Detektif Dan Kasus Pembunuhan

620 4 0
                                    

Di sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah petani, mereka selalu bekerja keras. Dan tentu saja penghasilan terbesar desa itu adalah hasil pertanian. Di sana ada sebuah sawah, nama pemilik sawah itu adalah Banusi Tomi, akrab dipanggil Pak Tom.

Suatu hari di daerah pertaniannya, di gudangnya, seorang laki-laki tampak tidur tengkurap dengan darah-darah di sekujur tubuhnya, dan memiliki bekas besetan pisau di lehernya, di perutnya pun tertusuk pisau.

Ketika Pak Tom melihat orang itu, ternyata dia adalah anak dari Pak Tom. Pak Tom pun memanggil polisi terdekat dengan desa. Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya polisi datang. Polisi pun langsung memeriksa gudang di mana anak Pak Tom dibunuh. Di sana, polisi menemukan KTP yang bernama Banusi Jor, berumur 24 tahun. Selesai memeriksa korban, polisi mulai mengintrogasi Pak Tomi.

"Pak, apakah sebelumnya ada yang terjadi dengan anak bapak?" tanya polisi.

"Terakhir kali saya melihat dia adalah 2 hari yang lalu, dia selalu di kamarnya, itu saja pak." jawab Pak Tom.

"Yang ke-2, siapakah yang dekat dengan dia akhir-akhir ini?" tanya polisi.

"Hanya saya dan sahabat saya pak. Anak saya bisa dibilanganti-social , dia selalu di kamar menghabiskan uang dan waktu untuk main-mainan tidak penting." jawab Pak Tomi,

"Begitu ya. Boleh minta nama dan alamat sahabat anda?" tanya polisi.

"Boleh. Namanya Hartono Roni, dia tinggal sekitar 3M ke arah utara dari rumah saya." jawab Pak Tomi.

"Terimah kasih atas kerja samanya pak." balas polisi.

Keesokan harinya, saat siang hari, polisi mengunjungi rumah Pak Roni, sayang nya tidak ada orang. Polisi mulai kesulitan mengatasi kasus ini, polisi pun memanggil seorang detektif.

keesokan harinya saat sore menjelang malam, datanglah seorang detektif. Saat dalam perjalanan menuju rumah Pak Tomi, tiba-tiba ada sepeda yang melaju dengan kencang ke arah detektif. Untungnya pengendara tersebut dapat menghentikan laju sepedanya. Melihat wajah pengendara yang tergesah-gesah, detektif pun menanyai siapa namanya, dia pun menjawab Hartono Roni. Setelah menjawab pertanyaan detektif, Pak Roni pun pergi. Detektif pun berpikir bahwa kemungkinan orang ini akan ada hubungannya dengan kasus yang akan ia kerjakan.

Setelah sampai di rumah Pak Tom, detektif pun disambut oleh para polisi. Setelah itu para polisi menjelaskan kejadian tersebut, dan memberikan data-data berupa hasil penyelidikan, interogasi, dan KTP korban kepada detektif.

Detektif mulai mengerjakan kasus ini. Mula-mula dia menyelidiki gudang di mana anak Pak Tomi dibunuh. Di sana masih tergeletak mayat untuk diselidiki oleh detektif. Di lantai gudang itu masih terdapat darah-darah yang belum dibersihkan. Dan dari pengamatan si detektif menunjukkan bahwa besetan luka di leher korban lebih kering jika dibandingkan dengan tusukan pisau di perut. Selesai menyelidiki gudang tersebut, detektif pun segera mengunjungi rumah Pak Roni, salah satu orang yang sedang dekat dengan anak dari Pak Tomi akhir-akhir ini.

Sesampai di rumah Pak Roni, detektif disambut oleh Pak Roni, tentunya ekspresi Pak Roni terlihat ketakutan dan tegang. Tidak ingin membuang waktu, detektif langsung menginterogasi Pak Roni.

"Pak, apakah anda tahu bahwa anak dari sahabat anda dibunuh?" tanya detektif.

"Saya sudah tahu...." jawab Pak Roni.

"Jika saya lihat dari tingkah laku anda sepertinya anda tahu apa yang terjadi." balas detektif.

"Iya, anda benar... Saya melihat Pak Tomi membunuh anaknya. Itu semua berawal ketika saya ingin membawakan makanan untuk anaknya, karena Pak Tomi tidak pernah memberikan perhatian pada anaknya. Sebelum saya masuk ke rumahnya, tiba-tiba saya mendengar suara teriakan jadi saya melihat ke dalam melalui jendela rumahnya. Tiba-tiba Pak Toni membeset leher anaknya......" jelas Pak Roni.

"Terus..." balas detektif.

"Saya bersembunyi di suatu tempat karna tiba-tiba saja Pak Tomi keluar dari rumah membawa anaknya. Saya lihat dia membawa anaknya ke gudang dengan membawa pisau. Setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang terjadi, saya ketakutan, saya langsung pergi..."" jelas Pak Roni.

"Terimah kasih pak atas kerja samanya. Mulai besok anda tak perlu merasa takut lagi..." balas detektif.

Dengan begini sudah ketahuan siapa pelakunya, yaitu ayahnya sendiri, Pak Banusi Tomi.

Detektif pun langsung pergi ke rumah Pak Tomi.

Setelah sampai di rumah Pak Tomi, detektif langsung menjelaskan kasus tersebut.

"Sekarang, saya sudah mengetahui siapa yang membunuh Banusi Jor." kata detektif.

"Siapa?" tanya detektif.

Pak Tomi mulai keringatan...

"Ayahnya sendiri, Pak Banusi Tomi. Jadi Pak Tomi membeset leher anaknya agar anaknya tidak bisa teriak, lalu membawanya ke gudang dan setelah itu menusuk perutnya dengan pisau." jelas detektif.

"O iya, ada 2 hal lagi. Yang pertama, Pak Tomi berakting agar tidak ketahuan bahwa dia adalah pelakunya. Yang ke-2, aku tak tahu kalian sadar atau tidak, tapi di lantai rumah ini ada bercak darah yang sudah mengering karena tidak dibersihkan. Jika kalian teliti kalian pasti menyadarinya, sayangnya TIDAK." tambah detektif.

Polisi langsung mengikat tangan Pak Tomi....

"Jadi begitu ya..." balas polisi.

"Sudah ketahuan, aku mengakuinya. Bawa aku pergi..." kata Pak Tomi

"Sebelum anda pergi, saya ingin menanyai sesuatu. Kenapa anda membunuh anak kandung anda sendiri?" tanya detektif.

"Itu karena... dia tidak pernah mau mendengar kata-kata ku, dia juga selalu membuang uang dengan membeli barang-barang mahal dari kota! Dia juga selalu membangkang!!!" jawab Pak Tomi.

"Hanya karna itu?? padahal jika diberi pencerahan dan perhatian lebih, dia pasti bisa berubah. Tapi, anda sebagai ayah kandungnya tidak pernah menyadarinya. Saya yakin anda akan menyesal di jeruji sana." balas detektif.

"Ya... anda benar... setelah mendengar kata-kata anda saya mulai sadar.... Terimah kasih..." balas Pak Tomi sambil keluar dari rumah memasuki mobil polisi.

"Ya, sama-sama." balas detektif.

"Terimah kasih banyak detektif, anda sangat membantu!" kata polisi.

"ya, sama-sama. Ngomong- ngomong bayaranku mana?" kata detektif sambil memakan tempe yang disediakan di meja.

"EH??" jawab polisi.

Detektif Dan Kasus PembunuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang