Bagian 1

3.5K 103 4
                                    

Sinar Lighting yang mengelilingi arena tinju membuat silau semua pasang mata yang sedang melihat pergulatan malam ini.Diujung kursi penonton aku duduk dan diam seribu bahasa.Ditengah riuh sorak sorai para pentonton aku hanya memperhatikan dua orang yang saling baku hantam di bawah sana.Aku dibalut jaket rajut abu dan kupluk rajut ungu dan celana jeans pencil dan sepatu but hanya duduk terdiam.Karena silaunya lighting membuatku tak terlalu dapat melihat wajah mereka bedua,yang dapat kulihat hanyalah satu orang pria bertubuh kekar dan plontos dan pria yang satunya bertubuh biasa dengan otot yang tidak terlalu besar.Rambutnya yang tebal dan basah oleh keringat tergibas-gibas terbawa oleh gerakan-gerakannya.

Sebenarnya,ini kali pertama aku menonton pertandingan tinju.Karena sejujurnya aku tak terlalu suka dengan olah raga ini.Tapi aku datang hanya untuk melupakan rasa sakit hatiku karena hubunganku dengan Rio yang sudah mencapai tahun 4 yang tiba-tiba harus putus ditengah jalan karena dia selingkuh dibelakangku.Mungkin dengan aku menonton pertandingan ini aku akan merasa sedikit tenang dengan membayangkan aku dan Rio yang sedang ada di arena itu dan aku pukuli wajahnya sampai KO.

Terlalu asyik membayangkan diriku yang sedang bertanding,hingga aku tak sadar bahwa pertandingan sudah mencapai ronde terakhir.Teriakan-teriakan penonton makin keras terdengar hingga akhirnya pria plontos itu tergeletak tak berdaya hingga hitungan ke lima.Aku menyunggingkan senyuman,karena pria plontos itu aku bayangkan sebagai Rio.Semua penonton bersorak bahagia melihat jagoannya menang.Aku berdiri dari tempat duduk dan beranjak pergi dari stadion.

Udara diluar begitu dingin dibandingkan didalam stadion yang sangat panas.Semua penonton keluar pergi secara sendiri-sendiri dan kemudian halaman stadion sepi.Aku turunkan sedikit kuplukku dan aku memeluk tanganku dan berlari menuju halte bis disebrang jalan.
"Aneh.Malam ini dingin sekali."kataku sambil menggesek-gesekkan telapak tanganku agar tubuhku hangat.
Cuaca malam ini sangat dingin seperti akan turun salju.Tapi itu tidak mungkin, karena ini Indonesia tidak mungkin turun salju disini.Jalanan begitu sepi tanpa kendaraan yang lalulalang satupun.Aku lihat arlojiku yang menunjukkan pukul 12.00 malam.Kemudian aku lihat stadion yang masih terlihat terang kemudian tak lama keluar seorang pria dengan pakaian jaket musim dinginnya dan kupluk merahnya mendekat menuju halte.
Ini makin aneh.Udara dingin ini semakin menusuk kulitku saat pria itu semakin dekat padaku.Perlahan-lahan terlihat di atap halte embun-embun membeku dan menjadi kembang-kembang salju.Pria itu duduk disebelahku dan menarik tanganku dan memasukkannya kedalam saku jaketnya.Rasanya begitu hangat membuatku nyaman.

"Kau gadis yang ada dipojok kursi penonton bukan ?"Tanya nya.Aku sedikit terkejut karena hampir tertidur karena terlalu nyaman.
"Kenapa kamu bisa tau ?" tanyaku sambil melepaskan genggamannya dan mengeluarkan tanganku dari saku jaketnya.
"Kamu lagi bayangin bahwa aku yang tadi sedang bertanding adalah pertandinganmu dengan mantanmu ?"tanyanya sambil tersenyum kecil.
"Kenapa kamu tau tentang semua itu ?" tanyaku makin bingung sambil membungkukkan badanku.
"Dingin ya ?"Tanyanya sambil kembali menarik tanganku dan memasukkannya kembali ke saku jaketnya.
"udara disini sangat dingin, tapi aneh! Kenapa saat tanganku ada disaku jaketmu, semua menjadi terasa hangat dan nyaman? kamu gak kedinginan ?"Tanyaku.
"Hahhaaha.Aku juga kedinginan.Ini semua berkat jaketku yang membuatmu hangat."Jawabnya sambil tertawa kecil.
"Tapi itu anehh !!"Tambahku.
"Sudahlah, Aku Mischa.Kamu?"dia memperkenalkan dirinya.
"Masha."Jawabku singkat.
Dia terus mengajakku mengobrol, tapi karena tterlalu nyaman dengan kehangatan ini, membuatku terpejam dan tertidur disandarannya.

Sinar matahari yang menyinari mataku,membuatku terbangun dari tidurku.Mataku langsung terbelalak saat aku melihat aku ada dikamarku.

Bukannya kemarin aku tertidur saat bersandar pada Mischa? tapi kenapa sekarang aku ada dikamarku?

Aku langsung bangun dan pergi ke ruang tamu untuk menanyakan apa yang terjadi semalam.

"Ibu,kemarin siapa yang mengantarkanku pulang?"
"Oh,katanya sih namanya Mischa.Kamu tertidur saat dia akan antarkan kamu pulang.Emangnya kamu kemarin abis dari mana Sha? Kok ibu baru lihat Mischa?"
Fiuuh~ selamet.
"Gak bu,kemarin Masha lihat yang adu jontos, Mischa temen baru Masha."
"Siapa yang jontos-jontosan Sha?"
"Hehehe.Masha nonton pertandingan Tinju bu."
"Ibu kira kamu gak suka olah raga yang kayak gitu."
"Gak juga Bu. Bu, Masha kekamar lagi ya?"
"Sekalian mandi Sha!"
"iya."

~Dikamar~

Handphoneku berdering.Rio? Mau ngapain lagi dia ?
"Halo?"
"Honey?"
"Masih punya nyali kamu manggil aku honey setelah apa yang kamu lakuin sama aku,hah?"
"Aku bener-bener nyesel udah nyelingkuhin kamu.Cewek itu yang mulai duluan.Please kamu harus percaya sama aku."
"Kamu baru nyesel sekarang?Kenapa kamu gak pernah mikirin itu saat kamu mengambil keputusan untuk selingkuh?Jangan pernah salahkan siapapun atas apa yang telah terjadi pada kita,itu salah kamu yang memutuskan untuk mengambil jalan ini.Aku mau tanya sama kamu, apa kurang aku sama kamu? Apa aku kurang cantik,perhatian,atau mungkin kurang kaya buat kamu?"
"Honey, kenapa kamu ngomong kayak gitu ? Aku beneran gak ada maksud."
"Aku gak akan percaya lagi sama kamu.Selama 4 tahun aku setia sama kamu, aku ngertiin kamu, kegiatan kamu, sifat kamu yang selalu acuhin aku, aku terima ! Karna yang terpenting kamu sayang dan setia sama aku.Tapi kalo gini caranya aku gak bisa balik sama kamu sampai kapanpun."
"Aku janji,aku gak bakalan selingkuh lagi."
"Orang yang sekali selingkuh, walau mau digimanapun, dimaafin,dikasih kesempatan ke-5 pun tetep dia akan selingkuh dan selingkuh lagi.Kalo kamu Cuma mau ngobral janji, mending kamu gak usah telepon aku lagi."
Aku tutup telepon dari Rio.Ku hempaskan tubuhku diatas ranjangku dan menangis.Kenapa kamu gak pernah jujur sebelumnya sama aku kalo kamu udah punya pacar selain aku.Aku gak ngerti jalan fikiranmu yang memilih selingkuh dariku.Apa kurangku?

---

The FrozenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang