I don't know why im in love,
I'm in love to you.
"Hello beautiful, is anybody home?"
.
.
.
Dokter tampan bernama Jung Yunho itu berjalan santai memasuki pelataran rumah sakit jiwa tempatnya bekerja. Seulas senyum ringan terpatri di bibir tebalnya ketika beberapa pasien yang berlalu-lalang di sekitarnya tampak menikmati kegiatan bebas mereka.
Ada yang duduk di atas rumput dan bermain dengan bonekanya. Ada yang berlari-lari memutari ayunan. Dan ada juga yang duduk bersandar di dinding koridor, menyanyikan sebuah lagu asing dengan bahagia. Pria bermata tajam itu tidak mengacuhkan kerumunan para suster cantik yang baru saja dilewatinya. Walaupun ia mendengar pujian-pujian yang dilontarkan untuknya, ia hanya menanggapinya dengan tenang.
Kaki jenjangnya bergerak melewati bangsal anak-anak, di mana pasien berumur delapan sampai enam belas tahun berkeliaran bebas di halaman luas yang terhampar sejauh mata memandang.
"Anyeong" Sapa Yunho melambaikan tangannya.
Ah—dokter berwajah kekanakan yang bertugas khusus di bangsal kanak-kanak itu balas melambai. Ia tersenyum dengan cerahnya, bahkan raut ceria dokter bernama Shim Changmin itu terlihat tak ada bedanya dengan wajah para pasien cilik yang ditanganinya.
Yunho berjalan menghampiri Changmin. Ia menaikkan alisnya dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celananya.
"Apa jadwalmu hari ini, dokter Shim?"
"Aku akan ke rumah sakit di Gwangju siang nanti, lalu sorenya kembali ke sini"
"Bagaimana dengan tawaran dari ayahku untukmu bekerja tetap di sini? Kau tidak lelah menempuh perjalanan jauh untuk ke rumah sakit yang berbeda setiap harinya hm?"
"Hahaha, ani, Hyung, gwenchana. Lagipula aku cukup menikmati pekerjaanku ini, bukankah semakin banyak rumah sakit yang memanggilku itu semakin bagus? Itu artinya aku profesional~"
"Ck, jadi kau ingin mengatakan kalau aku dan Yoochun tidak pro sama sekali eh?"
"Itu kau tahu! Hahahaha!"
Ck.
Yunho memutar bola matanya malas. Berhadapan dengan bocah yang terjebak dalam tubuh pria dewasa seperti Shim Changmin ini terkadang sungguh menguras kesabarannya.
"Hyung masih mengobservasi rumah sakit ya? Enak sekali, tidak perlu menjenguk pasien satu persatu" Gumam Changmin kembali mendudukkan dirinya di atas rumput.
"Ya, dan kemudian tulang kakiku akan menyusut" Balas Yunho seraya menjitak kepala bocah jenius itu.
Changmin tertawa. Ia mendorong kaki Yunho bermaksud menyuruh namja tampan itu untuk pergi. Dan Yunho memutuskan untuk kembali melanjutkan pengamatannya. Sesekali tersenyum konyol mengingat ledekan dari namja berwajah kekanakan itu.
Yah, Yunho masih mengerjakan tugas kecilnya sampai saat ini. Bahkan sudah dua bulan berlangsung dari semenjak ia tiba ke rumah sakit ini atas panggilan ayahnya. Pria paruh baya itu memintanya untuk menggantikan dirinya sebagai dokter utama sekaligus pemilik rumah sakit besar ini.
Jung Jinki ingin pensiun, begitu katanya. Padahal itu hanya bualannya saja agar ia bisa bebas berkeliling dunia bersama ibunya. Ck, Yunho sudah tahu akan hal itu.
Hn?
Pria tampan itu menaikkan alisnya ketika mata musangnya tanpa sadar menangkap sesosok pria paruh baya berpakaian resmi yang berjalan di ujung koridor. Walau dari jarak sejauh ini Yunho masih bisa melihat kalau pria itu memegang sebuket bunga lili segar di tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABO BOY
RomanceJung Yunho menggantikan ayahnya untuk berjaga di rumah sakit jiwa milik keluarganya. Ada Yoochun si dokter tampan dan Changmin si dokter yang seharusnya menjadi pasien di sana--mengingat sikapnya yang kekanak-kanakan. Ada pria misterius yang selalu...