one

14 2 0
                                    

Sang mentari keluar dari balik persembunyiannya mengusik seorang gadis yang masih terlelap di dalam bilik kamarnya yang sangat sempit dengan dinding yang rapuh.

"Tiva ayok bangun kamu ga sekolah?bapak sudah mau ke ladang nduk."Seorang perempuan paruh baya  itu masuk ke kamar anak perempuan semata wayangnya ini.Umurnya yang sudah tak muda lagi membuat dia sering sakit-sakitan dan hanya dapat bekerja di rumah membantu sang suami mengolah hasil ladang dan ternak saudara di kampung sebelah

"Iya bu sebentar," Tiva segera bangkit dari tempat tidur yang sudah reot,tempat tidur ini dia beli di pasar loak dekat rumah dengan hasil tabungannya sendiri.Setelah itu dia pun pergi ke kamar mandi di belakang rumah.Saat ingin masuk dia berpapasan dengan kakaknya Ezra Dwiputra.Selain Ezra,Tiva masih memilki satu orang kakak perempuan Dewi Anadayani dia sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya di kampung sebelah dan hanya sebulan sekali pulang kerumah.

"Bang ga kerja hari ini?"Ya Ezra memang sudah bekerja,umur antara Tiva dan Ezra memang terpaut jauh.Tiva yang masih duduk dibangku menengah pertama sedangkan Ezra sudah bekerja,dia bekerja sebagai kuli bangunan.

"Ngga Tiv belum ada panggilan dari boss,"Kata Ezra dengan wajah suntuk,memang sebulan ini dia belum dapat panggilan dari sang boss atau malah tidak akan dipanggil lagi.
.
.
.
.

"Pak ayok berangkat Tiva udah siap nih"Seragam yang sudah lusuh dan pudar karena bekasan dari tetangganya sudah terbalut rapih di tubuh Tiva yang ramping,bisa dibilang Tiva ini kembang desa di kampung ini.Kulit Tiva kuning langsat,tubuh yang langsing dan tinggi yang ideal,banyak laki-laki di desa yang mengagumi kecantikan Tiva dan ingin menjadikannya kesasihnya tetapi Tiva selalu menolak dengan dalih"mau banggain orang tua dulu lagian aku masih kecil belum boleh pacar-pacaran"

Sesampainya Tiva di sekolah,sekolah itu masih sepi hanya ada Tiva dan beberapa orang yang sedang mengerjakan pr."Hai Tiv," teriak seseorang dari belakang yang membuat Tiva terlonjak kaget.
"Hush Rum ngagetin aja kalo aku ada penyakit jantung gimana?"omel Tiva
"Ya maap Tiv" Arum Nurmala sahabat Tiva sejak mereka masih di taman kanak-kanak hingga sekarang.Walau Arum berasal dari keluarga yang berkecukupan dia tidak membeda-bedakan teman.
.
.
.
.

"Rum habis ini kamu mau lanjut ke SMA mana?"tanya Tiva.Dia bingung mau kemana biaya yang dibutuhkan pasti besar kalau dia melanjutkan sekolah keSMA.

"Kayanya ke SMA yang di kampung sebelah itu deh Tiv"

"Aku bingung Rum"

"Bingung kenapa atuh Tiv?"

"Hasil ladang bapak lagi turun gara-gara banyak hama,Bang Ezra juga ga dipanggil-panggil lagi buat kerja,aku bingung Rum gimana mau ngelanjutin SMA kan biayanya ga murah,"kata Tiva muram

"Kenapa kamu ga ambil beasiswa aja Tiv?"

"Hah beasiswa?"

"Iya kan kamu salah satu siswi cerdas,nanti pulang sekolah aku temenin kamu deh ke kantor kepala sekolah buat nanyain beasiswa yang ada gimana?"

"Boleh-boleh makasih banyak ya Rum kamu memang yang terbaik"
.
.
.
.
"Jadi gimana pak?"

"Begini ya dek Tiva beasiswa yang masuk ke sekolah ini tidak mudah dek,mungkin harus tunggu sampe akhir bulan tapi sekalinya masuk sekolahnya terkenal dek jadi kamu mau nunggu atau gimana?"

"Saya tunggu saja deh pak,terimakasih ya pak."
.
.
.
.

Sepulang sekolah Tiva membantu ibunya memberi pakan ternak.Ya inilah kegiatan Tiva walau sudah lelah di sekolah dia tidak pernah mengeluh dalam membantu pekerjaan rumah.

"Yo kenapa toh nduk bengong,lihat tuh makananya kamu buang-buanh gitu mubazir kan?"omel ibu

"Ha-eh iya maaf bu"

"Kenapa toh nduk?"

"Ah gapapa bu cuman kelelahan aja jadi kurang konsen bu"

"yasuda sana cuci tangan bantu ibu masak"
.
.
.
.

"Bu Mir a.k.a ibu Tiva nanti Tiva lanjutin sekola dimana bu?"

"Masih belum tahu bapak juga hasil ladangnya lagi ga stabil,Ezra juga belum dipanggil kerja lagi"

"Yah emang susah sih"

"Makanya bu kalo ga mampu ya gausa di sekolahin mending jadi tukang cuci aja"

"Buat apa disekolahin ujung-ujungnya juga gabener,Ezra aja yanh disekolahin jadi kuli,Dewi juga akhirnya nikah untung suaminya kaya,jadi mending Tiva gausa lanjut sekolah aja bu kalo anaknya pinter kaya anak saya sih gapapa lah ini"

Baik Tiva maupun ibunya sudah biasa mendengar kata-kata tak sedap yang kerapkali keluar dari mulut-mulut tentangganya yang hobi menggosip di tukang sayur ini,merekapun hanya membalas dengan senyum,mereka cukup percaya Tuhan pasti akan membalas orang yang jahat.

"Kenapa toh bu dari tadi diem aja?"

"Pak kira-kira kita bisa biayain Tiva lanjut SMA ga ya pak?"

"Ladang aja masih ancur bu kena hama"

"Ibu capek pak dihina terus-terusan sama tetangga"

"Yo mau gimana lagi biarin aja bu mereka kan punya mulut cuman cara gunainnya aja yang salah bu"

"haish bapak selalu aja ngomong kayak gitu"

3 bulan kemudian

"Rum aku lagi seneng banget hari inii"

"kenapa toh?"

"Aku dapet beasiswa Rum ke Jakarta full lagi Rum"

"Hah?! selamat Tiv kalo kalo kata orang barat mah ya congretulet"

"congratulation kali Rum,yaampun Rum pokoknya aku seneng banget"

"Jadi ceritanya kaya mana sih?"

"Jadi...

flashback on

"Jadi gini dek Tiva kemarin kami dapat konfirmasi dari sekolah pelita Jakarta kalau mereka membuka beasiswa untuk siswa-siswi kurang mampu yang berprestasi kami sudah kirim kemarin dara kamu dan diterima"

"Hah?!! serius pak??"

"Iya dek kamu berangkat kesana usai 2minggu setalah lulus"

"iya makasih banyak pak makasih banyak"

flashback off

"Bu ibuuu"

"Apa toh nduk?"

"Tiva dapet beasiswa ke Jakarta bu ke sekolah terkenal bu"

"Y-yaampun syukur Tuhan terimakasih"

"Iya bu Tiva berangkat 2 minggu lagi bu"

"Ibu bangga sekali sama kamu nduk"

"Ada apa toh rame-rame?"

"Ini pak,Zra Tiva dapet beasisiwa ke Jakarta"

"Yang bener Tiv?"

"Iya pak iya bang"

"Syukur kalau begitu"

"Kami bangga sama kamu Tiv"











Haiii agak aneh ya ceritanya?In cerita aku yang emang bener-bener niat buat.Maap ya kalo agak aneh.Tapi jangan lupa VOMMENTnya yaaa biar lebi semangat auhtornyaa

Salam cium author:*
-cocxoxo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang