Novy Ciitra Pratiwi
NO COPAS!!!
"Baal! Lo ditunggu sama Bella di taman belakang fakultas." Ucap seseorang sambil berlari menepuk pundak laki-laki tampan yang sedang berjalan di koridor kampus, sibuk menjejalkan headset di telinganya.
Iqbaal, sosok pria tampan, sikapnya yang kalem tak banyak tingkah, dan ramah. Ditambah dengan penampilannya yang selalu menarik. Fisik yang sempurna. Dimuali dari potongan rambut belah samping, matanya yang indah, tatapan yang menyejukkan dan siluet wajahnya yang ah...sempurna.
Pria ini sempat terkejut mendengar bahwa Bella telah menunggunya di taman.
"Bella?" Belum sempat ia menanyakan ada apa, orang itu telah menghilang ditelan tikungan koridor.
Pria ini membuka headset yang menempel pada telinganya. Berjalan agak ragu menuju tempat yang ditunjukkan. Ada apa ini? Tak seperti biasanya Bella ingin menemuinya di taman, beberapa kali ia mengajak Bella untuk bertemu dan beberapa kali itu juga Bella menolaknya, dan sekarang? Apakah Bella berubah pikiran untuk membuka hatinya untuk pria ini. Ya pria ini mengagumi Bella, menyukai lebih tepatnya.
Sempat ia menyatakan cinta pada Bella, namun hanya lewat telpon, karena Bella tak pernah mau diajak bertemu. Daaannn hingga saat ini Bella belum menjawab pertanyaannya .
Dari kejauhan terlihat gadis itu tengah duduk di sebuah bangku. Mungkin saat ini sedang menunggunya, menunggu Iqbaal. Dan dengan langkah mantap ia menghampiri gadis berambut panjang itu nan cantik itu.
"Bell." Ucap Iqbaal kini duduk di samping gadis cantik pujaan hatinya yang tak kunjung ia dapatkan hingga saat ini.
"Ada apa? Tumben?" Tanya Iqbaal canggung dan sangat grogi.
"Hemmm... Maaf pertanyaan lo yang waktu itu belum gue jawab Baal." Bela menggigit bibir bawahnya.
"Gue masih bingung." Lanjut Bella ragu.
"Iya gak apa-apa Bell. Terus sekarang gimana?" Tanya Iqbaal kini degup jantungnya dag dig dug tak menentu.
"Gue suka sama lo... Tapi... Cuma sebagai temen, gak lebih. Gue gak mau hubungan pertemanan kita rusak gara-gara hubungan 'baru' yang belum tentu membuat kita nyaman. Gue masih mau jadi temen lo. Maaf." Bella ber-alibi, dari pernyataannya yang berputar-putar itu intinya dia menolak Iqbaal.
"Ok, gak masalah." Iqbaal tersenyum menahan retak yang mulai meregang di dadanya.
Bella tersenyum, lalu pergi meninggalkan Iqbaal yang masih termenung, meratapi penolakan Bella yang halus namun sangat menyakitkan. Tetapi tiba-tiba...
'Byur'
Beberapa ember air mengguyur memebasahi tubuhnya.
'Plok...plok...plok...'
Bau amis beberapa telur menghantam kepala dan punggungnya kini.
'Prash'
Taburan terigu dari samping kanan dan kiri, membuat tubuh Iqbaal menjadi seperti pisang bertabur terigu yang siap digoreng.
"Happy birth day Iqbaal
Happy birth day Iqbaal
Happy birth day
Happy birth day
Happy birth day Iqbaal"Dengan mata yang kabur karena terigu yang juga menyelubungi wajahnya, Iqbaal menatap samar. semua teman sekelasnya mengelilinginya kini, ditambah beberapa kakak kelas dan adik kelas, fans-fans Iqbaal. Deretan paling depan terlihat Aldi dan Kiki yang ia yakini dalang dari acara konyol ini.