Bagian Empat

65 1 0
                                    

(Agham POV)


Nama gue Agham Latanza Wiraatmadi. Bisa di bilang gue adalah salah satu cowo terpopuler di kalangan Yayasan Budi Asih. Selain karena ketampanan gue, gue juga diberkahi otak encer dan jago dalam masalah fisik. Tapi gue ga pernah mau buat pake kekuatan fisik gue buat hal yang engga-engga. Gue pake kekuatan fisik kalau gue dalam keadaan terjepit aja.

Gue lahir dari kalangan yang lumayan berada. Bokap gue adalah seorang investor tersohor di Indonesia dan beberapa begara tetangga. Sedangkan nyokap gue, adalah seorang business woman. Bisa dibilang nyokap gue cukup sibuk dengan kegiatan penjualan onlinenya, tapi dia gak pernah melalaikan tugas dan kewajibannya sebagai istri dan ibu bagi gue dan kakak gue. Ngomong-ngomong tentang kakak gue, dia adalah salah satu alumnus Budi Asih juga. Dan saat ini dia sedang melanjutkan pendidikannya di salah satu PTS ternama di Jakarta. Ia mengambil jurusan Arsitektur.

Saat ini gue sudah berada di atas kasur kamar gue. Entah kenapa, gue daritadi terus memikirkan Kirana. Akhirnya gue memberanikan diri untuk menelfonnya.

"..."

"hallo Kirana"

"..."

"gue Agham"

"..."

"Agham Latanza Wiraatmadi. Eh besok gue mau ngobrol sama lo boleh?"

"..."

"oke deh kalo gitu. See ya tomorrow!"

"..."

Jangan tanya rasanya nelfon Kirana! Sumpah! Gue deg-degan saat nelfon dia. Entah kenapa perasaan kaya gini harus muncul lagi. Lemme tell you about my past. Dulu waktu gue SMP punya pacar namanya Anggita. Tapi ternyata waktu gue buat pacaran sama dia gak lama karena dia harus pindah mengikuti orang tuanya ke Jayapura. Alhasil gue putus dengan dia. Hampir 1 tahun gue coba move on dari Anggita dan itu semua hampir berhasil. Tapi, saat kemarin gue melihat sosok Kirana di kelas sebelah, gue terbawa euforia saat gue mengenal Anggita. Yup! Dia benar-benar persis dengan Anggita dari cara tersenyumnya. Gue sempet nyari tahu dia siapa, tapi masih belum ada hasilnya juga.

Hari ini, karena ada sebuah permainan yang berpasangan, gue memilih untuk pasif dan menghindar saat ada yang mau berpasangan dengan gue. Karena gue tahu, kalau gue gak dapat pasangan di sini, gue harus ke kelas lain. Gue berharap banget kalau gue bisa berpasangan dengan cewe yang persis dengan Anggita saat tersenyum itu. Dan mungkin keberuntungan berpihak pada gue. Gue dipasangkan dengannya. Gue ngerasa bahagia banget, tapi gue tetap harus bisa untuk jaga imaged di depan semua orang.

Lamunan gue tiba-tiba saja terhenti saat ada yang masuk dan langsung berbaring di kasur.

"apaan sih lo bang! Maen baring-baring di kasur gue aja! Berantakan tau!" umpat gue kesal.

"yaelah! Lagian sih lo pake bengong segala! Ada apaan nih?" tanya bang Indra yang tak lain adalah kakak gue.

"gapapa. Udah gih sono ae! Gue lagi enak-enak nyantai malah di gerecokin sama lo!"

"caelah.. jatuh cinta apa jatuh hati nih bro?"ledeknya.

"au ah. Gue bingung! Ntaran aja gue cerita kalo udah yakin sama perasaan gue."

"iyelah terserah lo aja. Aasal jangan dianggurin aja tuh cewe daripada gue embat. Nyesel lo ntar! Hahaha..." tawanya sambil melempar bantal yang tepat mendarat di muka gue dan berlari keluar kamar.

"AH! SIAL!! RESE BANGET SIH LO BANG!!" teriakan gue menggemparkan rumah.

"Agham! Gausah teriak-teriak sama abang kamu! Kamu juga Ndra! Gausah iseng sama adenya!" teriak bu Puspita dari ruang keluarga.

Hubungan gue sama abang gue emang deket banget layaknya sahabat. Sering banget gue curhat sama dia, masalah apapun itu yang berkaitan dengan cewe. Ya, bisa dibilang abang gue itu adalah playboy kelas teri. Tapi, gue aneh aja sama dia, kenapa gak pernah mau buat ganti-ganti pacar padahal dia selalu aja tebar pesona dengan semua cewe yang melihat atau sekedar melirik padanya. Prinsip dia cuma satu. "you'll be a loser if you broke a woman's heart whom love and care you everytime!". Dan itulah alasan dia tetap setia sama pacarnya- kak Inka.

Cemburu sama abang gue yang bisa setia? Ya gue akuin! Bagaimanapun juga, saat hari itu telah tiba, gue akan pakai prinsipnya. Gue gak pernah mau sampe mengahancurkan perasaan seorang wanita yang benar-benar tulus dan peduli terhadap gue. Dan gue rasa, Anggita bukanlah orang yang tepat untuk gue jaga hatinya karena dialah yang sudah membuat hati gue hancur seketika.

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang