Seorang gadis duduk termenung sendirian di bangku taman De La Res Montoya University. Ia nampak sedang berpikir sangat keras.
Tanpa ia sadari, seorang laki-laki datang menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Hei!" Gadis itupun tersentak. Ia menoleh ke arah sampingnya dan menampakkan senyum lebarnya.
"Hi, Alex. Ada apa kau kemari?"
"Kau baik-baik saja?" tanya Alex tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Levitha --gadis itu--.
Levitha hanya menganggukkan kepalanya lalu menatap lurus ke depan.
"Sepertinya keadaanmu tidak seperti yang kau ucapkan," gumam Alex.
"Apa kau baik-baik saja? Aku mohon untuk kali ini biarkan aku tahu apa masalahmu." Levitha menunduk.
"Kau selalu tahu jika aku memiliki masalah." Alex mengusap bahu Levitha.
"Aku sahabatmu. Kita sudah bersahabat dari kecil. Mana mungkin aku tidak tahu jika kau sedang memiliki masalah," jelas Alex yang membuat Levitha menatap Alex dan tersenyum.
"Ceritakan padaku atau aku akan mengabaikanmu!" canda Alex dan Levitha terkekeh.
"Baiklah, baiklah. Aku tak ingin kau mengabaikanku."
"Uang sakuku habis dan orang tuaku sedang mengalami krisis uang. Aku tak mungkin mengharapkan kiriman uang saku dari orang tuaku, tapi aku tak punya pekerjaan untuk membiayai kehidupanku," sambung Levitha.
"Aku mengerti perasaanmu," sahut Alex. Terlihat Alex sedang mengeluarkan iPhone nya dan mencoba menghubungi seseorang.
Levitha tak terlalu memperhatikan Alex karena ia sendiri sedang kalut dengan pikirannya. Ia tak tahu dimana ia bisa mendapatkan pekerjaan. Ia sudah mencari kemana-mana, tetapi ujung-ujungnya nihil. Ia tak menemukan satu tempatpun yang mau mempekerjakannya.
"Aku bisa membantumu." Ucapan Alex seakan menarik Levitha dari lamunannya.
"Benarkah?" Levitha terlihat sangat antusias saat Alex berkata bahwa ia bisa membantu Levitha.
"Ikut aku!" Levitha menganggukkan kepalanya dengan cepat dan mengikuti Alex yang membawanya ke tempar parkir.
"Kita akan pergi kemana ?"
"Sirkuit Catalunya," sahut Alex singkat. Levitha kebingungan mengapa Alex membawanya ke sirkuit. Tapi, ia memilih diam daripada harus melontarkan ribuan pertanyaan yang ada di kepalanya.
Setelah beberapa menit melewati jalanan --penuh aktivitas-- Barcelona, akhirnya Alex dan Levitha tiba di sirkuit Catalunya.
Levitha --lagi-lagi-- hanya mengikuti Alex karena Alex sampai sekarang belum memberitahu alasan mereka pergi ke sirkuit Catalunya.
Raungan motor-motor milik rider yang sedang melakukan latihan bebas terdengar begitu keras saat Levitha dan Alex berjalan menyusuri pinggiran sirkuit.
Tak lama kemudian, Levitha menemukan tempat-tempat --yang nampak seperti kandang-- berjejer di hadapan.
"Apa kita sedang berada di paddock area?" tanya Levitha tanpa menoleh ke arah Alex karena sedang sibuk memperhatikan kandang yang diisi dengan orang-orang yang sedang mengamati sesuatu dan sepeda motor balap.
"Hmm ..., dan sekarang kita sudah sampai. Ayo masuk!" Levitha memperhatikan tempat yang ia pijak sekarang.
"Repsol Honda Team," gumam Levitha.
"Kau tunggu disini. Aku ada urusan sebentar." Levitha hanya mengangguk lalu Alex pergi meninggalkannya entah kemana.
Levitha terus mengamati seisi ruangan. Banyak mekanik yang memperhatikannya karena tidak mengetahui siapa dirinya.
"Baiklah, ayo kita ke hospitality!" seru Alex yang mengejutkan Levitha. Levitha hanya bisa mengelus dadanya. Tiba-tiba, Levitha mengernyit.
"Hospitality?" Alex mengangguk.
"Tempat apa itu?" sambung Levitha. Alex mendengus.
"Tempat dimana tim kalian bekerja selama latihan bebas hingga race berlangsung." Mulut Levitha membentuk huruf 'o' lalu berjalan mengikuti Alex.
Tak lama kemudian, mereka berhenti di suatu tempat.
"Vidiya!" panggil Alex pada seseorang. Lalu, seorang wanita cantik datang menghampiri Alex.
"Oh, hi Alex. Ada apa kau kemari?" sapa wanita tersebut pada Alex.
"Aku membawanya."
"Levitha, perkenalkan ini Vidiya. Dia yang akan mengaturmu sebagai Umbrella Girl. Dan Vidiya, ini Levitha Sanders. Pengganti," sambung Alex. Keduanya --Levitha dan Vidiya-- langsung berjabat tangan dan melempar senyum satu sama lain.
"Well, kurasa aku harus menitipkannya padamu, Vidiya. Dan Levitha, kuharap kau menjalankan tugasmu dengan baik. Aku pergi dulu." Levitha dan Vidiya sama-sama mengangguk.
Setelah Alex menghilang dari pandangan, Vidiya kembali menatap Levitha.
"Baiklah, kau adalah Umbrella Girl pengganti milik Repsol Honda Team. Senang berkenalan denganmu." Levitha hanya membalas dengan anggukan kepalanya.
"Kurasa kau sedikit pendiam. Kuharap setelah kau bekerja, kau bisa menghilangkan sifat pendiammu. Karena itu tidak akan baik," bisik Vidiya tepat di telinga Levitha yang membuatnya bergidik.
"Ikuti aku!" seru Vidiya yang membuat Levitha terlonjak sebelum berjalan mengikutinya.
"Disana tempatmu, kau akan menemukan partner kerjamu bernama Litha Mccurdy," tunjuk Vidiya pada sebuah ruangan.
"Ku beri waktu untuk berdandan dan pakaianmu sudah kusiapkan. Setelah selesai, aku akan memanggilmu untuk tugas," sambung Vidiya dan diangguki oleh Levitha. Setelah itu, Vidiya berlalu meninggalkan Levitha.
Levitha mencoba melangkahkan kakinya ke arah ruangan yang sebelumnya sudah ditunjukkan oleh Vidiya.
Dia membuka pintu ruangan tersebut, dan terlihatlah ruangan yang berisi dua buah meja rias, lemari pakaian, alat make up, dan lain-lain.
Levitha memasuki ruangan tersebut dengan hati-hati. Ia tidak ingin menimbulkan keributan di ruangan ini.
"Hei!" seru seseorang dari balik tubuh Levitha. Levitha membalikkan tubuhnya untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.
Ada seorang wanita berdiri disana, dengan mengenakan pakaian yang cukup ketat --memperlihatkan lekuk tubuhnya-- dan riasan yang menyala di wajahnya.
"Apa kau Litha Mccurdy?" Wanita itu terus menatap intens Levitha dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Ya. Dan kau Umbrella Girl pengganti itu?" Levitha meneguk salivanya saat Litha menatapnya seakan-akan ingin mengulitinya.
"Well, ya begitulah. Namaku Levitha Sanders dan ... "
"Aku tidak tahu bagaimana jalan pikiran Pak Tua itu. Mengapa ia menerima kau begitu saja? Bahkan, tubuhmu saja tidak menarik." Ucapan Litha membuat Levitha diam tak berkutik. Kata-kata Litha secara tidam langsung telah menohok dalam hati Levitha.
Levitha hanya bisa menampakkan senyum 'baik-baik saja' miliknya.
"Maaf, aku masih memiliki kepentingan lain. Jika kau tidak keberatan, permisi!" Levitha meninggalkan Litha begitu saja. Ia tak bisa membiarkan dirinya diremehkan begitu saja.
▫▫▫▫▫
Setelah selesai mengenakan pakaiannya dan berias, ia memperhatikan pantulan tubuhnya di cermin.
"Aku tidak tahu bagaimana jalan pikiran Pak Tua itu. Mengapa ia menerima kau begitu saja ? Bahkan, tubuhnya saja tidak menarik." Ucapan Litha masih terputar di kepala seperti kaset yang sudah rusak.
Ia tahu tubuhnya tidak menarik, wajahnya juga cukup sederhana. Tapi, jangan pernah meremehkan kemampuannya. Ia bisa saja memikat banyak orang dalam waktu beberapa detik jika ia mau.
'Akan kubuktikan jika kau salah, Litha Mccurdy.' Gadis batin Levitha tertawa jahat dan menampilkan seringaian terbaiknya.
Wdyt ??
Vote+comment for this part and if you want the next part !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong If I Love You ? (Marc Marquez FanFiction) (DISCONTINUED)
Fanfiction"Lupakan semua tentang perjanjian konyol itu, peraturan tidak masuk akalnya, dan peranku di cerita ini. Aku berkata seperti ini sebagai seorang perempuan yang bertemu denganmu di sirkuit, dan mulai merasakan sesuatu akibat sikapmu yang kadang membua...