MAIA POV
"MAIAA!" Teriakan seseorang dari arah ruang keluarga membuat ku mendengus kesal. Kenapa keluargaku suka sekali berteriak? tak mau mendengar teriakan lagi,aku langsung berjalan menuju ruang keluarga. Ternyata Dad yang memanggilku.
"Kenapaa?" Tanyaku setelah duduk di sampingnya.
"Nanti malem dandan yang cantik,kita sekeluarga mau ke acara temen Dad" Jawabnya tanpa memandangku.
"Acara apa? Bisnis? Males ah kalo gitu. Mending di rumah tidur atau nonton film" Elakku. "Ck. Kamu ini kalo dibilang orang tua ngeyel banget,udah pokoknya nanti malem harus udah siap" Tegas Dad sambil memandang ku tajam.
"Ya" kataku singkat lalu langsung beranjak pergi dari sofa ruang keluarga.
***
Jam 7 malam aku sudah siap. Aku memutuskan memakai dress yang sempat kutemukan di mobilku kemarin. Jujur aku bingung,dress ini sangat pas ditubuhku. Seolah olah orang yang memberikan dress ini tau betul tentang diriku seperti ukuran baju.
TOKK TOKK
"Maiaa buruan,lama banget sih!" Teriakan Brad yang sangat kencang membuatku kalang kabut. Aku langsung memakai high heelsku yang bewarna pink muda tak lupa memasukan handphone,lipstick dan bedak ke tas jinjingku yang bewarna hitam. Setelah sudah siap aku langsung keluar dari kamarku dan menemukan Brad yang menatapku jengkel.
"Udah belom?" Tanyanya jengkel. "Udah" Jawabku sambil tersenyum. "Yaudah ayoo" Brad mengulurkan tangannya untuk genggam dan kita langsung menuju ke bawah.
"Mom sama Dad mana?" Tanyaku sesampainya di bawah.
"Udah berangkat duluan, lu sama gue berangkatnya" Jawabnya sambil membenarkan jasnya yang sedikit berantakan.
Kami pun berjalan menuju mobil Brad yang sudah terpakrir di depan rumah. Brad membukakan pintuku dan langsung ku tolak mentah mentah.
"Heh ngapain lu bukain pintu buat gue, gausah lah. Udah sana" Ucapku sambil mendorong bahu Brad agar masuk ke kursi pengemudi.
Selama diperjalanan hanya terdengar alunan musik dari radio. Tak biasanya kita seperti ini. Tapi mungkin Brad sedang ada masalah jadi dia tidak mood untuk berbicara.
CITTTTT
Mobil Brad tiba tiba rem mendadak membuatku terpental ke depan.
"Aww...aaa-ww" Ringisku kesakitan. AKu memengang dahiku dan kaget ternyata mengeluarkan darah.
"Aduh Maia,astagaa maafin guee" Ucap Brad panik lalu memegang wajahku dan melihat luka yang berada di dahiku.
"Lagian lo kenapa sih?" Tanyaku jengkel.
"G-ue gatauu.." Jawab Brad.
Sekarang Brad sedang sibuk mengobati luka yang berada di dahiku. Tak henti hentinya dia mengucapkan kata maaf kepadaku membuat kepalaku pusing.
"Iya Brad iya"
Setelah selesai Brad mencium lukaku yang sudah dibaluti dengan hansaplast. Seolah olah ciumannya dapat menyembuhkan lukaku.
Aneh.
Brad tidak biasanya seperti itu. Apa dia...? Ngga ngga mungkin.
"Yaudah kita lanjutin lagi perjalanannya ya. Entar telat lagi" Ucap Brad. Aku tidak tahu,ini perasaanku saja atau gimana tetapi aku melihat pipi Brad bersemu? Ah entahlah ini membuatku gila.
***
Akhirnya kami sampai di acara teman Dad. Acaranya digelar dengan mewah, dan sudah banyak orang orang yang datang ke acara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Bully}(ON HOLD)
Teen FictionLebih baik di bully daripada aku harus menunjukan diriku yang sebenarnya.