She's Gone

958 121 7
                                    


Cerita ini Oneshoot. dan sudah pernah dipost di facebook. Hope you like it. dan jangan lupa minta komentar nya yaaaaa....

-----------

"percobaan bunuh diri, polisi bilang kecepatan mobilnya saat itu 150km/jam hingga bisa membuat mobilnya nabrak pembatas jalan dan terguling." Yudha terdiam dengan wajah datarnya. Melihat kearah seorang gadis yang sedang meregang nyawa disana yang penuh dengan alat-alat rumah sakit yang tak ia ketahui namanya . Yudha hanya menatap gadis itu kosong tanpa memperdulikan Kevin yang berbicara dengannya melaporkan apa yang baru saja terjadi. Sesaat kemudian Yudha pergi dari ruangan yang gadis itu tempati dan meninggalkan Kevin disana sendirian.


............................


" aku mau mulai sekarang kita putus. aku udah mutusin buat menerima perjodohan aku sama nasya. Dan kita udah ngerencanain pernikahan kita, maaf. Aku gak ada pilihan lain selain menikah dengannya. Perusahaan lebih penting sekarang. " Yudha berbicara dengan wajah datarnya. Ia menyembunyikan semua perasaanya dengan ekspresi datarnya. Ajeng yang sedari tadi berbicara dengan Yudha hanya terdiam memandang Yudha dengan pandangan sulit diartikan. Dapat dilihat matanya yang mulai berkaca-kaca itu tengah menahan Kristal bening itu turun membasahi pipinya.

" kenapa? Kenapa harus jalan ini yang kau ambil? Kenapa kau mengorbankan aku?" suara Ajeng tercekat dan bergetar. Ia tak tahu apa yang ada dipikiran laki-laki itu sekarang.

" tidak ada pilihan lain, lagipula aku tidak mencintaimu Ajeng" jawab Yudha tenang sambil berbalik membelakangi Ajeng dan menatap suasana diluar sana dibalik kaca besar yang menutupi ruangannya.

" kau bilang kau tidak mencintaiku, lalu kenapa kau menjadikan aku kekasihmu waktu itu?" nada bicara Ajeng meninggi. Yudha terdiam tak menjawab pertanyaan Ajeng ia masih bergeming di tempatnya. "katakan bahwa kau mencintaiku dan kita akan tetap bersama?" Ajeng menarik tangan Yudha tak sabaran ia menatap Yudha penuh harap. Ajeng mendesah berat saat ia hanya menemukan tatapn datar dari Yudha.

"sudahlah Ajeng, saat ini aku dan kamu sudah tidak ada apa-apa lagi, jadi kau bisa pergi dari sini. Dan seharusnya kau juga punya harga diri untuk tidak memohon-mohon seperti itu" Yudha melepaskan pegangan tangan Ajeng dilengannya dengan sekali hentakan. Lalu ia duduk kembali di kursi kerjanya dengan tenang.

" baiklah, kalau itu maumu. Aku harap semoga pesta pernikahanmu berjalan dengan lancar" ucap Ajeng sambil menahan tangisnya. Sekuat tenaga ia menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipinya. Ia berjanji tidak akan pernah menangis di depan laki-laki ini. "aku harap setelah ini kau bisa hidup dengan baik dan aku ucapkan selamat untuk pernikahan kalian" sesaat setelah itu Ajeng melangkah meninggalkan ruangan besar milik Yudha. dengan langkah cepat ia berjalan menuju parkiran tempat ia memarkirkan mobilnya.

..............

Baru saja Yudha akan bangkit dari duduknya bersiap untuk memulai meetingnya dengan klien pentingnya yang berasal dari Singapore tapi tertahan oleh dering handphonenya yang berada di atas meja. Ia melihat ID call yang memanggilnya dan mulai mengusap layar handphone tersebut dan menempelkan nya ke telinga. Yudha mencoba mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan oleh seseorang disebrang sana.

" setelah meeting aku akan kesana untuk melihatnya" putus Yudha tenang dan langsung mematikan telponnya dan segera meninggalkan ruangannya.

Yudha berjalan dengan tenang menelusuri koridor rumah sakit. Setelah ia selesai dengan urusan meetingnya ia segera mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit yang dikatakan oleh seseorang yang menelponnya tadi. Yudha memasuki salahsatu ruangan ICU yang ada di rumah sakit tersebut menghampiri Kevin-temannya- yang kini sedang berada disana. Yudha ikut berdiri disamping Kevin.

She's GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang