Chapter 8

36 5 0
                                    

Dengan semangat lala mendekati kedua sahabatnya, "Gud morningg everyone. Miss Lala datanggg!"

"Berisik lo ah. Ganggu gue aja deh" ucap Kareen

"Pagi juga Lala jelek." Sambung Dira.

"Ah ngeselin lo Yen. Lu juga Dir, gue tuh cantik tau. Haha" ucap Lala sambil menaruh tas nya.

Kareen pun menoleh, "Iyalah ngeselin. Gue lagi serius nyalin PR juga. Konsentrasi gue jadi buyar denger teriakan lo, La."

Tanpa wajah bersalah Lala pun hanya menyengir dengan cengiran khas nya.

Bel masukpun berbunyi. Dira langsung menuju kelasnya, sementara Lala dan Kareen sedang menyiapkan pelajaran yang akan ia pelajari.

Selama di dalam kelas, entah kenapa Lala tidak bisa fokus. Hanya ada satu hal yang ia fikirkan. Siapa lagi kalau bukan Fikri. Terlalu banyak pertanyaan yang muncul dibenaknya.

"FABIOLA FITRIANI PUTRI" Lala tersentak akibat teriakan dari guru Matematikanya, Bu Eci.

"E-eh iya kenapa bu?" Tanya Lala dengan wajah polosnya. 

"Kamu tuh memperhatikan saya atau tidak?!" Ucap Bu Eci dengan suara yang keras.

"Perhatiin kok bu" jawab Lala dengan takut-takut

"Coba kamu jelaskan kembali apa yang saya terangkan. SEKARANG!" tegas Bu Eci

Lala pun bingung apa yang harus ia lakukan. Karna ia memang tidak memperhatikan apa yang gurunya terangkan.

"Sudah saya duga kamu tidak memperhatikan saya. Sebagai sanksinya, tolong kamu kumpulkan jawaban soal mandiri matematika 1-50 sepulang sekolah nanti!"

Lala hanya pasrah, "baik bu"

×××××××××

Istirahatpun tiba

Kareen menggoyangkan bahu Lala, "Lo kenapa sih La dari tadi? Ngelamun terus."

"Emang Lala kenapa yen?" Tanya Dira

"Ngga tau tuh, Dir. Dia ngelamun terus dari tadi sampe sekarang. Di kelas juga sama. Dia aja sampe diomelin bu Eci" Jawab Kareen

Lala menggeleng, "Aku gapapa kok, yen, Dir."

"Ada masalah? Cerita dong sini ke kita" Dira tersenyum.

"Masalah biasa kok. Ya ngga jauh-jauh lah dari tentang dia"

Kareen mengelus pundak Lala, "Kenapa lagi, La? Kangen sama dia?"

Lala mengangguk, "hehe, iyaa nih."

"Jangan dipikirin terus, La. Jalanin aja dulu yang sekarang."

"Iya iya. Lagian cuma kangen biasa kok" cengir Lala

"Biasa tapi sampe diomelin guru. Aneh." Ujar Dira

"Hehe. Bu Eci nya aja kali tuh yang iseng. Masa aku ngelamun malah diomelin."

"Loh kok jadi nyalahin bu Eci? Yaiyalah dia marah. Wong kamunya aja ngga dengerin dia" ucap Kareen.

Lala menyengir, "Iya sih hehe. Yaudah ah ngga usah dibahas lagi"

~

"Yes besok ngga belajar!" Ucap Kareen antusias

Dira menoleh, "Tau dari mana lo yen?"

"Dengerin aja nanti pengumumannya." Jawab Kareen.

"Kayen kan osis, Dir. Ya berarti setiap informasi dia duluan yang tau." Ucapku sambil membaca ulang Private Book hitamku.

Dira nampak berfikir, "Eh iya sih bener juga."

Tiba-tiba, "Perhatian bagi seluruh siswa dan siswi Bluesky Jhs, besok kita akan melaksanakan upacara 17 Agustus. Diharapkan untuk memakai baju putih-putih dengan atribut lengkap. Kegiatan belajar mengajar tidak akan berlangsung. Terima kasih"

"Tuh, denger pengumumannya kan?" Tanya Kareen

Dira mengangguk, "Iyaa denger"

"Wusshh apaan nih buku item?" Kareen merebut Private Book hitamku tiba-tiba

"Sini ah yen. Lagi gua baca tuh bukunya." Ucapku malas.

Kareen menatap Lala sendu. Dan Dira langsung menghampiri Kareen untuk melihat apa yang sedang ia baca.

Sama halnya dengan Kareen, Dira menatap Lala sendu.

"Sesayang apa sih lo sama Fikri, La?" Tanya Dira

"Ngga tau, Dir hehe. Kenapa?" Jawab ku sambil tersenyum

"Segininya banget yaampun. Tulisan lo nancep di hati." Ujar Kareen.

Lala terkekeh, "Emang bener kan? Karna dia jauh dari gue, gue ga akan minta banyak ke dia. Tapi, tolong tunggu gue untuk muncul di hadapan dia atau bahkan jadi bagian hidup dia lagi. Jangan bersama orang lain, karna gue ngga akan sanggup untuk denger hal seperti itu."

"Ah lo mah La. Jangan ngomong kayak gitu. Pengen nangis nih gue." Kareen menutup matanya menahan tangis.

"Loh kok jadi lo yang nangis, yen." Tanyaku.

"Please, jangan berhenti. Jangan berhenti perjuangin sesuatu yang mungkin akan jadi takdir lo. Mungkin emang ngga sekarang, tapi nanti." Ujar Dira antusias.

"Lo pantes buat dapetin dia, La. Tapi klo lo emang udah capek, berhenti. Masih banyak cowok lain, La. Tapi gue tau kok, lo ngga akan nemuin cowok kayak dia lagi kan?" Ucap Kareen

Lala tersenyum, "iyaa, yen"

"Yaudah yuk pulang. Jangan lupa ya besok kita ngga belajar. Make baju putih-putih dengan atribut lengkap." Jelas Kareen.

"Aye aye kakak osis" ucapku bersamaan dengan Dira.

To be continue...

Always Back Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang