Late update yah maaf... Udah jarang nulis cerita lagi hehe.... Vommentnya... Tks..
-----------------------------------------------------"Ngapain di sini, Cath?" tanya kak Axel. "Jalan-jalan aja, kak. Kak Axel ngapain di sini?" tanya gue juga.
"Itu tuh abangku minta temenin beli es krim." jawabnya. "Kamu mau es krim gak?"
"Eh ga usah, kak gapapa." jawab gue. "Kamu suka rasa apa? Aku beliin." sahutnya lagi.
"Gapapa, kak ga usah hehe." sahut gue. Tiba-tiba, "Beliin aja rasa vanilla, Xel." kata Ko Alex. "Oke, kak." sahut Kak Axel sambil pergi.
"Ih, Ko kasihan tuh Kak Axel jadinya." kata gue sambil memukul lengan Ko Alex. "Lumayan gratis kan." sahutnya santai.
"Perasaan vanilla mah kesukaan Koko deh..." kata gue curiga. "Hehe... Lumayan gratis kata gue juga, Cath." sahutnya santai.
"Nih es krimnya, Cath." kata Kak Axel tiba-tiba menyodorkan es krimnya. "Makasih, Axel." sahut Ko Alex sambil merebut es krimnya dan langsung pergi.
"Eeh... Ko Alexxxx!!!" teriak gue. "Maaf ya, Kak. Koko aku emang gitu." sambung gue pada Kak Axel.
"Gapapa kok. Eh sini deh aku mau tunjukkin sesuatu." katanya sambil menarik tangan gue.
Ternyata dia membawa gue ke tengah taman yang pemandangannya indah.
"Wahh indah banget...." seru gue kagum. "Ini perasaan aku kalo lagi sama kamu, Cath." kata Kak Axel tiba-tiba.
"Hah?" tanya gue bingung. "Eh udah lupain aja. Yuk jalan ke sana." ajaknya lagi.
Gue dan Kak Axel pun berjalan-jalan deket sana. Tiba-tiba, "DOR!" teriak Ko Alex.
"Ko Alexxx!!! Bener-bener ya!" sahut gue kesel. "Pacaran terus. Kokonya mah ditinggalin." katanya santai.
"Abangnya juga ditinggalin, Lex." sahut Bang Adri tiba-tiba. "Siapa yang pacaran?" tanya gue dan Kak Axel bersamaan.
"Tuh kan bener. Udah sana pacaran aja. Dri, ke rumah sakit yuk." ajak Ko Alex. "Eh mau ke Ko Xander gue ikut dong. Masa aku ditinggalin?" tanya gue sebel.
"Pacaran aja, Cath. Gapapa kok." sindirnya. "Kita gak pacaran, Ko." sahut gue kesal.
"Nanti gue yang anter Catherine ke rumah sakit. Abang sama Kak Alex duluan aja. Sekalian gue juga mau jenguk Kak Xander." kata Kak Axel panjang lebar dan pergi sambil menarik tangan gue.
Gue dan Kak Axel pergi ke bagian taman yang lain. "Cath, pacaran yuk." katanya tiba-tiba. "Hah?" tanya gue bingung.
"Engga kok lupain aja, Cath." jawabnya. "Kakak dari tadi ngomong tapi udahnya bilang lupain aja. Gimana sih." sahut gue.
"Maaf hehe. Belum saatnya, Cath. Nanti deh kamu tau sendiri." katanya. "Kita ke rumah sakit yuk." sambungnya.
Gue dan Kak Axel segera ke rumah sakit. Di rumah sakit, di ruangannya Ko Xander.
"Udah pacarannya, Cath?" sindir Ko Alex. "Kok cepet amat, Xel pacarannya." sindir Bang Adri juga.
Tanpa menghiraukan mereka, aku pun mendekati Ko Xander. "Koko hari ini pulang kan?" tanya gue. "Iya nanti sore, Cath." jawab Ko Xander.
"Kak Xander cepet sembuh ya." kata Kak Axel. "Thanks ya, Xel." balas Ko Xander.
"Btw, gue pulang duluan ya. Axel, ayo. Atau lo mau pacaran dulu." sindir Bang Adri.
"Kak Axel pulang aja. Nanti aku pulang sama Ko Alex, kok." sahut gue. "Ya udah. Makasih ya buat hari ini. Sampe ketemu besok di sekolah. Kak, jagain calon gue oke?" kata Kak Axel sambil mengedipkan mata ke Ko Alex.
"Siap adik ipar." sahut Ko Alex. Setelah Kak Axel dan Bang Adri pulang, "Ko, gue bingung sama sikapnya Kak Axel. Gatau guenya yang kegeeran atau apa." ujar gue panjang lebar.
"Emang dia kayak gimana sama kamu, dek?" tanya Kak Xander. "Eh, Der, papa sama mama pergi 1 bulan." sahut Ko Alex tiba-tiba.
"Hah? Seriusan lo, Lex? Demi apa? Mereka ngapain?" tanya Ko Xander bertubi-tubi. "Seribu rius.... Gue juga gatau kenapa." jawab Ko Alex.
"Eh, Cath, gue kepo yang soal si Axel. Emangnya dia kayak gimana ke kamu?" tanya Ko Xander.
"Ya gitu... Dia aneh, gatau guenya yang salah denger atau gimana. Suka ngomong pacaran yuk atau perasaan aku kalo sama kamu tapi udahnya bilang lupain aja. Aneh kan. Geje" jelas gue panjang lebar.
"Mungkin kode kali, Cath. Lu ga peka sih jadi cewe." ledek Ko Alex. "Yeee gue peka makanya bisa ngomong kayak gitu." Cibir gue.
"Iya itu kode, Cath. Biarin aja." sahut Ko Xander. "Btw, kalian mau nungguin sampe sore?" tanya Ko Xander.
"Iya kayaknya. Kalo engga paling jalan-jalan sekitar rumah sakit mana tau ada mall atau tempat apa gitu." jawab gue.
"Iya lagian papa mama kan gak ada buat apa kita pulang ke rumah." sahut Ko Alex. "Nah setuju tuh." sahut gue. "Ya terserah sih gue mah." kata Ko Xander.
"Ko, ke toko buku sebelah, yuk." ajak gue. "Lu aja sendiri sana, Cath." suruh Ko Xander.
"Kalian mau LGBT ya?" goda gue. "Seenaknya kalo ngomong." kata Ko Alex sambil menjitak kepala gue.
"Bercanda hehe... Ya udah gue sendiri aja gapapa, kok. Asal, bagi duit." kata gue. "Nih. Bawel lu. Pergi sana." kata Ko Alex sambil menyerahkan 50 ribu.
"Makasih Koko-ku yang gantengnya kebangetan tapi bohong. Bye." sahut gue seraya langsung pergi.
Alex's pov
"Der, gimana kalo firasat lu bener?" tanya gue. "Gue mah udah gatau, Lex. Pasrah aja gue mah." jawab Xander.
"Emangnya ada masalah apaan sih? Gue kepo deh." tanya gue lagi. "Gatau tuh. Liat nanti aja deh." jawabnya singkat.
Catherine's pov
Di toko buku, gue melihat-lihat di bagian novel. Saat mau mengambil novel di rak yang tinggi,
"Duh kasian yang pendek. Makanya jangan pendek-pendek." 'Itu suaranya Kak Axel'kata gue dalam hati.
"Kak Axel? Kok Kak Axel bisa di sini sih?" tanya gue. "Bisa dong haha. Kita jodoh kali." jawabnya. "Ih apaan sih." sahut gue dengan muka yang sudah merah.
"Cie blushing..." serunya. "Hah? Apaan sih? Udah ah aku mau bayar novelnya." kata gue sambil pergi.
"Sini sama aku aja dibayarnya." kata Kak Axel. "Ga usah kak." sahut gue. "Udah sini biar sekalian." katanya sambil mengambil buku gue.
"Gapapa nih?" tanya gue meyakinkan. "Gapapa lah sama calon pacar aku ini." jawabnya santai sambil membayar. "Makasih ya, kak." sahut gue dengan malu-malu.
Setelah dari toko buku, gue langsung kembali ke rumah sakit. Waktu di dalam, "Cath katanya si Xander boleh pulang besok siang jam 1." kata Kak Alex.
"Serius? Asik dong jadi di rumah rame lagi." kata gue senang. "Papa udah ngurus semuanya kan?" tanya Xander. "Udah." jawab gue dan Ko Alex kompak.
"Eh, Ko tadi gue ketemu Kak Axel di toko buku. Dia ngasih kode lagi." kata gue. "Geer amat kamu, Cath." sahut Ko Xander.
"Gatau gue juga heran punya adik geernya luar biasa loh." tambah Ko Alex. "Ih Koko gitu. Aku serius nih." sahut gue.
"Iya iya. Emang dia ngapain?" tanya Ko Alex. "Dia bayarin buku gue. Terus....".
"Seriusan di bayarin?" tanya Ko Xander tak percaya.
"Ih main potong aja. Denger dulu. Kan gue tanya gapapa nih, terus dia bilang 'gapapa lah sama calon pacar aku ini'." jelas gue.
"Bener dia yang ngomong gitu? Apa lu yang ngarep?" goda Ko Alex. "Ya ampun ngapain juga gue ngarang cerita cuma karena ngarep sama dia doang? Beneran Ko. Ih." kataku.
"Iya gue percaya. Ga nyangka gue cepet banget si Axel ngasih kode. Padahal kamu kan baru hari pertama sekolah, Cath." sahut Ko Xander.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mine
Teen FictionTerima kasih karena sudah membuatku jatuh cinta lagi. Terima kasih karena sudah hadir di hidupku. Terima kasih sudah karena kamu bisa meluluhkan hatiku lagi. Terima kasih karena kamu tidak membuatku patah hati. Terima kasih Alexandra Catherine. -And...