"Euphy, hei Euphy!" Seru Beth tepat di telinga Euphy. Bel pulang telah berbunyi lama tapi mereka masih tinggal
"Hah? Apa?"
Beth menghela napas. "Kau tidak mendengarkanku sama sekali ya?"
"Maaf, lagi banyak pikiran." Sahut Euphy.
"Ada apa?" Beth melembut.
"Bukan masalah besar kok. Daripada itu, tadi apa yang kau bicarakan?" Balas Euphy ingin mengalihkan pembicaraan.
"Ah, soal weekend nanti. Aku ingin mengajakmu double date." Ujar Beth.
Euphy mengerjap. Double date? Jangan-jangan Beth sudah tahu tentang aku dan Nova?
"Aku tahu kau belum punya pacar, tapi ikutlah. Hans juga ingin kamu datang." Lanjut Beth.
"Lalu kalau kalian berdua, aku dengan siapa?" Balas Euphy.
Tiba-tiba lehernya terasa berat dan ia hampir terjungkal ke depan. "Hai!" Suara ceria yang didengarnya setiap hari.
"Ah, pas! Nova, ikut double date yuk! Kamu jadi pasangan Euphy." Ajak Beth senang. Ia yakin Nova takkan menolak.
"Euphy bilang apa?"
"Dia lagi cari pasangan." Balas Beth. "Kau bisa kan?"
Nova menatap Euphy yang terdiam dengan heran. "Ya aku tak masalah."
"Kalau begitu jadi ya! Jam 11 di depan Kreta Department Store." Setelah melemparkan senyum sekali lagi, ia keluar kelas.
Euphy menyadari Nova menatapnya. "Apa?"
"Kau belum cerita soal kita?" Tanya Nova langsung.
Soal kita. Kata-kata itu langsung membuat Euphy memerah. "Eh, ya, memang belum. Tidak bisa menemukan waktu yang tepat."
Nova mengangguk mengerti, lalu tanpa diduga ia mengulurkan tangannya. "Ayo pulang."
Euphy mengambil tangan itu. Hatinya gembira bukan main walau mereka sudah sering bergandengan. Entah kenapa, hanya dengan bersentuhan, atau bahkan hanya bersama Nova sudah membuat Euphy berada di langit ketujuh. Begitu hangat, seolah-olah semua kekhawatiran, beban hidupnya hilang. Berlebihan memang, tapi itu kenyataan. Pikir Euphy.
"Em, Nova." Ujarnya. "Kamu sibuk?"
"Apapun untukmu, sayang." Balas Nova tersenyum usil.
"Gombal. Aku serius." Tukas Euphy.
"Kalau begitu aku dua rius." Nova tertawa. "Ada apa?"
"Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu." Sahut Euphy.
"Tyler di rumah?" Tanya Nova. Itu hal terpenting yang harus ia tahu sebelum berkunjung ke rumah Euphy.
"Tidak, nanti malam baru pulang." Balas Euphy. "Tenang, aku tahu kapan bisa mengajak cowok ke rumah."
* * *
"Jadi kapan kau mau memberitahu ko Tyler?" Ujar Euphy sementara kepalanya celingukan dalam kulkas mencari sesuatu untuk dimakan. "Oh, kau mau apa? Ambil saja di kulkas atau di meja."
"Tiba-tiba aku jadi bebas begini di rumahmu?" Sahut Nova heran.
"Anggap saja rumah sendiri. Kalau sudah, ikut aku." Balas Euphy sambil lalu. Tangannya menyambar sebotol cola dan kakinya berderap ke ruang piano.
Tak lama alunan lagu mengalir dari piano itu, mengejutkan Nova hingga ia hampir menjatuhkan kaleng kue yang dipegangnya.
"Eu..." Hendak menyapa namun suaranya seolah tertahan setelah melihat Euphy dengan serius bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hearts' Resonance
Fiksi RemajaBagai bumi dan langit, seperti Kutub Utara dan Selatan, laksana Merkurius dan Neptunus. Begitulah hubungan Euphonia dan Valent. Hanya karena Valent meminta Euphonia bermain piano dalam pentas kelas, gadis itu jadi membencinya dan bahkan untuk menyeb...