Mobil Arland telah berada di depan gerbang rumah Fasyah.Arland membuka pintu mobil untuk Fasyah.
"Ok bye Syah"
"Makasih land,makasih juga buat hari ini"
"Gak usah terima kasih kali Syah,itu udah kewajiban gue buat ngehibur lo"
Fasyah hanya membalas kalimat tersebut dengan senyuman.
"Lo janji gak bakalan sedih lagi yah,jangan nangis lagi"
"Haha okdehh,gue janji gak bakalan nangis lagi-mungkin-"
"Lah kok mungkin sih?lo gak yakin sama kemampuan lo? Lo kuat kali Syah,jangan nangis lagi yah"
"Haha iyadeh,ok gue masuk dulu yah,lo juga masuk dulu yuk!"
"Ah,gak usah Syah,gue udah mau balik,udah malam banget soalnya"
"Okk hati-hati yah"
"Ok Syah gue balik dulu yah,hati-hati lo" sambil mengusap pucuk kepala Fasyah.
"Ok land"
Arland melajukan mobilnya dan meninggalkan rumah Fasyah.Fasyah berjalan menuju rumahnya yang sangat mencekam,suasana dingin yang terpancar dari luar rumah sudah sangat menyeramkan.
"Dari mana kamu?" tanya mama Fasyah -Fharizah-
"Jalan"
"Kenapa kamu selalu bersikap dingin seperti ini?"
"Karena saya menyukai sikap ini"
"Kamu selalu saja berperilaku seperti itu,kamu selalu pulang malam,dan kamu melupakan kewajiban kamu sebagai anak dan juga pelajar"
"Apa peduli anda? Bukankah selama ini anda juga telah melupakan kewajiban anda sebagai orang tua tunggal dan juga ibu saya?"
"Saya sudah menghidupi kamu dan kamu berkata saya telah melupakan kamu?"
"Benarkah? Bukankan seorang ibu memberikan rasa sayang terhadap anaknya bukan hanya sebuah materi tetapi harus memberi ketenangan batin juga?"
"Tolong jaga cara bicaramu,tidakkah kamu mengerti bahwa kamu sedang berbicara dengan siapa? Ini saya ibumu!"
"Ibu? Hal apa yang menunjukkan bahwa anda adalah ibu saya?"
"Saya yang melahirkan kamu! Saya juga yang membesarkan dan membiayai kebutuhan kamu selama ini! Kamu hidup berkecukupan karena saya,tetapi apa yang kamu lakukan? Menyalahkan saya?"
"Benarkah yang anda katakan? Untuk apa semua harta ini saat harta yang paling berharga bagi saya tidak bisa saya nikmati? Untuk apa semua harta saat saya tidak bahagia dengan semua itu? Saya hanya ingin anda! Saya menginginkan kasih sayang dari anda! Tetapi anda mengabaikan saya? Dan dengan mudahnya anda mengatakan bahwa anda adalah ibu saya?"
"Saya melakukan semua ini demi kamu! Tidakkah kamu mengerti itu?"
"Melakukan semua ini untuk saya? Benarkah? Lalu apakah anda yang selalu pulang-pergi seenaknya,pulang malam dan setiap malam membawa pria lain masuk kerumah? Apakah anda lakukan itu untuk saya? Bahkan saya malu menganggap anda sebagai ibu saya!"
"Jangan omongan kamu!" sambil menampar Fasyah.
"Inikah anda? Anda yang ingin dianggap sebagai ibu saya? Bahkan macan sekalipun tidak akan menyakiti anaknya,anda manusia tetapi anda telah menyakiti anak anda,fisik bahkan batin!"
Fharizah hanya terdiam mencerna kalimat yang disampaikan Fasyah. Dia merasa sangat bersalah telah menampar Fasyah hanya karena perkataan anak semata wayangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Entah Bagaimana
RandomFasyah. Gadis tomboy dengan segala perasaan yang terpendam. Dengan segala hal yang menguasai hatinya. Antara cinta dan persahabatan dimana rasa sayang mulai tumbuh tanpa sepengetahuan dirinya. Dimana seseorang dengan sosoknya yang baru datang dalam...