Perawan Atau Janda

128K 3.5K 434
                                    

"Abang, Ayo dong cari calon istri. Kalau enggak, jangan salahin Luna kalau langkahin Abang, ya!" Ancam Luna adikku sore itu. Saat kami sekeluarga berkumpul dan menikmati jamuan minum teh di taman belakang rumah.

"Enggak Luna! Bunda gak setuju kalau kamu langkahin Abangmu dengan nikah duluan," timpal Bunda. Beliau menoleh ke arahku lalu kembali berkata, "gimana Sat, udah ada calonnya kan?"

Pertanyaan seperti itulah yang selalu Bunda tanyakan kepadaku. Padahal aku bukan bujang tua loh, aku baru berumur tiga puluh tahun lebih dikit, cuman dikit kok, lebihnya, cuman lebih dua tahun. Wajar kan??? Ya, Dan kita salahkan Luna dan pacarnya dalam hal ini.

Ya, berhubung pacarnya yang terus-menerus ngajikin dia nikah, akhirnya aku yang jadi korban.

"Belum, Bun!" jawabku.

"Ya nyari dong! Masa sih gak ada yang mau sama kamu. Secara wajahmu itu kan paling ganteng sekomplek. Si Toto aja yang item jelek ada yang suka, masa kamu yang gantengnya kaya Marcel Chandrawinata gak ada yang suka?"

"Ya udah, nanti Satria cari."

"Mau Bunda cariin lagi? Gadis perawan yang lebih cantik dari yang kemaren Bunda tawarkan?"

"Gak usah Bun, Satria cari sendiri saja. Yang kemaren-kemaren juga, satu pun gak ada yang Satria suka."

"Terus yang kamu suka itu yang kaya apa? Dari sekian banyak anak gadis teman Bunda, masa tak satu pun cocok di hatimu!"

Aku juga masih bingung, gak tau wanita seperti apa yang aku suka, tapi bukan berati aku gak suka wanita ya!

"Bun, mau tau gak pendapatku?" timbrung Rindy. Yang kebetulan saat itu dia, suami dan anak pertamanya Riyhan sedang datang berkunjung.

Rindy tengah hamil anak keduanya sekarang. Dia pulang hanya karena ngidam pingin makan batagor Bang Miun, dan suaminya yang kaya raya itu langsung ngabulin permintaannya.

Manja banget tu anak! Tapi aku seneng Rindy benar-benar bahagia sekarang. Suaminya tidak pernah membuat dia sedih lagi. Ya itulah takdirnya. Dan gimana dengan takdirku???

"Apa itu nang?" tanya Bunda, menanggapi perkataan Rindy.

"Babang Satsat sukanya cowok yang manis kali Bun, kaya Candy." ujarnya asal jeplak.

"Babe!!!" hardik Hans suaminya, yang tengah menggendong si kecil Riyhan.

Rindy itu, emang ya! Dia pikir aku kaya lakinya dulu apa! Iiih amit-amit dah.

Rindy menutup mulutnya, menghentikan kikikan yang keluar dari sana saat mendengar hardikan suaminya.

Wajah Bunda terlihat menatap horor kearahku. Bapak pun terlihat tersendak teh yang ia minum.

"Bu-bun, jangan percaya, Bun. Rindy bohong!!!" aku segera menimpalinya," Rind, kamu tu ya!!!"

"Kalau emang kata-kataku bohong, kenapa masih sendiri?" sahut Rindy, sambil memasukan potongan kue ke mulut suaminya.

"Oke, lihat saja! Akan aku pastikan dalam waktu tidak kurang dari tiga bulan, aku sudah punya istri." janjiku.

"Nah gitu dong!" balas Rindy.

"Iya, lagian apa kamu gak kasihan, sama Luna adik kamu yang uda terus-terusan diajakin nikah sama Dika," sambung Bunda, kini wajah tegangnya sudah kembali tenang karena mendengar janjiku.

Iya emang, biang keroknya itu dia, situkang rusuh Luna. Mau nikah aja pake bikin aku pusing. Bunda lagi, emang kenapa si, Luna gak boleh langkahin aku nikah.

Padahal selama ena-enanya gak sambil ngelangkahin aku, semua pasti baik-baik aja. Ya gak???*+*

Pusing kepala beta nih... Kabur kayanya lebih baik tu...

Perawan Atau Janda (One Shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang