Bella berusaha menenangi dirinya.
Saat merasa tenang Bella ingin menceritakan kondisi Aura meskipun ia yakin nanti pasti akan terisak lagi tapi ia berusaha tetap menceritakan."Gas g..gue ma..u cerita sesuatu sama lo tentang....Aura",Bella berusaha menahan tangisnya untuk tidak menghancurkan ceritanya.
"Apa itu Bel?",tanya Bagas.
"Tapi lo jangan kaget dan jangan beritahu siapa pun termasuk kakak dia",Bella tau sahabatnya iti tidak mau memberikam rahasia kepada siapa pun termasuk kakaknya dan dirinya.
"Ok gue janji,buruan ceritain jangan buat gue mati penasaran sama cerita lo",Bagas langsung menggeser ke tempat Bella untuk mendengar jelas ceritanya.
"Aura...Aura..dia kena penyakit Leukimia stadium akhir Gas itu gk bisa disembuhin dan kata dokter umur dia gk lebih dari 1 bulan Gas.Gue takut Gas,gue takut kehilangan sahabat gue satu-satunya",Bella kembali terisak saat mengingat obrolannya dengan dokter tadi.
Bagas terkejut,ia tidak percaya dangan kenyataan yang menimpah Aura.
Meskipun Bagas masih terkejut,ia langsung memeluk Bella yang kembali menangis.
Bagas mengerti apa yang dirasakan Bella saat ini terutama dia."Gk usah takut Bel,kita berdoa aja untuk Aura,gue juga gk mau kehilangan temen gue kyk lo berdua.Lo pada udh gue anggap sahabat walau pun kita belum ke nal lama,makanya tadi gue panik ngeliat Aura kyk gitu karena gue gk mau kehilangan sahabat gue lagi Bel".
"Ta..pii gue gk tega sama dia Gas,gue gk bisa ngeliat dia kyk gitu apalagi kakaknya yang udh telanjur sayang sama dia.Gue gk bisa bayangin apa yang terjadi sama kakaknya kalo dia pergi Gas",Bella masih saja terisak.
"Gue ngerti perasaan lo sekarang,gue juga pernah kyk gitu Bel.Jadi please berhenti nangis Aura pasti gk mau ngeliat sahabatnya yang cantik ini nangis",Bagas berusaha menghibur Bella yang berada dipelukannya.
"Makasih Gas,lo udh berusaha ngehibur gue untuk saat ini.Lo emng sahabat gue dan Aura yang paling baik",Bella tersenyum tulus ke arah Bagas yang berusaha menghiburnya.
"Nah gitu dong,senyum kek dari tadi biar Aura seneng.Ngomong soal Aura emngnya orang tua dia kemana?".
"Orang tua Aura udh pada meninggal semua,jadi tinggal dia dan kakaknya,mereka itu anak yatim piatu".
"Kakak Aura namanya siapa? Orangnya kyk mana?",tanya Bagas.
"Nama kakaknya Cindy Gaurelia,biasanya sih dipanggil Cindy.Cindy itu orangnya dingin, agak galak sama orang lain kecuali orang yang udh dikenalnya contoh Aura dan gue sama temen kakaknya".
"Mereka berdua kelakuannya sebelas dua belas hampir mirip cuma Aura gk dingin sama orang lain gk kyk Cindy",lanjut Bella.
"Oh,terus kalo kakaknya nanya Aura kok gk pulang kita mau jawab apa Bel?",tukas Bagas.
Bella bingung memberikan alasan Aura yang tidak pulang kerumahnya,ia takut kakaknya marah kalo Aura gk pulang gk mungkin ia kasih tau penyakit itu pasti kakaknya langsung panik dan ia gk mau itu terjadi biar Aura saja yang bicara dan menjelaskan pada kakaknya.
"Hmm...gue juga bingung Gas,gk mungkin kita panggil kakaknya pasti dibakal panik",Bella menggigit kukunya kalau ia sedang bingung.
Bagas tampak berfikir alasan yang tepat untuk memberitahu kakaknya Aura.
"Bel,gimana kalo lo bilang Aura minep dirumah lo alasan untuk kerja kelompok",Bagas agak ragu dengan idenya.
Bella yang masih berfikir,langsung setuju dengan Bagas,dan itu bisa menghindari semua tentang Aura untuk saat ini.
"Ok,gue setuju sama lo Gas.Pinter juga lo ya",puji Bella.
"Ah!! Bisa aja lo,gue emng pinter kali Bel dari dulu malah",Bagas menepuk dadanya.
"Dih!! Iya sih yang pinter,gue mah apa atuh",dengan muka pura-pura sedih.
Bagas tertawa melihat wajah Bella yang pura-pura sedih.
"Hahaha,kocak lo Bel.Gue becanda elah",Bagas memukul lengan Bella dengan pelan.
Bella meringis saat dipukul Bagas meskipun bagi Bagas pelan tapi tetap saja menurutnya itu keras.
Bella mengeluarkan Iphone-nya dari dalam saku seragam miliknya.
"Eh!! Mau ngapain lo Bel.Ngeluarin Hp segala nelpon siapa Bel?",Bagas agak heran sama Bella yang tiba-tiba ngeluarin Hp-nya dari saku.
"Lo itu emng lemot apa lemot sih Gas.Ya gue mau nelpon kakaknya Aura biar gk usah repot nyari Aura gitu.Katanya pinter gini aja lemot!!".
"Oh,gue kira mau ngapain Bel,gue gk lemot gue gk tau aja lo mau ngapain Bel".
"Serah lo dah Gas.Jangan berisik gue mau nelpon kakaknya Aura",Bagas langsung diem.
"Halo kak"
"............."
"Kak,hari ini Aura nginep dirumah gue ya kak,soalnya mau kerja kelompok karena waktunya mepet dan itu untuk beberapa hari kedepan aja kak"
"............"
"Iya,kak gue bakal jaga Aura,janji deh kak"
"............."
"Ok,makasih izinnya kak.Ya udh bye kak".
Sambungan telepon antara Bella dan Cindy terputus.
Bagas yang penasaran,segera menyemprot Bella.
"Eh,Bel gimana boleh gk sama kakaknya?".
"Lo tau Gas gue takut setengah mati buat minta izin sama kakaknya Aura,tapi untung aja dibolehin coba kalo gk berabe urusannya Gas",Bella bernafas lega,mendengar izin yang diberikan kakak sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
PoetryWaktuku tidak banyak,apakah aku siapa meninggalkan semuanya termasuk kenangan manis mau pun pahit dan menyusul kedua orang tuaku. Penyakit ini yang membuat semuanya terjadi,kenapa harus aku?? Kenapa tidak yang lain?? Ataukan aku memang ditakdirkan b...