Sore hari pada 13 Agustus, satu tahun setelah kejadian menyakitkan. Aku masih sibuk berkeliling antargedung untuk menyiapkan keperluan festival sekolah begitu juga dengan langit yang sibuk menangis. Langit yang gelap dan aroma tanah basah saat melewati koridor luar gedung membuatku hanyut, hanyut kedalam arus kesedihan.
Aku tak pernah berpikir akan bertemu dengannya, seseorang yang sangat kuingat dikala hujan datang. Gadis berambut pendek dengan seragam yang sama denganku namun pitanya berwarna kuning, kelas satu. Pita yang takkan pernah berubah walaupun ribuan tahun terlewati.
"Jangan berdiri disana, nanti kamu bisa kehujanan dan sakit. " ucapku sambil menyandarkan badan di pagar koridor.
Ia berputar dengan senyuman, berputar layaknya tuan putri sedang berdansa.
"Gak, aku gak akan sakit kok! "
"Rana... " Aku memanggilnya, namun saat dia melihat hanya kubalas gelengan kepala.
Aku kecewa pada diriku sendiri, mengingat fakta itu sangat menyakitkan ingin sekali rasanya berteriak namun aku hanya akan dianggap gila oleh orang-orang.
Tiba-tiba hujan reda dan langit yang terbungkus kegelapan mulai mencuat, hujan berakhir dan semuanya pasti berakhir.
"Bye, Chandra! " ia melambaikan tangannya dengan kuat, tersenyum selebar mungkin walaupun air matanya tetap terjatuh.
Rana, gadis itu meninggalkan banyak kesan padaku. Semua cerita hidupnya begitu memikat hatiku, hingga tanpa kusadari aku jatuh cinta padanya. Namun, aku tak akan pernah bisa menjelaskan perasaanku padanya. Hanya karena masalah waktu, aku terlalu pengecut untuk mengatakannya lebih cepat.
"Chandra! "
Kualihkan pandanganku, didepanku terlihat dua orang.
"Sorry, lama. Indra, Dian. "
Aku langsung berlari mendekati mereka berdua, teman-temanku yang membuatku sadar tentang kematian yang tak seharusnya ditangisi dan menjadi kuat setelah kehilangan orang yang berharga.
Aku ingin terus berlari dari kesedihan yang ada, meninggalkan gadis ilusi dikala hujan itu.
Bagaimanapun juga, gadis itu bukan tipe yang suka ditangisi pastinya.
***
Terima kasih sudah mau menyempatkan diri untuk membacanya....
Lucinetta
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Illusion
Short StoryGadis hujan itu, membuatku tak henti mengeluarkan ribuan emosi dalam diri. -Chandra Cover by LYuki