Chapter 4 - The Bullies

30 3 0
                                    

Image: Titian Damara.

Cekidot ~

.

.

"NATAAA..." Teriak Titian ketika Nata baru saja memasuki kelas menuju tempat duduknya yang paling belakang.

"Lo kemana tadi hah? Main tinggalin gua aja! Huaaaa." Lanjutnya.

"Aduh lo bisa diem gak sih? Gua pusing ngedenger suara lo Ian."

"Hehehe sorry Nat, abis gua kesel lo tiba-tiba ngilang gitu aja kan jadi buat gua khawatir!"

"Gak usah lebay deh Ian. Tadi kan juga ada Billy yang nemenin lo.

"Iya, tapi kan..."

"Aduh Ian, lo bisa diem gak sih?!" Potong Nata yang sudah mulai stres dengan omongan Titian.

"Ck, fine!"

Melihat Titian yang sudah mulai diam, Nata pun lebih memilih menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya yang dilipat diatas meja.

Beberapa menit berlangsung pelajaran pun dimulai dengan Nata yang masih tertidur tidak terlalu dipedulikan oleh Pak Anton seakan hal itu sudah biasa, menegur Nata hanya akan mempermalukan diri Pak Anton sendiri karna meski Nata tertidur seperti itu bukan berarti dia tak mengerti apa yang diajarkan guru-gurunya. Justru sebaliknya dia malah lebih dulu menguasai pelajaran sebelum guru-guru lain menjelaskan.

Tok.. tok.. tok...

"Permisi Pak." Muncul seorang murid perempuan dari balik pintu.

"Oh iya, silakan masuk."

Murid tadi langsung masuk bersama beberapa anak lain dibelakangnya sekitar tujuh orang dengan rompi bertuliskan OSIS di bet bagian depan rompi itu.

"Maaf mengganggu waktu mengajarnya Pak, kami dari OSIS sudah memiliki izin untuk melakukan razia hari ini disetiap kelas 2." Ucap Reyza yang tadinya bersembunyi di kerumunan anak OSIS yang lain.

"Oh jadwalnya razia ya sekarang. Baik, harap semuanya maju kedepan kelas!" Seru Pak Anton. Semua anak-anak pun bangkit dari duduknya dan maju kedepan satu persatu.

"Nat.. Woi Nat!" Seru Titian sambil menyenggol pinggang Nata yang masih asik dengan dunianya.

Nata pun masih diam tak bergeming.

"Nata astaga, bangun woi!" Teriak Titian di kuping Nata dengan nada yang pelan.

"Ehem!" Suara yang Titian kenal ada dibelakangnya.

"Biar gua aja yang bangunin dia Ian. Lo harap kedepan sana!" Perintah Reyza dengan tangan dilipat didadanya.

Titian yang sebenarnya enggan untuk meninggalkan Nata begitu saja, takut-takut Reyza bakalan bertindak yang engga-engga terhadap kawannya ini.

BRAK!!!

Titian yang baru setengah jalan kedepan begitu mendengar suara bantingan yang keras, begitu pun anak-anak yang lain yang sibuk memeriksa langsung membalikan badannya dan terkejut melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Reyza.

"BANGSAT!!" Teriak Nata kaget yang langsung bangun dari tidurnya.

"Nyenyak tidurnya tuan putri?" Ujar Reyza seraya tersenyum mengejek.

Ya, Reyza baru saja membangunkan Nata dengan mengambil kursi disampingnya dan dilemparkan kearah samping tempat duduk Nata.

"LO GILA HAH?! KALO TUH KURSI KENA GUE GIMANA!" Protes Nata langsung berdiri menghadap Reyza dengan wajah menantang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PHOBIA LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang