Pagi-pagi buta Chanyeol sudah terjaga. Tubuh tinggi itu menggeliat perlahan, menyadarkan kesadarannya akibat istirahat malamnya. Mata bundar itu mengerjap lucu saat Chanyeol sedikit menjauhkan wajahnya dan menatap makhluk mungil dihadapannya yang sedang meringkuk menempelkan tubuhnya ke tubuh atletis Chanyeol.
"Selamat pagi Baek, maaf aku harus segera menelfon Luhan untuk menjemputmu sebelum ia berangkat kerja."
Chanyeol tersenyum mengelus surai dark brown milik Baekhyun. Namja mungil itu bahkan tidak terusik dengan tangan Chanyeol. Suara dengkuran yang terdengar seperti suara seekor puppy membuat Chanyeol semakin tersenyum lebar. Ia sangat menggemaskan bahkan saat sedang tidur.
"Apa kau berjanji akan baik-baik saja jika kutitipkan pada Luhan?"
Chanyeol terdiam, ia kembali meyakinkan hatinya bahwa ini lebih baik jika harus meninggalkan Baekhyun sendiri dirumah. Ia benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sesuatu terjadi dengan Baekhyun. Kecuali dengan kejadian kemarin, itu memang benar mutlak salah Chanyeol.
Chanyeol mulai turun dari ranjangnya. Menyelimuti Baekhyun dengan pelan sampai sebatas leher namja itu, memastikan ia tidak kedinginan karena AC dikamarnya. Namja tinggi itu segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan siap untuk kuliah.
.
.
.
.
.
.
My Bae
.
.
.
.
.
."Ya, Aku akan segera berangkat Lu. Sebaiknya kau cepat ke rumahku."
"Aku tau tiang. Astaga, aku tidak sabar untuk menemui Baekkie ku."
"Mimpi saja kau, dia Baekhyun ku. Mau kau kemana kan Oh Sehun?"
"Simpan saja, aku yakin Sehun akan mengijinkan aku memiliki Baekkie."
"Sudahlah, aku benar-benar akan berangkat. Kau sudah dimana?"
"Aku sudah di pertigaan kompleks perumahanmu astaga. Sudah matikan, kau mau aku menabrak rumah orang saat menyetir. Dan kalau sampai itu terjadi kau yang ku salahkan."
"Yak! Baiklah, aku tutup. Aku tunggu kau sampai kau berada di rumahku Lu."
Pip
Sambungan terputus. Chanyeol menghela nafasnya pelan lalu melirik Baekhyun yang masih terlelap dalam mimpinya. Sebenarnya apa yang membuat Chanyeol menyukai namja mungil di depan matanya ini. Mungkin semua, apa pun yang ada di Baekhyun Chanyeol menyukainya. Tak terkecuali kekurangannya.
"Jangan nakal jika bersama Luhan nanti."
Chanyeol mengelus puncak kepala namja mungil itu pelan.
Guk Guk Guk
Myongryoung masuk kedalam kamar Chanyeol dengan menggerakan ekor kecilnya. Anjing kecil itu berlari naik keatas ranjang tepat dimana Baekhyun tertidur. Chanyeol terkekeh, dulu sebelum ada Baekhyun, Myongryoung akan berlari kearahnya dan menjilati seluruh wajah Chanyeol untuk membangunkan namja tinggi itu.
Namun lihatlah sekarang, bahkan Myongryoung lebih memilih membangunkan Baekhyun daripada Chanyeol. Tapi jika lapar tetap saja anjing itu akan berlari ke arah Chanyeol dan memelas semangkuk makanan dengan erangan puppynya.
"Nghhh~"
"Ah, kau membangunkan Baekhyun Myongryoung."
Chanyeol mengambil Myongryoung dan mengelus anjing kecil itu di atas pahanya. Perlahan karena jilatan yang diberikan Myongryoung pada Baekhyun sebelumnya, namja mungil itu mulai bangun dan mengucek kedua matanya dengan kedua tangannya yang menggepal.
"Ommo!! Aku datang disaat yang tepat bukan. Aigooo lihatlah puppy yang baru bangun ini!!!"
Teriakan Luhan yang tiba-tiba membuat Chanyeol hampir saja terjungkal kebelakang karena terkejut. Tiba-tiba saja Luhan sudah berada di pintu kamarnya dan berhambur masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bae
FanfictionChanyeol tau hidupnya tidak begitu buruk. Ia kaya, tampan, mendapatkan apa yang Ia inginkan, mempunyai sahabat dan anjing kesayangannya. Tapi bagaimana jika Ia harus dititipkan dengan seorang namja polos yang bahkan lebih manja dari anak berumur lim...