Hujan mengguyur daerah Jakarta dan sekitarnya satu hari ini. Membuat para pejalan dan Transportation's Lovers kesusahan.
Contohnya Feli.
Disaat hujan deras seperti ini, dia berteduh di halte dekat sekolah. Kedinginan, tidak pakai jaket, lapar.
"Ihs kampret ya! Kalo bukan karna Troye minjem mobil, gua gak akan neduh macam gini!" Umpat Feli kesal untuk kesekian kalinya. Ia bersumpah akan segera memutilasi abangnya itu ketika sampai dirumah.
"Mobil lo kemana?"
Hampir saja Feli terjungkir kebelakang Jika lelaki itu tidak segera menarik lengannya. Hampir ya, hampir.
"Lo bisa gak sih kalo dateng gak tiba-tiba?! Kayak setan aja!" Maki Feli kesal dengan dengus nafas cepat.
"Yaelah, santai aja kali!" Ucap lelaki itu setelah berdecak dan memutar matanya malas. Berbeda dengan Feli yang disibukkan oleh roknya yang sedikit basah,
"Santai entut mu?! Gue hampir jatoh, Luke! Kalo gue geger otak gimana?!"
Hm, Luke.
"Sampe segitunya apa? Kayaknya gak deh!"
"Batu banget sih lo!"
"Bodo, Wlee!"
Feli semakin dongkol kepada lelaki disampingnya kini. Ia kesal karna Luke mengganggu disaat yang tidak tepat!
"Lo belom jawab pertanyaan gue tadi." Kata Luke.
"Yang mana?" Balas Feli.
"Mobil lo kemana."
Feli menarik nafasnya sebelum menatap Luke, "Mobil gue, dipake abang karna mobilnya lagi sakit." Jelasnya.
"Lah? Emang mobil bisa sakit ya?" Dengan polosnya Luke menatap Feli penuh pertanyaan, membuat gadis itu semakin ingin menyerut wajah Luke.
"Dasar bego!" Feli menjitak Luke, "Maksud gue masuk bengkel, Bapak Hemmings!"
Bibir Luke membentuk bulat membentuk huruf 'o' dengan kepala yang ia gerakan kebawah beberapa kali.
"Dasar tolol."
"Ya kan lu tau gua Genius banget, Fel."
"He-euh Luke, he-euh!"
Perbincangan tidak penting yang baru saja terjadi justru menimbulkan keheningan pada akhirnya.
Hari ini Luke memang tidak membawa motor dan lebih memilih menggunakan supir. Itu yang membuatnya berada di halte bersama Feli.
Tin.. Tin..
"Supir, Luke?" Tanya Feli. Luke mengangguk lalu mulai mendekat pada sang supir yang keluar dengan payung.
"Gak ada lagi, mang?" Luke bertanya tentang Payung.
"Masih ada satu bos di bagasi, buat apa memang?" Balas mang Dayat, supir Luke.
"Buat temen saya."
"Yasudah, sebentar saya ambilkeun."
Luke mengangguk, ia kembali pada posisi semulanya disamping Feli. Aktifitas Luke sebenarnya menimbulkan tanda tanya besar dalam benak Feli, tapi ia berusaha untuk menepis.
"Kok balik lagi?"
Luke mengangguk, "Supir gua Lagi ngambilin barang di bagasi."
Tak lama dari itu, Mang Dayat kembali dengan payung lipat ditangannya, "Ini bos." Ia memberi payung itu pada Luke.
"Makasih mang." Kata Luke. Ia menerima payung itu lalu membukanya, "Duluan aja mang masuk, saya masih ada urusan bentar."
Mendengar perintah Luke, mang Dayat mengangguk dan kembali kedalam mobil. Meninggalkan Luke yang sibuk dan Feli dengan wajah bingungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gobluke (ft. Luke Hemmings) ✔
Fanfiction[COMPLETED] ❝Perjodohan sih perjodohan, tapi emang ada cerita perjodohan yang konyol kayak kita?❞ ======================= I am proudly to present : "GOBLUKE" ==========...