan sepucuk surat yang belum sempat aku berikan kepada Arya. Ibu tidak bermaksud untuk mengacaukan pernikahan Arya tetapi Ibu tidak ingin jika memang perasaanku tidak pernah Arya ketahui, memang sudah terlambat tetapi setidaknya dia tahu bahwa aku mencintainya.
"Nak Arya.. maaf jika Ibu mengganggu waktu sibukmu untuk menyiapakan pernikahanmu, tapi Ibu kesini hanya ingin memberikan surat ini dari Bunga. Dua hari sebelum Bunga meninggal dia ingin berniat memberikannya padamu tetapi ketika Bunga akan memberikannya Nak Arya malah memberikan Bunga terlebih dahulu undangan pernikahan Nak Arya, maka dari itu Bunga tidak memberikannya kepada Nak Arya."
Arya tiba-tiba meneteskan air mata mendengar apa yang telah Ibu katakana.
"Ibu.. kenapa Bunga waktu itu tidak memberitahu ku jika dia akan memberikanku surat ini? Semua ini memang salahku, aku sangat menyesali diriku Bu.. aku adalah laki-laki yang tidak berguna bahkan aku tidak bisa berbuat apa-apa dari semua perjodohan ini."
Ibu terkejut. "Apa yang Nak Arya katakana barusan? Maksudnya kenapa semua ini hanya sebuah perjodohan?"
"Iya memang benar Bu semua ini hanya sebuah perjodohan. Bahkan aku sama sekali tidak mencintai calon istriku, aku hanya tidak berani melawan mamah dan papah. Aku adalah seorang pengecuuuut Buu, aku tidak mampu mengejar cintaku dan kini dia telah pergi untuk selamanya. Entahlah mungkin ini sudah terlanjur."
"Sudah Nak Arya jangan terus menyalahkan diri seperti itu, tidak ada gunanya menyesali semuanya. Ibu doakan semoga Nak Arya bahagia dengan calon istri yang akan Nak Arya pinang esok lusa, maaf Ibu tidak bisa berlama-lama disini karena masih banyak urusan yang harus Ibu selesaikan."
"Baiklah Bu.. terimakasih."
Perlahan Arya membuka suratnya, surat yang telah lapuk karena sudah bertahun-tahun lamanya.
Assalamualaikum. wr. wb
Kepada Mohamad Arya
Temanku
26 November 2003
Arya.. Maaf sebelumnya jika aku mengganggu waktumu karena suratku ini. Sebenarnya aku ingin bilang sesuatu kepadamu tentang apa yang aku rasakan selama ini. Arya, jujur aku sebelumnya tidak pernah merasakan sebuah rasa getaran didalam hatiku kepada laki-laki, tapi sejak kamu datang dalam hidupku aku bisa merasakannya. Mungkin kamu tidak pernah bisa merasakan apa yang sedang aku rasakn saat ini. Seringkali aku merasakan rindu dan kehawatiran kepadamu, jika kamu tidak ada disampingku aku merasa bahwa aku ingin tetap bersamamu. Aku tidak tahu tentang semua ini dan aku juga tidak berani menyebut ini adalah sebuah cinta, karena aku belum tahu pasti apa itu cinta. Mungkin aku akan terus menyimpan surat ini darimu, jika suatu hari nanti aku telah berani memberikan surat ini padamu pasti akan segera aku berikan.
Arya.. aku menyayangimu, aku merindukanmu, aku menghawatirkanmu daan aku juga mencintaimu. Bisakah kamu mengerti tentang perasaanku?
Wassalam
Bunga
"Bunga.. kini aku sudah tahu apa isi hatimu. Jika dari dulu kamu memiliki rasa itu aku juga sama denganmu. Kita sama-sama memendam rasa satu sama lain, dengan kebodohanku yang tak pernah berani memngungkapkan perasaanku kini kamu pergi meninggalkanku. Maafkan aku Bung, mungkin kamu sangat kecewa kepadaku. Bisakah aku menebus semua kebodohanku ya Tuhan? Jika memang aku masih diberikan kesempatan, pertemukanlah kembali aku dengan Bunga di suatu hari nanti. Bunga.. aku janji akan selalu menumbuhkan rasa cintaku pada istriku walaupun memang aku tidak bisa mengganti posisimu dalam hatiku. Aku yakin kebahagiaan akan kita rasakan di esok hari yang akan datang. Tunggulah aku Bunga di atas sana, kita akan bertemu dan melepasa rindu di anatara aku dan kamu."
-TAMAT-
Terimakasih sudah membaca. Harap voting nya yaaa. Kasih sarannya juga. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Mati "Ingin Ku Katakan"
Roman d'amourMengenalmu adalah hal yang tak pernah aku kira sebelumnya. Berteman denganmu adalah suatu kebahagiaan bagiku. Setiap waktu kita selalu menjalani waktu bersama-sama, hadirnya dirimu dalam hidupku juga membawa cinta yang tak pernah kurencanakan. Karen...