PROLOG

20 3 0
                                    

Ada hal yang tidak bisa dibagi kesiapapun termaksud orang yang paling dikasihi sekalipun.
Ada hal-hal tertentu yang tidak ingin diingat lagi sekalipun itu sejarah hidup .

Hal-hal yang paling menyakiti dan yang membuat luka didalam diri semakin menganga ingin segera kuhapus tapi tak bisa dihapus, maka cara lain untuk menyembuhkannya adalah dengan tidak mengungkit lagi kenangan lama itu.

ku berpikir dengan pergi menjauh dan memutar haluan dengan tujuan untuk menyembuhkan diri adalah jalan terbaik yang ada saat itu, tapi saat itu aku tidak tahu bahwa setelah aku mengambil langkah itu akan banyak orang lain yang lebih terluka.

--------------
"Kamu itu kejam Bi, kamu tega ngelakuin itu dan kamu tidak pernah berpikir untuk meminta maaf dengan apa yang udah kamu lakuin dulu, setidaknya temui dan meminta maaflah" Amarah sedang menguasainya, rahang wajahnya mengaras dan bola mata itu sekarang memancarkan rasa kecewa yang memdalam padaku.

kuangkat wajahku seakan
menantangnya.

"KAMU!!!! tidak tahu hal seperti apa yang saya alami dimasalalu, terus kenapa kamu menyalahkan saya?, saya punya alasanya"
aku sadar sepenuhnya setelah melawan amarah dengan amarah adalah jalanku menuju kehancuran.

aku pernah hancur , aku pernah mengalami rasa sakit yang melibihi ini, setidaknya setelah aku hancur sekali lagi tidak akan berdampak terlalu besar untuk ku, aku hanya harus pergi lagi dan memulainya lagi.

kini rasa kecewa yang ada dimatanya sirna dan digantikan rasa amarah yang berkobar-kobar, jika itu api mungkin saat ini aku sudah terbakar habis.

diremasnya pundakku dengan kuat.
"terus menurutmu saya tidak boleh tau alasanya, ingat Bi kamu ISTRI aku, aku punya hak penuh atas kamu, kenapa kamu tidak pernah bilang keaku Ha??, kamu anggap aku yang jadi suami kamu ini apa?"

air mataku turun seiring dengan isakan yang makin terdengar jelas .

"TIDAK , ada hal tertentu yang tidak ingin kubagi pada siapapun termaksud kamu, saya tahu saya istri kamu tapi yang mempunyai tubuh ini saya, jadi saya yang punya kuasa penuh dengan tubuh saya"
suara ku terdengat lantang, tanpa sengaja kulihat raut wajanya yang terkejut dengan ucapan ku, kulihat dia pergi meninggalkan ku sendiri dengan air mata yang terus mengalir.

-----------------------

Seminggu berlalu begitu saja aku masih menempati rumah yang aku idamamkan dari dulu, rumah yang kupikir akan terasa hangat dan nyaman bila aku membangun keluargaku nantinya, tapi setelah lima tahun berlalu rumah ini semakin lama samkin suram, aku tidak memikirkan lagi keluarga yang hangat, hanya ada rasa ketakutan yang terus merongrong jiwaku yang kelam, bayangan masalalu yang kupikir akan terkubur selamanya kini menjadi bumerang untuk diriku sendiri.
Suami yang aku pikir bisa melindungiku, kini berbalik meninggalkanku. Inilah ketakutanku selama ini setelah dia mengetahuinya betapa kejamnya aku menurut orang-orang, dia akan meninggalkanku dan ini juga alasanku belum siap untuk memiliki bayi dikeluarga ini, tapi seharusnya aku tidak perlu merasa sesakit ini, setiap hari aku selalu mensugesti kan diri untuk tidak terlalu kecewa bila dia meninggalku karna hal ini.

-----------------------
dua bulan berlalu

Kini aku sudah bisa menata hidupku lagi, Adam suamiku tidak pernah sekalipun menghubungiku, atau hal terakhir yang kupikirkan adalah mengirimkan berkas surat perceraian.
Setiap hari kucoba untuk menghubunginya untuk mencari tahu kejelasan hubungan yang menurutku secara tidak langsung Adam ingin berpisah.
Hari ini kusiapkan mentalku untuk meninggalkan rumah ini. koper-koperku sudah terisi penuh .
Kuangkat semua barang yang kubeli dengan uangku kebagasi mobil, bahkan akupun menggunakan mobilku yang lama sebelum menikah denganya, cincin pernikahan yang selama ini kukenakan kini telah tanggal di jari manis ku, kalung pernikahan yang Adam hadiahkan untuk hari ulang tahunku pun tidak kukenakan lagi, hanya anting-anting kecil yang kupakai dululah yang kini menjadi perhiasan satu-satunya yang kupakai.
Aku selalu tidak ingin membawa jejak masa laluku, untuk ke masa depanku nantinya, aku tidak ingin jadi perkara bila nanti Adam kembali dan menuntut barang-barang yang telah dia berikan padaku dimintamya kembali, karna pernikahan inipun menurutku palsu, aku membangun hubungan ku denganya tanpa mengikut sertakan masalaluku.

Entah cerita versi siapa yang Adam dengar, jujur saja aku tidak peduli.
Aku yang menjalaninya mereka yang ada disekitarku hanya menjadi penonton, mereka tidak ikut merasakan kenapa aku membangun diriku menjadi seperti ini, tidak apa jika aku gagal membangun keluarga kecilku, maka aku akan mencobanya lagi, tidak apa jika buka Adam yang menjadi jodohku

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang