13 - Rabbit

210 24 15
                                    

Ia adalah Alice, dan berdiri di hadapannya adalah White Rabbit.

White Rabbit adalah seorang pemuda. Garis wajahnya mengingatkan Alice akan March Hare. Rambut hitam jatuh menyapu dahinya, menyembunyikan sepasang iris sewarna tinta yang dihiasi dengan lensa kacamata. Kulitnya putih pucat, hampir berbaur dengan warna putih dinding dan benda yang mengelilinginya. Mencuat keluar dari kepalanya adalah sepasang telinga kelinci sewarna salju, salah satunya jauh lebih tinggi dari yang lainnya. Tatapannya datar, namun penuh kalkulasi yang menyeramkan—menceritakan ancaman dalam diam.

Seperti namanya, White Rabbit berwarna putih dari atas ke bawah.

Pemuda itu mengenakan kemeja putih yang mencuat keluar dari jas bangsawan rumit yang ia kenakan, hampir sewarna dengan kulitnya yang membuat Alice bertanya-tanya apakah kelinci ini baik-baik saja. Kerah jasnya dilipat, dihiasi dengan kancing-kancing dari safir dan rantai keperakan yang saling tersambung membentuk simpul sederhana. Menghiasi dada kirinya, adalah sebuah mawar putih yang pada satu dan setiap ujungnya, dihiasi dengan warna hitam. White Rabbit juga mengenakan sabuk yang menyilang pada celananya, dihiasi dengan sebuah pistol hitam yang kontras dengan penampilan serba putihnya dan peluru.

Banyak, banyak, dan banyak peluru.

Seolah ia sudah bersiap untuk sebuah perang besar yang akan segera datang.

Selain itu, tidak ada yang menarik selain fakta ia mengenakan celana putih yang digulung sebelah, menampakkan kaos kaki serta sepasang sepatu but hitam setinggi betis—dan apakah itu pisau tersembunyi di sepatunya? Alice tidak tahu. Dan Alice benar-benar tidak ingin tahu. Baik tentang mengapa White Rabbit memiliki banyak senjata, dan mengapa ia terlihat seperti hendak mencekik seseorang dengan tatapannya yang tidak sedikit pun menampakkan emosi.

Yah, dalam kasus ini, orang yang sepertinya hendak dicekik itu adalah Alice.

"Kau sudah sadar," suara White Rabbit itu berat. Keluar mentah-mentah dari tenggorokannya, entah mengapa mengingatkan Alice kepada suara March Hare yang sama rendahnya. Bukan jenis rendah-tapi-indah seperti milik Mad Hatter, bukan pula rendah-minta-ditendang seperti milik Chesire Cat, atau bahkan rendah-tapi-mengancam seperti suara Knave of Heart.

Suara kedua kelinci ini lebih seperti rendah-dan-penuh-rahasia. Jenis suara yang membuatmu bertanya-tanya apa yang mereka rencanakan dari balik tatapan mereka. Jenis suara yang membuatmu mau tak mau menoleh ke belakang untuk memastikan mereka tidak sedang mencoba menusukmu dengan pisau atau belati. Jenis suara yang harus diwaspadai.

"Jika aku tidak sadar, aku tidak akan duduk di depanmu," maka Alice menjawab. Bawa semua tantangannya, suara gadis itu berujar dari dalam hatinya, membuat White Rabbit menaikkan alis. Kendati gadis itu tahu tak sebaiknya ia mencoba mengetes kematian. Selamat dari Knight of Heart adalah sebuah keajaiban, dan keajaiban tak pernah terjadi dua kali.

"Yah, kau benar," White Rabbit menyatukan kedua tangannya, menyusun jemarinya ketika ia duduk bersandar di sofa di hadapan Alice. "Apa yang kau dengar dari Yang Mulia Queen of Spade?" tanyanya, suaranya sarkastik ketika pemuda itu mengumumkan titel tuannya, seolah ia tidak mengakui sang ratu sebagai Ratunya. Seolah ia tahu ia jauh lebih baik dari Ratunya.

The Duchess memperingati Alice akan dua pemuda, Knave of Heart dan White Rabbit.

Oleh karena itu, Alice tahu White Rabbit bukanlah orang yang mudah dibohongi, instingnya menjerit demikian, memohon kepadanya untuk segera pergi dari sini. Melarikan diri sekali lagi. "Pedang Vorpal," jawab Alice, setelah hening yang lama. Pemuda di depannya menutup mata, dahinya berkerut seolah ia tengah memikirkan respon yang tepat untuk dikatakan.

"Tentu saja. Dan sejauh mana yang kau dengar, Alice?"

Alice memutar otaknya, "Pedang Vorpal telah hilang," tidak sepenuhnya benar, tetapi tidak sepenuhnya salah pula. White Queen memang berkata Pedang Vorpal ada di tangan Queen of Heart, kan? Pedang yang sama yang harus ditemukan Alice untuk menyelamatkan Jabberwocky. Pedang yang sama yang harus segera Alice temukan demi Jabberwocky.

Biarpun kebenaran dari cerita itu patut dipertanyakan, Alice tidak tahu siapa yang harus ia percaya. Awalnya Hatter terlihat tak berbahaya, namun The Duchess membuat Alice mempertanyakan arti hidupnya. Queen of Heart bukan lagi sebuah pilihan, dan Chesire Cat sudah lama tertendang dari daftarnya. Waktu Alice menipis, ia dapat merasakannya.

White Rabbit membuka mata, dan Alice merasakan rasa merinding menuruni punggungnya.

Pemuda itu merencanakan sesuatu. Namun apa itu, Alice tak tahu.

Kenapa semua orang di Wonderland merencanakan sesuatu, sih!?

"Apakah kau tahu kegunaan Pedang Vorpal, Alice?" dan gadis itu tidak suka cara namanya meluncur keluar dari akhir kalimat. Ada yang salah—ada yang salah dari namanya, semuanya.

"Aku tidak tahu," maka Alice berusaha melindungi dirinya. Karena ia tahu ada yang salah, dan ia harus mencari sesuatu yang salah tersebut secepatnya. White Rabbit tidak berkomentar, dan Alice merasa waktunya menipis. Ada yang salah, apa yang salah? Semuanya salah. Apakah seharusnya ia dipanggil Alice?—siapa yang salah? Lalu White Rabbit pun berkata.

"Pedang Vorpal digunakan untuk membunuh Jabberwocky. Bukankah itu objektifmu Alice? Membunuh Jabberwocky yang membuat Wonderland terancam. Jika kau berhasil menemukan Pedang Vorpal, kau dapat menemukan Jabberwocky. Tetapi tanpa Pedang Vorpal, kau masih dapat membunuh Jabberwocky, kok," kata White Rabbit kemudian.

Alice menemukan dirinya membeku.

Membunuh?

Objektif Alice di Wonderland adalah menyelamatkan Jabberwocky.

Iya, kan? Kan?

Lalu mengapa White Rabbit bilang membunuh Jabberwocky?

Ada yang salah.

Maka Alice pun diam.

Perlahan, gadis itu mengangguk, "Lalu, dimana aku dapat menemukan Pedang Vorpal?" Alice berpesta di dalam kepalanya ketika ia mendengar suaranya yang meluncur keluar dengan sempurna, tanpa ragu, tanpa pertanda bahwa ia tengah menyembunyikan sesuatu.

White Rabbit menegakkan tubuhnya, dan sejenak, Alice kira pemuda itu akan memberitahunya. Suaranya rendah ketika ia membuka mulutnya, sepasang iris sewarna tinta tertutupi oleh helai-helai sewarna langit malam, sehingga Alice lupa. Sehingga Alice merendahkan penjagaannya, menurunkan bahunya, Alice membuat dirinya sendiri lengah.

Ketika White Rabbit mengangkat kepalanya, pemuda itu menyeringai.

Senyumnya identik dengan milik seorang kelinci hitam yang mengenakan merah dari atas ke bawah. Dan sejenak, Alice hampir dapat melihat mereka duduk bersisian, berbagi seringai.

Entah mengapa di mata Alice, semua orang sekarang memiliki seringai Chesire Cat.

Membuat Alice merasa Chesire bukanlah satu-satunya Chesire Cat di Wonderland.

"Apa kewajibanku untuk memberitahumu?" pintu ganda di belakang White Rabbit menjeblak membuka, kemudian orang-orang berzirah lengkap melangkah masuk, senjata di tangan mereka. Semuanya memasang posisi di sekitar Alice yang melompat berdiri, menyorongkan pedang dan belati, siap menusuk Alice dengan tombak yang terancung bila ia bergerak.

Setelah semua orang masuk—12 orang totalnya—orang terakhir melangkah masuk.

Adalah seorang gadis, rambutnya pendek menyapu bahu, berwarna platina, jatuh menutupi sepasang iris sewarna safir yang gelap dan dingin. Kulitnya pucat, sewarna gaun putih berhiaskan renda dan pita yang ia kenakan. Tangan gadis itu membentuk posisi memanah yang sempurna, mata panah menghadap tepat ke Alice, mengarah ke kepalanya. Satu jemari saja lepas darinya, maka Alice tak yakin ia masih dapat menatap lazuardi di luar jendela.

"Biarpun yang membunuhmu adalah Alice milik Queen of Spade, aku masih memiliki kredit."

Di tangan yang menggenggam busur, Alice dapat melihat sebuah pita biru. Terjalin, terikat dan tersisih dari warna putih di sekitarnya, seperti sisa langit biru di tengah juntaian badai.

.

.

Chapter Thirteen End.

Project AliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang