Truth

137 2 1
                                    

PART 1

Sore itu hujan deras membasahi setiap sudut kota London. Tidak elak membuat ibukota Negara itu tampak membiru dengan banyaknya genangan air dimana-mana. Kota London tak hentinya di guyur hujan, tak urung membuat Maria mendengus pelan. Rencana yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari harus batal. Sudah seminggu yang lalu ia dan sahabatnya, Erika membuat janji untuk bertemu.

Guratan emosi tampak di wajah mulus Maria. Ia kesal bukan main. Sudah lama ia menantikan pertemuan itu, bertemu dengan sahabat lamanya tentu menyenangkan. Banyak hal yang ingin sekali Maria ceritakan padanya. Tapi, akibat hujan sialan ini semuanya pupus begitu saja.

Manakala ia sudah membuat beberapa potong sandwich untuk sahabatnya itu. Tapi apa mau di kata, sekarang potongan sandwich itu hanya terpapar percuma di kotak makannya.

"Seharusnya aku mengecek perkiraan cuaca kemarin!"

Maria menggeram. Lagi-lagi tidak terima dengan apa yang sudah terjadi hari ini. Ia sedikit mengangkat tubuhnya berdiri dari posisinya yang sedang duduk itu. Lalu, mendongakkan kepalanya kearah jarum jam yang sedang berdetak.

Sejurus ia mendecak keras. Jam, 4 sore. Pertemuannya yang sudah di rencanakannya itu sudah lewat 3 jam yang lalu. Menyesalkah ia? Ya, tentu saja. Erika adalah tipe orang yang tidak suka membuang waktunya. Ia berharap sahabatnya itu tidak marah padanya, mengingat hujan sudah mengguyur pusat metropolitan Inggris itu sedari pagi buta dan tak urung berhenti.

Maria, seorang wanita blasteran Jerman dan Inggris itu mulai menggigit jarinya gusar. Ia khawatir, atau lebih tepatnya terlalu khawatir?

Maria, di usinya yang cukup matang, 20 tahun adalah seorang pemikir keras. Tipe orang yang selalu memikirkan keburukan dan kebaikan sesuatu yang akan terjadi ke depannya. Memiliki sifat seperti itu tentu membuatnya bersikap se-perfeksionis mungkin. Tapi sial, hujan mematahkan kesempurnaannya dalam sekejap.

Ya, Maria tidak pernah sekalipun mengingkari janjinya dengan siapapun. Ia yang membuat janji, maka ia akan selalu berusaha menepatinya. Tapi, tentu saja jika janji itu masih ada dalam batas kesanggupannya, maka ia akan melakukannya dengan senang hati. Mungkin terdengar mengada-ada, tapi itulah kenyataannya. Selama tumbuh besar dalam didikan neneknya yang seorang pecandu kedisiplinan tak ayal membuatnya menjadi seperti sekarang ini.

Maria terduduk lagi, ia merebahkan tubuhnya dan bersandar pada sofa empuk miliknya. Masih dengan terus menggigit jarinya ia memejamkan mata. Entahlah, ia mulai merasa lelah. Setelah hanya bisa diam dan menggurutu, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.

Apakah pilihannya jatuh ke -benda hitam polos kesayangan-nya? Matanya melirik kosong, tidak. Ia masih ingat dengan baik bahwa benda yang bernama notebook itu masih di tawan oleh temannya Anne untuk mengerjakan tugas kelompok dua hari yang lalu. Apakah ada sesuatu yang lebih menghibur? Sambungan telepon sudah terputus akibat petir yang menyambar hebat tadi siang. Ponselnya juga mengalami hal yang sama, rusak akibat bantingan keras Maria yang menghantam lantai rumahnya. Lalu, apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia tidak mempunyai televisi. Jangan katakan Maria adalah orang kuno. Ia hanya membenci saluran televisi yang menurutnya tidak efektif dan ketinggalan jaman. Tapi sekarang ia benar-benar menyesal, setidaknya televisi yang di anggapnya terkutuk itu dapat memberikan informasi tentang perkiraan cuaca selama beberapa hari ke depan dan ia melewatkannya. Bagus. Ia meringis pelas.

Sembari memejamkan mata, Maria mulai mengomeli dirinya sendiri. Kadang dengan satu tangannya yang lain -tangan satunya dipakai untuk menggigit jari- memukuli kepalanya sendiri. Terus seperti itu ia lakukan sampai akhirnya ia berhenti karena kelelahan.

"Apa yang harus kukatakan pada Erika nanti? Argh! Ini semua akibat hujan sialan! Aku benci hujan!"

Maria mengepalkan tangannya, dan memejamkan matanya lebih erat. Lelah, kenapa hal seperti ini jadi membebaninya? Ah, Maria adalah gadis yang terlalu bayak berpikir...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang