1

2K 158 18
                                    

"Morning my baby"

Yoongi mengerjapkan matanya pelan. Mencoba mengembalikan kesadarannya. Saat ia menoleh le arah kanan, ia mendapati seseorang tengah menatapnya lembut dengan senyuman khasnya.

"Eungh- jimin-ah?"

Cup

Jimin mencium bibir Yoongi singkat. Menatap wajah putih pucat milik sang istri yang baru saja bangun tidur. Hal itu langsung saja membuat semburat merah di pipi Yoongi dan Jimin tertawa kecil melihatnya.

Belum sempat Yoongi mengucapkan satu kata, ia loncat dari kasur dan berlari menuju kamar mandi. Tak lama terdengar suara muntahan yang tertahan dari balik pintu kamar mandi dan membuat Jimin mau tak mau ikut beranjak dari kasur. Menuju kamar mandi untuk menemui istrinya.

"Chagiya gwencha-..."

Omongan Jimin terputus kala melihat sang istri berpegangan pada wastafel dengan wajahnya yang lebih dari pucat. Jimin langsung menggendong Yoongi menuju ranjang mereka. Menyelimuti sang istri dan menggenggam tangan namja cantik bersurai mint itu erat.

Jimin segera mengambil benda pipih berbentuk persegi itu di nakas samping tempat tidurnya dan menghubungi seseorang.

Siapa lagi kalau bukan Kim Seokjin? Dari ketujuh anggota Bangtanㅡnama grup kecil merekaㅡyang kini berprofesi sebagai dokter.

Tersambung.

"Yeobo-"

"Yak! Jimin, ada apa kau pagi-pagi menelpn istriku huh? Mengganggu pagi kami saja"

"Namjoon, siapa tahu Jimin ada masalah penting pagi ini. Berikan padaku."

"Aniya, sayang kau lanjutkan saja memasak. Aku sudah sangat lapar."

"Hei, bisa kalian berdua diam dulu? Aku butuh bantuan disini."

Jimin menghela nafas panjang, maksud hati meminta bantuan ia malah harus mendengar pertengkaran kecil rumah tangga sahabatnya itu.

"Park Yoongi, istriku. Ia tiba-tiba muntah hebat pagi ini. Aku tak tahu kenapa. Bisa kau kesini sekarang hyung?"

"Yoongi? Astaga anak itu habis makan apa? Baiklah aku akan kesana sekarang."

"Tapi sayang bagaimana dengan sarapanku?"

Terdengar jelas di telinga Jimin bahwa sahabat berwajah datarnya ini sedang merengek manja pada sang istri. Jika Jimin melihat wajah Namjoon, sudah dipastikan ia akan muntah. Namjoon tak pantas ber aegyo dengan wajah datarnya itu.

~ווו×♚ווו×~

[[ Wdyt about this, jimin? (*¯︶¯*) ]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[[ Wdyt about this, jimin? (*¯︶¯*) ]]

~ווו×♚ווו×~


"Bagaimana hyung? Dia sakit apa?"

Yang ditanya malah senyam-senyum. Seokjin mengembangkan senyumnya. Ia terlihat bahagia sekali, sementara 2 namjaㅡplus satu namja cantik pasiennya iniㅡtengah menatapnya bingung.

"Chukkae Jimin-ah! Kau akan menjadi seorang ayah."

..........

Yoongi memeluk Jin erat, menyalurkan kebahagiaannya. Dan Jin dengan penuh kasih sayang mengusap pelan punggung Yoongi.

"Hyung... benarkah aku akan menjadi seorang ibu? S-seperti dirimu?"

Jin tersenyum lembut, mengelus surai mint milik Yoongi.

"Iya, kau akan menjadi seorang ibu sepertiku. Akhirnya Kim Joonseok akan memiliki teman."

Namjoon menepuk bahu Jimin.

"Chukkae bantet. Kau akan menjadi seorang ayah sekarang."

..........

"Ugh Jimin, berhenti lah menatapku dan katakan sesuatu!"

Yoongi menatap Jimin dengan kesal. Bagaimana tidak? Sudah hampir 10 menit sejak Jin menyatakan Yoongi hamil, dan suaminya ini hanya terdiam, menatap wajah Yoongi, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Ah sudahlah, aku mau membantu Jin hyung memasak."

Baru saja Yoongi beranjak dari tempat tidur, Jimin langsung mengangkat tubuh mungil sang istri, dan menidurkannya kembali di kasur. Yoongi membulatkan matanya lucu. Jimin segera menindih tubuh sang istri, membuat pipi Yoongi semakin memerah.

"Chagiya, apa benar kau hamil?"

"Hh.. iya sayang, aku hamil."

"Benarkah?"

(--〆)

"Apa kau tidak dengar tadi? Jin hyung kan sudah bilang kalau aku ha-mpphhh"

Ocehan Yoongi berubah menjadi desahan kecil. Tentu saja karena kelakuan Jimin yang tiba-tiba mencium bibir istrinya. Awalnya hanya ciuman biasa, namun lama-kelamaan berubah menjadi ciuman yang lebih panas dan menuntut.

Hingga akhirnya Yoongi memukul dada Jimin, namja bersurai orange itu pun menghentikan aktifitasnya.

"Gomawo chagi, aku sangat bahagia mendengarnya"

Yoongi yang tadinya mau marah menjadi tidak tega. Bagaimana bisa ia marah pada suaminya yang kini mengeluarkan senyuman terindah miliknya?

"Iya sayang, sekarang minggirlah, aku ingin membantu Jin hyung memasak."

"Aniya. Kau disini saja, nanti aku akan membawakan makanan ke kamar kita."

"Sayang... aku bukan bayi (─‿─)"

"Tapi ada bayi kita disini,,"

Jimin mengusap lembut perut Yoongi yang masih rata.

"Jim, jangan berlebihan."

Tanpa ba-bi-bu Jimin langsung menjilat bibir mungil Yoongi.

"Kau mau diam disini.... atau kita membuat lagi agar kembar? Hm?"

[[wHAT thE hEll paRK JiMEEENNN]]

Dan Yoongi hanya terdiam. Membeku di tempatnya. Jimi tersenyum kemenangan dan beranjak dari acara-menindih-Yoongi-nya.

~ווו×♚ווו×~

Kampret ya gua wkwkwkwkwk
Thousand Tears In The Air belum next udah update cerita baru aza hehe

Malem ini update TTITA kok sayank jan ngambek yhaa

Any yoonmin shipper here? (⌒▽⌒)

Don't forget to vomment okay

ㅡ페린스 엑솟 ; Prince Exod

soleilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang