Senin pagi yang malas untuk memulai aktivitas. Pasalnya, Aruna benci hari Senin. Dan hari Senin adalah hari pertamanya ospek.
Semalam, ia harus begadang mempersiapkan atribut dan perlengkapan ospeknya. Mulai dari membuat id card bentuk buah dengan kertas warna kuning sesuai dengan yang sudah ditentukan aturannya, membawa tas dari karung beras, kemeja warna kuning telor, sampai merangkum mulai dari sejarah universitasnya sampai nama staf yang bekerja di sana. Dan itu semua pegawai satu universitas. Mulai dari rektor, dosen, sampai satpam. Yang terakhir ini, Aruna baru tidur pukul 1 pagi karena harus menulis di buku tulis sampai halaman terakhir.===
Jam sudah menunjukkan 6.15 yang artinya Aruna harus segera berangkat kalau tidak mau mendapat omelan panitia ospek. Sebagai mahasiswa baru (maba) dan anak kos baru, Aruna sedikit kesulitan mempersiapkan segala kebutuhannya sendiri. Semenjak diterima kuliah di salah satu universitas swasta di Semarang, Aruna belajar hidup mandiri dan terpisah jarak dengan kedua orang tuanya di Jakarta.
===
Dengan sepeda motor matic milik ibu kos yang tadi pagi ia pinjam dengan nada memohon karena ia tadi ditinggal berangkat duluan oleh teman sekamarnya, Tiyas dan beberapa teman kos barunya.
Sepeda motor yang ia pinjam memang motor matic yang sudah tua dan tidak bisa dibuat ngebut. Jadilah, Aruna begitu sampai di parkiran hampir saja menjatuhkan motornya karena terburu-buru. Dan langsung berlari ke lapangan fakultas ekonomi, dan langsung terlihat banyak maba yang sudah berbaris sesuai kelompok yang sudah dibagi. Apesnya, Aruna terlihat oleh panitia ospek kalau terlambat,padahal tadi dia sudah bersikap biasa saja, walaupun terlihat sekali napasnya tersengal-sengal menandakan baru saja ia berlari.
Aruna langsung dihampiri oleh lima panitia ospek sekaligus. Dan Aruna bisa merasakan ia akan dimarahi. Padahal tadi ia sudah berusaha mengebut. Dengan pasrah dan tidak menunjukkan rasa takut sekalipun, akhirnya Aruna tetap dengan sikap biasa saja untuk menghadapi panitia ospek. Toh jika ia memang salah, ia akan minta maaf."Kamu tau kan ospek dimulai jam berapa?" Tanya salah satu panitia ospek cewek yang menggunakan pita merah di lengan kirinya.
Hmm sepertinya dia bagian yang marah-marah. Batin Aruna."Iya kak saya tau, jam 6.30" Jawab Aruna setengah gugup.
"Dan kamu tau kan sekarang sudah jam berapa? Ospek hari pertama saja sudah telat, gimana nanti waktu perkuliahan dimulai?" Kali ini panitia cowok dengam tubuh gempal yang memarahinya dengan nada sinis.
"Ma-maaf kak." Jawab Aruna terbata-bata. Kamu kuat Una..
"Bisanya cuma maaf aja! Dengerin sama patuhi dong kalo panitia ngasih pengumuman!" Si cewek dengan pita merah di lengan kiri mulai bersuara dengan nada agak membentak.
"Kenapa kamu terlambat?Kos atau tinggal di rumah?" Tanya panitia cowok berkacamata, yang ini bertanya dengan nada tidak membentak namun dingin.
Aruna berpikir sebentar lalu menjawab dengan ragu, "Saya kemarin begadang kak ngerjakan tugas profil universitas. Emm.. Saya kos di komplek Kutai."
"YA AMPUN NGERJAKAN TUGAS SECUIL AJA DIJADIIN ALESAN TERLAMBAT! GIMANA NANTI KALAU TUGAS DARI DOSEN NULIS BERLEMBAR LEMBAR TUGAS LEBIH DARI SATU BUKU?!" Panitia cewek berkerudung yang juga memakai pita merah mulai membentak dengan mata yang melotot. Aruna sempat melihat sekilas kalau ia melotot marah ke arahnya.
"KOS DEKET AJA TELAT! Siapa namanya dari jurusan apa?!!" Bentak satu panitia cowok yang berambut gondrong.
"Aruna Dimitri Hartono, jurusan akuntansi." Jawab Aruna yang sudah berkeringat dingin sedari tadi. Tubuhnya sudah lemas karena dibentak-bentak ditambah tadi ia tak sarapan. Tapi Aruna tak mau terlihat lemah dan manja di hadapan panitia ospek. Nanti malah ia dimarahi dan diejek.
"Kembali ke kelompokmu! INGAT JANGAN DIULANGI LAGI ATAU KAMU AKAN DIPANGGIL KETUA PANITIA OSPEK DAN TERIMA HUKUMANNYA!" Ancam panitia berkerudung dengan pita merah.
"Baik kak, permisi." Aruna langsung meninggalkan panitia yang mengerubunginya tadi dan mencari nama kelompok yang membawa papan nama bertuliskan "KELOMPOK LEON WALRAS"
dan akhirnya ia menemukan kelompoknya dan langsung bergabung ke dalam barisan. Ternyata sedari tadi ia menjadi tontonan gratis para maba. Aruna sebetulnya malu tapi ia mencoba untuk tidak ambil pusing dengan tindakan seniornya. Ia juga bersalah tadi karena terlambat.==
Alohaaa! Ini cerita sebenernya udah lama banget ditulisnya tapi baru berani dipublish sekarang ehehe.
Karena pas banget menurutku sama tahun ajaran baru maba!
Goodluck ospeknya dan selamat bersenang-senang di dunia perkuliahan!:)Jangan lupa vomment yaaaww:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Kampus
Teen FictionJadi anak kos, maba, adaptasi, homesick, jatuh cinta, sakit hati, individual, persaingan itu semua dirasakan Aruna saat resmi menjadi mahasiswa. "Mau pulang, kangen kasur kamar di rumah." - Aruna, maba gak tau apa-apa.