Menikah! Kemungkinan itu sama sekali tidak terlintas dalam benak Nova. "Tyler berpikir sejauh itu?"
"Makanya, aku bilang nanti saja kan?" Ujar Euphy dengan wajah yang masih memerah. "Dia memang orang yang berpikiran jauh. Aku tidak bisa mengubah itu."
Nova terdiam. "Mungkin memang tidak sekarang, tapi tujuan akhirnya tetap sama kan?"
"Tujuan akhir maksudmu?"
"Ra-ha-si-a." Ujar Nova dan membuat Euphy memanas.
"Oh terserah kau saja." Tukas Euphy. "Jadi mampir?"
"Jadi."
"Untuk?"
Nova nyengir. "Apa aku perlu alasan untuk mampir ke rumah pacarku?"
Wajah Euphy makin memerah. Sialan, ia tahu aku tak kuat dengan kata-kata seperti itu dan masih saja diteruskan?
"Walaupun kemungkinan besar ko Tyler ada di rumah?"
Wajah Nova mendadak serius. "Kalau memang ia bertanya, aku akan jawab jujur, apapun itu. Karena itu jangan khawatir. Kali ini aku bisa menjawab sendiri."
Euphy teringat bagaimana ia harus menjawab Tyler dengan ketus saat Nova dan dirinya bertemu dengan Tyler beberapa kali.
"Baguslah kalau begitu."
Perjalanan pulang terasa pendek, walau keduanya tak banyak bicara, tapi tak sampai satu jam kemudian, mereka sampai di rumah Euphy.
"Sepertinya ko Tyler belum ada." Euphy membuka pintu dan masuk. "Beruntung dirimu."
Nova tertawa dan melangkah masuk. "Apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Aku mau mandi. Kau tunggu saja dan jangan mengintip!" Seru Euphy yang disusul bantingan pintu.
"Tenang saja, aku masih sayang nyawa." Nova lalu melangkah ke ruang piano dan melihat foto-foto yang ada di sana sambil menunggu Euphy.
* * *
"Apa yang kau lakukan?" Euphy menatap Nova yang sibuk sendiri di pojok ruang piano.
"Ah, kau sudah selesai." Nova tersenyum dan melesat ke sisi Euphy. "Lihat ini, lihat! Ada aku di sini!"
Euphy memelototi foto yang diulurkan Nova di depan hidungnya. "Mana?"
"Ini, ini!"
Ternyata wajah Nova masuk dalam foto itu sedikit di bagian pojok bawah. "Ini? Kecil sekali!"
"Itu saja sudah luar biasa! Aku tak pernah berfoto denganmu dan aku ingin! Sejak dulu!"
Euphy menatap wajah Nova dan mencoba mengingat-ingat. "Benar juga. Kita tidak pernah foto ya. Berdua saja." Ujarnya.
Nova mengerjap. "Oh, oh iya ya."
"Cheese!" Euphy sudah siap dengan HP-nya.
"Eh? Tunggu-tunggu!" Nova menaruh tangannya di bahu Euphy seolah merangkulnya dan beberapa foto terjepret. Belum sempat mereka mengomentari, terdengar pintu terbanting dan suara Tyler menggelegar, "Aku pulang!"
"Oh, selamat datang." Euphy melongok keluar pintu. "Mau makan? Atau sudah makan?"
"Mau makan. Ada tamu? Siapa?" Tanya Tyler setelah menyadari ada sepasang sepatu tak dikenal di teras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hearts' Resonance
Fiksi RemajaBagai bumi dan langit, seperti Kutub Utara dan Selatan, laksana Merkurius dan Neptunus. Begitulah hubungan Euphonia dan Valent. Hanya karena Valent meminta Euphonia bermain piano dalam pentas kelas, gadis itu jadi membencinya dan bahkan untuk menyeb...