Satu

19 1 0
                                    

Pesonanya telah membutakan setiap mata
Tak terbatas oleh usia
Bahkan dia telah menyelusup kedalam sendi-sendi manusia

Pagi..
Siang..
Petang..
Hingga pekatnya malam..
semua raga sibuk memburunya

Entah apa..
Entah bagaimana..
dan entah tuk apa.. Satu yg pasti,
Banyak dari manusia yg lupa bahwasannya
Dunia ini hanya sementara

Sebentar saja

Hanya mampir tuk menorehkan sejarah dalam kitab amal kita
Yang tentu bakal menentukan surga atau neraka

Dunia tak kan pernah dapat mnyelamatkan jiwa
Saat api neraka menjilat bgtu panasnya
Tapi entahlah
Kenapa banyak Dari kita seakan tuli Dan buta
Enggan mengingat Allah Dan melaksanakan perintahnya

Tunggulah sebentar saja
Hanya dengan kekuasannya
Dunia ini akan hancur dengan dahsyatnya

Saat itu
Penyesalanmu tiada guna
Sejuta airmata mu tak lagi bermakna
Allah tlah murka
Aduhai sungguh celaka kita
Bila amal Dan ibadah kita tak Ada

Wahai kita yg masih sombong angkuh Dan berbangga
Ingatlah maut akan segera tiba
Ingatlah kampung akhirat menanti kita
Cukupkan memburu dunia
Malah sampai" kita lupa akan yg maha kuasa

Solat kita abaikan..
Hanya demi lembaran rupiah yg tak kan menyelamatkan

Berubahlah..
mumpung nyawa masih dipinjami
Dan bumi masih kita pijaki
Karna akan ada masanya
Kita mati
Tergolek sepi tanpa nadi.

Ari SulistyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang