2
"Ra-ya,. "
Deg!
Suara yang sangat tidak ingin ra eum dengar sejak dua tahun lalu. Saat di mana ra eum mengalami masa-masa terberatnya, orang yang ia anggap sebagai kekasih sekaligus kakaknya meninggalkannya begitu saja. Kim hanbin. Ya, orang itu yang baru saja memanggilnya dan sedang berdiri di belakang hoseok sekarang.
Flashback
"Ra-ya,. Kurasa hubungan kita cukup sampai disini," ujar hanbin tertahan. Matanya memerah, bahkan berkaca-kaca. Ra eum yang mendengar ucapan hanbin kaget bukan main. Hubungan yang mereka jalani selama dua tahun akan kandas begitu saja?
"Apa maksud mu, oppa?" Tanya ra eum tidak paham. Matanya yang sembab semakin menyipit, meminta penjelasan. Sudah dua hari ra eum menangis karna orang tuanya meninggal. Sekarang apa lagi yang akan ia terima?
"Aku bilang hubungan kita cukup sampai di sini." Ulang hanbin. Matanya semakin memerah.
"Oppa, wae geurae? Tolong jangan bercanda." Ujar ra eum takut.
"Aku tidak bercanda yoo ra eum!" Tegas hanbin.Deg!
Perlahan air mata ra eum kembali mengalir.
"Oppa, kenapa? Kenapa tiba-tiba kau bicara seperti ini?" Tanya ra eum berusaha meredakan tangisnya tapi tidak berhasil.
"Oppa, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi." Ujar ra eum lagi sambil menarik tangan hanbin memohon. Hanbin menarik tangannya keras.
"Aku hanya ingin kita berpisah, apa itu butuh penjelasan?" Hanbin balik bertanya. "Aku akan menikah dengan orang lain, sebaiknya kau tidak usah mencariku lagi." Ujar hanbin kemudian. Ra eum membulatkan matanya tak percaya."Oppa.." belum selesai ra eum berbicara, hanbin bergegas pergi meninggalkan ra eum di rumahnya. Tangis ra eum semakin menjadi. Hoseok yang sejak tadi menguping langsung keluar dan menenangkan ra eum.
Flashback off
Ra eum masih hanyut dalam masa lalunya. Matanya berkaca-kaca. Yoongi melihat perubahan pada sorot mata ra eum, ia menoleh kepada hanbin. Perlahan air mata ra eum keluar dari pelupuk mata ra eum. Ia tidak siap menoleh pada hanbin.
"Ra-ya, mianhe.. ."
"Siapa kau?" Tanya hanbin memotong ucapan hoseok. Ia menatap tajam yoongi karena posisi yoongi sangat dekat dengan ra eum. Yoongi cepat membaca situasi. "Kau sendiri siapa?" Tanya yoongi tajam, menantang. Hanbin tidak suka jika seseorang menantangnya. Ia berusaha menerobos masuk ke dalam ruangan ra eum. Tapi hoseok menahannya dengan keras.
"Dia kekasih ku sekarang. Pergilah!" Ujar yoongi kemudian. Tangan kanan yang akan ia gunakan untuk mengambil kertas-kertas sketsa kotor sekarang ia lingkarkan pada pinggang ra eum, begitu juga tangan kirinya. Ia memeluk ra eum sekarang.
"Jangan menolak." Bisik yoongi pada ra eum. Ra eum merapatkan wajahnya pada dada bidang yoongi. Isak tangisnya mulai terdengar. Tangan kanan yoongi pindah membelai lembut kepala ra eum. Hanbin tak percaya melihat pemandangan di depannya."Brengsek! Lepaskan tangan mu darinya!" Ujar hanbin keras. Hoseok masih berusaha menahan tubuh hanbin."wae? Kau tak suka?" Pancing yoongi. Ia penasaran dengan apa yang terjadi saat ini.
"Aku bilang lepaskan!" Teriak hanbin. Beberapa karyawan yang melintas saling menatap heran bahkan ada yang berbisik. Tangis ra eum semakin memecah.
"Sudah ku bilang aku kekasihnya." Lanjut yoongi mempererat pelukannya pada tubuh ra eum."Braak!"
Hanbin memukul pintu ruangan ra eum dan bergegas pergi meninggalkan Tibbit galery's.
...
Hari sudah gelap, Jam menunjukan pukul 19.00. Hampir semua karyawan yang bekerja di Tibbit galery's sudah pulang, kecuali yang masih lembur. Mereka bekerja sampai pukul 23.00. Dan sekarang ra eum, yoongi dan hoseok sedang berkumpul di ruangan manager. Mereka saling duduk berhadapan. Ada hal yang perlu mereka bicarakan. Tentang masalah kantor? Sepertinya bukan.