Sinar mentari pagi masuk melalui celah jendela besar di sebuah apartemen. Sinar yang sedikit menusuk mata dan suara dering handphone yang terus berbunyi membuat sang empu merasa terganggu. ia antas mengerang dan memalingkan mukanya kearah nakas yang terdapat di samping tempat tidur . ia langsung meraih benda persegi panjang tipis yang sejak tadi terus berbunyi nyaring dan menggeser tombol warna hijau tanpa melihat id name yang tertera di sana.
"hallo"
"bagaimana kabar mu Xi Luhan ? apa kau merindukan ku ?" ujar wanita itu di sebrang telpon.
Pria itu-Luhan- mengerutkan keningnya bingung namun beberapa saat ia sadar dengan suara itu. Ia melihat sebentar id name yang tertera di handphone-nya. Ia tersenyum miring saat ia tak menemukan nama wanita itu di handphonne nya. 'bagaimana dia tau nomor ponselku' batin Luhan. ia kembali menempelkan ponselnya pada telinganya .
"ada apa kau menghubungiku ?" ujar luhan dingin.
"aku merindukanmu, apa kau tak mer-"
"aku tak punya banyak waktu. Apa yang ingin kau katakan ?" luhan memotong ucapan wanita itu dengan nada dinginnya.
"aku menunggumu di café dekat apartement mu, cepatlah mandi dan temui aku"
Wanita itu memutuskan sambungan telpon sacara sepihak membuat Luhan mau tak mau bangkit dari Kasur empuknya menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan menemui wanita itu.
**
Suara dentingan loncer yang tertempel tepat di atas pintu berbunyi dengan nyaring menandakan adanya seseorang yang sedang membuka pintu café tersebut. Pria itu -Luhan- menengok sekeliling untuk mencari sesosok wanita yang sedari tadi memenuhi otaknya. ia menatap seseorang yang sedang duduk di meja pojok ruang café ini, dia wanita yang saat ini ada di benaknya. Wanita itu tersenyum dan melambaikan tangan padanya, membuatnya mau tak mau harus melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah wanita itu dan duduk tepat di hadapannya.
"ada apa ?" ujar Luhan to the point.
"bagaimana kabar mu Xi Luhan ?"
"apa kau sudah lupa bahwa marga ku sudah ganti?" Luhan menatap malas wanita yang ada d hadapannya. "sebenarnya apa yang ingin kau katakan? Cepatlah aku tidak punya banyak waktu" luhan melipat kedua tangannya tepat di depan dadanya.
"ahh aku lupa, ternyata kau sudah berganti marga " wanita itu tersenyum licik
Luhan menatap malas wanita itu.
"baiklah, sepertinya kau sangat sibuk. Aku akan langsung pada intinya. Bagaimana perasaanmu saat mengetahui semua kenyataaan ini ?"
Alis Luhan sedikit menyatu, dahinya mengerut. Ia tak mengerti apa maksud dari wanita yang ada di hadapannya itu . " apa maksudmu, park minji ?"
Wanita itu-park minji- tersenyum mengejek. "apa kau sedang berpura-pura bodoh, Luhan oppa? Atau kau memang bodoh"
"apa yang sedang kau bicarakan park minji ?" Luhan sedikit meninggikan suaranya.
"fakta bahwa wanita yang dulu kau tiduri adalah istri dari adikmu sendiri. Jadi aku bertanya bagaimana perasaanmu ?" wanita itu sedikit mencondongkan badannya depan dan tersenyum mengejek.
"bahkan kau yang dulu menjebakku untuk tidur dengannya. Apa kau sudah lupa ?"
"ah aku melupakan soal itu. Kau benar bahwa itu ulahku" minji tertawa "dan aku tak menyangka bahwa usaha ku akan berhasil, namun masalah baru ternyata datang. Bukan begitu luhan oppa " Minji melipat tangan di depan dadanya.
"cihh,, kau ternyata benar-benar rubah licik yang dapat mengorbankan segala hal untuk sesuatu yang tak seharusnya dapat kau miliki" Luhan menatap tajam wanita yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Because Of Accident
FanfictionSeoul, korea selatan 2015 Pagi yang cerah di sambut baik oleh gadis berambut sebahun bergelombang dan warna coklat yang melekat di rambutnya menambah kesan cantik yang melekat pada dirinya . dia adalah Jung hyemi. Gadis yang memiliki wajah cantik, o...