Hari ini terasa melelahkan. Banyak yang memesan desain padaku dan harus selesai dalam waktu singkat. Namun saat aku sedang tertidur di meja kantorku, seaeorang datang dan membawa sebuah kantong plastik di tangannya.
"Hey" sapanya membangunkanku.
"Nghhh.." Perlahan ku buka mataku dan menyadari bahwa itu iqbaal.
"Eh? Kok kamu disini?" Tanyaku pada iqbaal yang telah duduk di depanku.
"Iya.. Aku tadi mau ngajak kamu makan siang. Tapi, kayanya kamu lagi sibuk sampe aku telpon gak di angkat. Jadi aku datang kesini sambil bawa makanan buat kamu. Kamu udah makan siang?"
"Belum sih, makasih ya. Tapi kamu tau dari mana butik aku disini?"
"Kemaren aku ngeliatin kamu jalan sampe sebrang coffee shop. Dan kamu masuk kesini jadi aku pikir ini pasti kantor kamu"
Aku tersenyum. Kami berdua beralih ke sofa dan berbincang sambil menikmati kopi yang telah di buatkan oleh karyawanku.
"Jadi akhir-akhir ini banyak pesanan?" Tanya iqbaal.
"Iya makanya aku pusing banget"
"Yaudah jangan capek-capek kan ada karyawan kamu"
"Iya, makasih ya" terlihat dari mata iqbaal, dia sangat khawatir akan kesehatan ku. Saat aku memandanginya dalam diam, jantung berdegup kencang. Apa ini? Apakah ini cinta? Sampai suara iqbaal memecahkan lamunanku.
"Hmm steff aku balik ke kantor dulu ya"
"Oh iya iya nanti kita lanjut kapan-kapan ya"
"Oke"
"Hati-hati ya baal" iqbaal membalas ku dengan senyum dan punggungnya mulai menghilang di balik pintu. Setelah iqbaal pergi, aku memikirkan perasaan aneh ini.
"Aku kenapa ya?" lalu kulanjutkan desain desain bajuku yang belum selesai itu.
((Skip))
Hari demi hari ku lalui bersama iqbaal. Kami semakin dekat. Tak ada yang menyangka bahwa aku akan dekat dengan seorang pria. Banyak waktu yang ku habiskan dengan pria ini. Terkadang kami pergi ke pasar malam, makan dan bermain di mall,
Dan saat ini aku dan iqbaal sedang duduk di pinggir danau dengan sepiring nasi goreng dan teh hangat juga langit malam yang indah. Aku memandangi langit malam, teringat akan salsha. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk sampai melupakannya. Iqbaal yang melihatku termenung, langsung menegurku.
"Steff.. Ngapain sih ngeliatin langit mulu? Bintangnya cantik ya?"
"Iya cantik dia sangat cantik" jawabku sambil masih menatap langit.
"Emang sih langit malam itu cantik apa lagi ditambah bintang-bintangnya" timpal iqbaal.
"Dia cantik banget. Aku rindu sama dia. Rindu sama pelukannya. Sama canda tawanya. Kenapa ya orang yang terbaik selalu pergi duluan?"
"Aku mau nanya sama kamu, kalo kamu lagi di taman, kamu pilih bunga yang gimana?" Tanya iqbaal yang membuatku heran.
"Yang paling segar, cantik dan harum"
"Sama kaya kita, yang terbaik akan pulang kembali. Emang kamu lagi ngomongin siapa sih?"
"Kakak aku. Dia udah pergi 2 tahun yang lalu"
"Hmm maaf ya steff"
"Gapapa kok"
"Nama kakak kamu siapa sih?"
"Salsha. Dia meninggal karena berantem sama pacarnya dan kecelakaan"
Iqbaal terdiam sejenak. Sangat kaget itu yang di rasakan iqbaal. Tubuhnya menjadi lemas seketika.
"Hmm steff.. Kita pulang yuk udah malem" iqbaal menarik lengan steffi ke mobilnya dan langsung menancap gasnya.
Di dalam mobil, steffi terlihat bingung. Ada apa dengan iqbaal? Mengapa dia tiba-tiba terlihat panik? Ah sudahlah mungkin dia telalu lelah hari ini sehingga ingin cepat sampai di rumah. Sampai di depan gerbang, aku turun dan melambaikan tanganku pada iqbaal. Namun, senyum iqbaal terlihat berbeda. Seperti orang yang sedang menutupi sesuatu. Ah sudahlah aku tak ingin berprasangka buruk padanya.
YOU ARE READING
DESTINY
Fanfiction"Takdir merupakan cerita yang tertulis dari Tuhan. skenario yang tak dapat di ubah melainkan di terima"