"JANGANN!"
Habib menahan wajah Zakiyah dengan kedua tangannya yang mendekat kearah wajahnya. Zakiyah kesal mendapat respon penolakan dari kekasihnya itu, kenapa, kenapa selalu begitu?, hatinya perih, sakit, seakan tersayat-sayat oleh tajamnya pisau kekecewaan.
Merasa rendah dihadapan kekasihnya sendiri, karena ia memulai lebih dulu untuk mendapatkan ciuman pertamanya selama mereka pacaran. Ia malu tapi ia juga marah dan kecewa, Habib selalu menghindari topik pembicaraan yang mengarahkan pada bahasan "ini".
"Ck!" Zakiyah berdecak kesal karena Habib menghindarinya lagi, lagi, dan lagi.
Zakiyah ingin seperti yang lain hubungan pacaran yang romantis ditambah sebuah kiss. Tapi sepertinya Habib tak sejalan dengan jalan pikiran kekasihnya itu, bukan karena tak mencintainya namun ia menjaga satu hal yang pantang ia salahi.
"Kenapa, kenapa jangan, Apa salahnya sih ciuman kitakan pacaran?." Dengan polosnya Zakiyah protes kemudian menepis tangan Habib dari wajahnya. Sebisa mungkin ia mencebikan bibirnya, a agar Habib melihat betapa kesalnya dirinya.
Habib bukanya tak ingin memenuhi keinginan kekasihnya itu tapi ia tak mungkin melakukannya."Bukan begitu!" Habib mengucapkannya dengan tenang.
"Lalu Apa?, aku terkadang bingung kak sama sikapmu, kenapa kamu menghindar terus sih?!." Zakiyah memprotes.
Begitulah Zakiyah kekakanak kanakan, manja dannnnn agresif. Bukan tanpa sebab gadis cantik, manis, nan imut ini bisa menjadi gadis agresif. Wajahnya yang polos tak sepolos Otaknya, bisa dibilang otak cantiknya telah terkontaminasi dengan pikiran pikiran kot*r. Mengapa begitu? Karena kakak angakatnya.Abella selalu mencuci otak adiknya dengan hayalan hayalan tak pantas untuk seorang gadis remaja berusia 12 tahun Selama tiga tahun. Hal itu cukup merenggut kepolosan Zakiyah sebagai gadis puber yang banyak ingin tahu.Kini 15 tahun usia Zakiyah Bukan pertama kalinya ia punya pacar, Habib adalah orang yang kesekian dalam pengisi hatinya, tapi Habib berbeda ia selalu merasa aman bersamanya jantungnya berdetak cepat seperti habis lari maraton, senyuman laki laki itu selalu membuat hatinya berdesir. Setelah sebulan berpacaran dengannya Zakiyah semakin menyayanginya, hingga ia yakin bahwa ia adalah orang yang tepat untuk mendapatkan ciuman pertamanya.
"Kenapa kakak diam, Kenapa hah? Sepertinya kecurigaanku memang benar!" Nada bicaranya sedikit naik, memosinya tak kuasa ia tahan.
Bukan sekali dua kali mereka membahas soal ini, tapi Habib selalu menghindar. Habib mengernyitkan dahinya bingung sekaligus penasaran dengan perkataan kekasihnya."Apa kakak tidak mencintaiku?"tanya Zakiyah menahan rasa sesak didadanya, matanya memanas hampir berkaca-kaca tapi segera ia pejamkan matanya menghalau airmata yang akan terjatuh. Betapa pedih hatinya jika kekasihnya mengatakan bahwa ia tak mencintainya, pasti akan terasa sakit seperti sedang tertusuk jarum, sesak seperti kambing yang tercekik, remuk seperti gelas kaca yang terbanting.
"Zakiyah, cinta menurutku adalah ketulusan, bukan ajang menyalurkan syahwat." Jelas Habib lembut sambil memegang pundak Zakiyah dengan kedua tangannya.
"Tapi kan ciuman itu mengungkapkan perasaan cinta kak,!" Bantah Zakiyah.
"Mungkin iyah bagi mereka yang sudah halal, tapi kita?," ucap Habib masih sabar.
Ah Habib memang pria yang baik, sangat malah jadi pantas Zakiyah selalu tersentuh hatinya ketika Habib berkata dengan lembutnya."Tap..." belum tuntas Zakiyah hendak membantah, Habib meletakan jari telun juknya ke bibir Zakiyah.
"Ssst, Zakiyah cinta yang suci bagai air yang bening, jika kamu mengotori air bening itu, apakah air itu masih bisa disebut air bening?" Tanya Habib dengan ekspresi seriusnya.
Zakiyah hanya menggeleng, pertanda bahwa iya tidak mengerti Apa yang dikatakan oleh Habib, bukannya ingin menjawab pertanyaan Habib.
"Jika kamu mengotori diri kamu, apakah kamu masih bisa disebut suci?!" Lanjut Habib. Zakiyah paham sekarang dengan yang dikatakan Habib.
Zakiyah menggeleng kemudian berkata "Tidak!" Katanya pelan."Aku tidak mau mengotori kamu, aku tidak mau mengambil milikmu, Karena aku ingin menjagamu bukan ingin merusakmu, karena aku mencintaimu untuk memberi bukan untuk menerima. Zakiyah aku tidak melakukannya karena Aku mencintaimu...!" Jelas Habib sungguh sungguh.
KARENA CINTA ITU TULUS
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta Itu Tulus
Short StoryBila kamu mengerti Apa Itu cinta, jelas bahwa ia begitu sederhana namun istimewa, kadang membuat bahagia terkadamg juga membuat kecewa.