My First is Gone

43 1 0
                                    

Disini tepatnya Viona berdiri memandang langit jingga di ufuk barat yang hampir tertelan heningnya laut disenja hari. Tatapan yang kosong membuat setumpuk beban di kepalanya berkurang terbawa hilir mudiknya angin yang berhembus. Senyumnya yang manis mengembang saat melihat burung – burung beterbangan menghiasi langit senja untuk kembali kesarang nya. Vio disini berdecak kagum melihat semua pertunjukan disenja ini. Terlalu indah untuk diabaikan.

Namun sekelibat pikiran nya langsung tertuju pada satu orang yang mungkin saat ini sedang memandang nya dari atas sana.

"Aku kangen kamu, Rav..." Gumamnya kecil sambil tersenyum menatap langit seolah ada yang sedang memerhatikannya sekarang.

Saat dia menoleh ke belakang ternyata sudah ada kak Laura yang sedari tadi mungkin berdiri disana.

"Ehem... ehem.. Ciyee sendirian aja de, kamu ngapain disini? Dicariin Bie tuh di dalam." Ujarnya sambil menghampiri lalu merangkul tangannya dipundak Vio.

"Lagi cari angin saja sih kak, tuh liat pemandangannya bagus banget sayang kalau gak diliat." Ucapnya sambil memandang lagi laut lepas dihadapannya sekarang.

"Cari angin? Apa lagi kangen sama mantan ?? hahaha. Tadi kamu bilang, kamu kangen sama Rava ya de? Heh?" Celetuk Kak Laura sambil mengeratkan rangkulannya, bahkan hampir memeluk dari samping. "Emang iya apa tadi aku bilang begitu? salah denger kali kak.." Jelas Vio mengelak.

"Udah ngaku saja kali de, kalau kangen bilang kangen kalau enggak bilang enggak." Kak Laura tersenyum. "kadang disaat tertentu yang tak bisa kita ketahui kapan itu, kita dapat merasakan kerinduan yang lebih bagi seseorang yang telah pergi jauh dari kita. Kak Laura juga pernah ngrasain apa yang kamu rasain ko. Kakak yakin Rava bakal seneng kalau kamu bisa hidup bahagia. Kamu inget kan pesan Rava saat ...." Ucapnya terpotong saat Vio berteriak sedikit kencang yang mampu membuat kak Laura berjengit kaget dan refleks melepaskan rangkulannya.

"Yaakkk !!.. oke kak udah yaa, aku mau masuk ke dalam anginnya udah mulai kencang nih nanti aku masuk angin lagi" desaknya sambil berjalan setengah berlari meninggalkan Kak Laura yang masih setia mematung melihat pungung Vio menjauh.

Ingin rasanya Vio tak ingin mendengar penjelasan lebih dari Kak Laura lagi tentang Rava. Biar waktu saja yang menghapus semua masa lalu dan kenangan itu. Dan ia tak ingin mengungkitnya lagi sekarang. Belum saatnya. Mungkin nanti.

Bagiku Dia adalah masa depan ku yang tertunda. Kesalahan yang membuat masa lalu menjadi tamparan keras buat pandanganku akan cinta berubah. Cinta yang selama ini aku pikir hanya sebuah cerita cinta tentang yang meninggalkan dan yang ditinggalkan. Namun sekarang aku berpikir cinta itu adalah sebuah arti tentang bagaimana kita bisa menjaga cinta itu tetap utuh dan setia. Berat memang. Tapi itulah hebatnya cinta. Cinta kadang membuat kita sakit saat jatuh tapi mampu membuat kita terbang menjauhi bumi saat cinta menghampiri kita dengan orang yang mencintai kita juga. Kini aku tak lagi sendiri dalam kesedihan yang berlarut-larut. Ada seseorang yang sebentar lagi akan menjadi bagian hidupku selamanya. Ku harap dia akan menjadi yang terakhir di hidupku karena yang pertama telah bahagia diatas sana bersama sang bidadari yang menemaninya.
Rava Athaya Syarief.

O.o.0.o.0.o.0

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karena Dia Sayang Kamu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang