-AKILAH POV-
Tringgg...
Bel istirahat telah berbunyi, seluruh siswa SMAS berhamburan meninggalkan kelasnya masing masing.
"Akilah? Mau ke kantin?" Tanya teman sekelas gue.
Gue mengangkat kepala gue untuk melihat siapa yang telah memanggil gue.
"Iya, tapi lo pergi aja, entar gue nyusul" kata gue kepada Anna, teman sekelas gue.
"Oke! Kami pergi yah!" Kata Anna kemudian pergi meninggalkan gue.
"Keshya?" Panggil gue ke arah Keshya yang sibuk memainkan ponselnya.
***
-KESHYA POV-
"Keshya?" Panggil seorang gadis, sepertinya Akilah.
"Kenapa?" Tanya gue sambil memasukkan ponsel gue ke dalam saku seragam gue.
"Ke kantin yok! Gue laper! Ayo!" kata Akilah sambil menarik narik tangan gue menuju kantin.
"Kil? lo pergi sendiri aja" kata gue saat berjalan menuju kantin.
"Yah, lo tega yah biarin gue makan sendiri?" Tanya Akilah memasang wajah memelasnya.
"bu.. oke, Kil! Kita ke kantin" kata gue pasrah kemudian berjalan menuju kantin.
Akilah ini, batin gue.
"Kita duduk disana aja!" Kata Akilah sambil menunjuk sebuah meja.
"Lo duduk manis aja, gue aja yg pesen! Lo mau apa?" Tanya Akilah.
"Nasi goreng, minumnya air aja" kata gue sambil membaca kertas yang berisi "menu".
"Oke!"
***
"Kil? Itu kenapa? Kok di sana banyak orang?" Kata gue melihat kerumunan siswa siswi di sebuah meja.
"Gk tahu, dan gue gk mau tahu" kata Akilah sambil menyantap baksonya.
Akilah ini! Batin gue.
"Akilah, liat bentar deh, itu kenapa?" Tanya gue sambil menunjuk sebuah gerombolan.
"Gk mau" kata Akilah cuek.
Gue kemudian menggoyang goyangkan meja agar Akilah berhenti makan.
"Mana, Kesh? Lo berani yah ganggu gue makan" kata Akilah sambil membulatkan matanya.
Gue kemudian menunjuk kerumunan siswa dan siswi yang telah membuat gue penasaran.
"Ah? Kayaknya itu Ido deh" kata Akilah kembali menyantap baksonya.
Ido? Pikir gue.
Ido...,
Ido siapa yah?
"Dia siapa? Kenapa gitu? Most wanted? Bad boy? Good boy? Ketos?" Tanya gue bertubi tubi kepada Akilah.
"Manusia, mungkin Ido lelah, iya, iya, mungkin. Udah cukup?" Tanya Akilah masih sibuk dengan baksonya.
"Lo belum jawab 1 pertanyaan gue, ketos?"
"Ah elah, udah tau bad boy, lo masih nanya itu? Mana mungkin bad boy jadi ketos" kata Akilah sambil membersihkan mulutnya karena baksonya telah habis.
"Tapi, lo harus tahu, dia itu ketua tim basket!" Kata Akilah semangat.
"Dia cakep banget kalau main basket! Apalagi kalau keringat! Omaygaddd!" Kata Akilah histeris.
"Suara dia juga bagus! Terus dia juga jago main gitar! Uwah!" Kata Akilah semakin histeris.
"....."
"Kok lo diem sih, Kesh?" tanya Akilah heran.
"Dia kan bad boy, kok bisa jadi ketua basket, aneh!"
"Menari Keshya Valerie, dia itu gk sepenuhnya bad boy, dia itu gk bisa ditebak!" Kata Akilah mulai serius.
"Btari, Kil! Bukan Menari!" Protes gue kepada Akilah.
"Intinya, dia itu gk bisa di tebak! Dia itu.., ah! Pokoknya dia gk bisa di tebak!" Kata Akilah sambil tersenyum.
"Ayo ke sana! Gue mau liat!" Kata Akilah mulai menarik tangan gue menuju gerombolan tersebut.
"Ada yang tahu sapu tangan ini punya siapa?" Teriak seorang pria.
"Itu Ido, Kesh" kata Akilah sambil menyenggol gue.
Itu kan.., sapu tangan gue! Batin gue.
"Kil?"
"Apa? ini seru! Ido seperti lagi nyari cinderella! Uh! So sweet! Gue tuh gk bisa di giniin!" Kata Akilah.
"Eng.., anu.., itu.., sapu tangan gue, Kil" kata gue sambil terbata bata.
Seketika wajah Akilah menjadi kaget mendengar perkataan yang telah gue lontarkan.
"IDO! DIA YANG PUNYA SAPU TANGAN ITU!" Teriak Akilah sambil menunjuk nunjuk gue.
Oh, Tuhan, batin gue.
Gue baru kenal Akilah beberapa jam yang lalu, dan dia udah cerewet banget? Pikir gue pasrah melihat Ido berjalan ke arah gue.
"Lo? Lo yang punya sapu tangan ini?" Tanya pria yang bernama Ido sambil berdiri tepat dihadapan gue.
Shit! Pikir gue.
Sekarang gue harus bilang apa? Batin gue.
***
Makin kesini makin gaje yah?><
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy? Maybe
Fiksi RemajaJiwa yang tak pernah menyerah untuk menantimu, namun raga ini tak sanggup untuk mengejarmu. *** Kalau penasaran baca aja^^