Leana menutup buku diarinya. Ia menghela napas, memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk esok hari yang mana merupakan hari minggu, hari ia terlepas dari kegiatan sekolah. Leana memberi jarak antara dirinya dengan meja belajar. Berdiri menghampiri jendela kamar, memandangi langit malam penuh bintang.
7 April, 1987
Jika aku bisa terjaga satu malam, aku akan melihat hilangnya bintang-bintang itu saat matahari mulai menyembul.
Leana menggenggam gorden berniat untuk menutup jendela tersebut. Namun pergerakannya terhenti begitu matanya menangkap sosok perempuan yang tak asing lagi baginya bersama seorang laki-laki muda berambut hitam pekat di depan pagar. Rambut kelam itu terlihat tidak natural, seperti dibuat-buat. Atau malah terlihat seperti wig. Leana mengernyit tidak suka. Ia benci siapapun orang yang mencoba untuk mendekati perempuan tersebut. Terserah apa jenis kelaminnya, Leana tidak akan pernah suka orang-orang yang berusaha memanfaatkannya, Ruvana Meiryo, kakak kandung Leana. Mengapa demikian ia menyimpulkan bahwa semua orang yang mencoba untuk mendekati Ruvana adalah orang-orang yang munafik? Karena hal tersebut tidak terjadi hanya satu kali. Ruvana seringkali dikhianati oleh teman-temannya, bahkan sahabat Ruvana yang sudah Leana percaya. Entah disini Ruvana yang terlalu lugu atau di sekeliling Ruvana hanya ada orang-orang jahat semua.
Pemuda itu melambaikan tangannya, lalu pergi meninggalkan Ruvana yang memasuki pintu rumah.
***
"Tadi siapa yang pulang bersamamu?" Leana bertanya tanpa melihat kearah kakanya. "Bukan siapa-siapa," sahut Ruvana. "Bukan siapa-siapa tapi berpegangan tangan," timpal Leana sedikit dingin. Ia masih fokus dengan cokelat hangat dan kue kering yang Ruvana buat. Ruvana menghela napasnya. Semakin hari tingkah Leana semakin dingin. "Tak bisakah kau bertanya baik-baik?" ujar Ruvana.
"Aku tidak bisa menjadi manusia baik dihadapan Ruvana," tuturnya, seakan bicara pada dirinya sendiri. Ruvana mendesah pasrah. Ia lelah menghadapi Leana sejak kedua orang tuanya tiada. Mengurus keperluan Leana sendirian, dengan sikap Leana yang berubah drastis selama dua tahun ini. Tidak pernah ada lagi sosok Leana yang ceria, santun, dan baik. Seolah-olah kepribadian yang dulu juga merupakan sandiwara belaka, dan kepribadian saat inilah yang menunjukkan diri Leana yang sebenarnya.
Dengan kata lain, Leana dilahirkan bukan untuk bahagia.
"Dia hanya temanku," ucap Ruvana sambil menyeruput teh tawar hangat miliknya.
"Bukan pacarmu?"
"Oh ayolah, Leana! Hormati aku sedikit!"
"Kubilang aku tidak bisa menjadi manusia baik dihadapanmu," kata Leana sembari menatapnya datar. Ruvana lagi-lagi menghela napas.
"Aku sudah berusaha sekeras mungkin untuk bersabar. Tapi kenapa kau belum mengerti juga?"
Hening sementara. Mereka berdua saling melempar tatapan dalam geming.
"Mau sampai kapan kau terus bersikap begitu? Dengan kau yang menunjukkan sikapmu seperti itu, tidak akan merubah keadaan apapun. Yang sudah terjadi, terjadilah. Kau harus melupakan mereka," tambahnya.
Leana mengernyit kesal mengingat siapa 'mereka' yang Ruvana maksud. Ia benci kalau hal ini dibahas lagi. Padahal sudah dua tahun lamanya, Ruvana masih saja membahas kedua orang tuanya yang sudah berpulang kepada sang pencipta. "Aku begini bukan karena mereka. Kau pikir aku rela meluangkan waktuku untuk memikirkan dua orang maniak harta itu? Bahkan menyentuh barang peninggalan mereka saja aku tidak sudi," ketusnya kemudian melenggang pergi meninggalkan ruang makan. "Leana, jaga ucapanmu!" teriak Ruvana setelah Leana berlari keatas dan membanting pintu kamar hingga menimbulkan suara debuman. Ruvana memijat pelipisnya demi menghilangkan rasa pening di kepalanya. Harus sampai kapan ia selalu menanggung seluruh penatnya hanya karena keadaan keluarga yang kurang sempurna ini. Jika saja Leana kembali seperti Leana yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undertale
AdventureHanya ada dua kenyataan dalam kisah ini. Akhir yang bahagia, atau buruk. Kau tidak bisa memilih. Tapi pilihan yang akan mengikuti kata hatimu. Jangan biarkan tekadmu berguncang. Karena kau akan tahu apa akibatnya, dan melihat apa akhirnya. --- Rank...