SEPUCUK SURAT UNTUK TUHAN

282 10 3
                                    

Sang surya telah mulai memancarkan sinarnya, menembus beningnya kaca jendela kamarku dan membuat diriku terbangun. Kemudian mataku tertuju kearah si penunjuk waktu, ternyata waktu telah menunjukan pukul 06.15 pagi. Menyadari hal itu kemudian aku segera mandi dan bersiap untuk berangkat ke Sekolah. Lalu aku pergi menuju ruang makan untuk sarapan pagi. Di meja makan terlihat sudah tersedia roti berselai nanas kesukaanku beserta segelas susu. " Ma.. Pa.. aku berangkat dulu ya", cetusku kepada kedua orang tuaku. " Ya nak, hati hati dijalan", Jawab mereka. Kemudian aku bergegas mengambil sepedaku dan berangkat kesekolah.
Akhirnya, aku pun tiba disekolah. Dengan langkah yang pelan namun pasti, aku pergi berjalan menuju kelasku. Sampai di kelas teman temanku sudah sibuk membicarakan ulangan. " Aduh.. hari ini kan ada ulangan penjasorkes, huh nyebelin banget sih. Ya gak apa lah kan jugaan ada pelajaran bahasa inggris nanti, 3 jam lagi. Hehehe", dengumku sebelum bel pelajaran pertama dimulai. Aku memang orangnya tidak pandai ataupun berbakat dalam bidang olahraga atau penjasorkes, tapi jika bahasa inggris itulah aku, seperti hanya membalikkan telapak tangan. :)

Teng... teng... teng..., bel tanda pelajaran selesai telah berbunyi. Semua siswa keluar berhamburan dari kelas karena sudah tidak sabar untuk pulang. Ya termasuk aku sih. Mendengar bel itu akupun segera mengambil sepedaku dan kukayuh agar segera sampai rumah. Walaupun sinar matahari sangat terik, aku tetap bersemangat mengayuh sepeda agar lekas sampai rumah.

Sampai dirumah dengan keringat yang bercucuran dan kepala sedikit pusing, aku pergi menuju kamar untuk beristirahat. Tanpa aku sadari aku ketiduran 2 jam. Aku baru bangun pukul 17.00 dan langsung mandi lalu membantu mama menyiapkan makan malam. Ya memang sejak beberapa minggu terakhir ini, aku sering sakit kepala, mimisan dan badanku lemas sih, ya aku gak tau apa sebabnya. Mungkin karena kelelahan kali.

Makanan di meja makan telah habis kami santap bertiga. Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 19.00 ini adalah jamku untuk belajar. Pukul 20.45 baru aku selesai belajar, kemudian aku menyiapkan peralatan sekolah untuk besok. Setelah semua siap, aku pun langsung menarik selimut dan tidur.
" Huahemm... udah pagi ni" , seruku sambil menggulur selimurku. Menyadari hari sudah pagi, aku pun bergegas untuk mandi dan berangkat pergi ke sekolah. Setelah aku siap aku langsung pamitan kepada kedua orang tuaku dan langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan. Ini karena aku mendapat giliran piket. " Ma.. Pa.. aku berangkat ya. Bye...", cetusku sambil bergegas mengambil sepeda. " Iya nak.. hati hati ya.. ", jawab kedua orang tuaku. Tanpa menjawab aku bergegas mengayuh sepedaku untuk pergi kesekolah.

Dipertengahan jalan sampai disekolah, kepalaku sangat pusing.
Aku tak menyadari bahwa diriku pingsan ditengah jalan. Saat aku terbangun aku mencium bau obat yang menyengat. Dan ternyata aku berada di Rumah Sakit. Aku telah melihat Mama dan Papa yang menangis sendu sambil melihat diriku. " Ma.. Pa.. jangan menangis, aku baik baik saja", tapi mereka tetap menangis. " April yang sabar dan kuat ya.. kamu divonis mengidap kanker darah stadium akhir dan umurmu diperkirakan masih 1 - 3 bulan lagi" , cetus mama sambil kemudian menangis. " Apa.. " jawabku sambil menangis sendu. " ja..ja..di aku udah gak lama lagi didunia ini dong ma? ", tanyaku. " Nggak April kamu gak boleh kayak gitu kamu harus kuat. Mama sama Papa bakal ngobatin kamu sampai sembuh", tambah Mama. Kemudian kami bertiga menangis sendu.
Setelah hampir satu bulan aku dirawat dan menjalani beberapa kali kemoterapi, tapi dokter berkata tidak ada kemajuan. Dan aku menyuruh Mama dan Papa untuk mengajakku ke rumah untuk menjalani rawat jalan. Aku menghabiskan sisa hariku dengan membaca dan menulis sesuatu. Aku tidak bisa berlarian ataupun berjalan karena kakiku lumpuh, ini karena syaraf kakiku sudah tidak berfungsi. Aku juga tidak bisa mengikat rambutku karena sudah rontok bahkan kepalaku sekarang botak. Aku menjalani setiap sisa hariku dengan tabah dan menunggu kapan ajal akan menjemputku. Hingga pada suatu hari aku menulis sepucuk surat untuk tuhan.

Untuk Tuhan,

" Tuhan engkau adalah pencipta, pemelihara dan pelebur semua makhluk hidup.Tuhan engkau pelukis takdir bagi setiap makhluk. Tuhan jika aku telah tiada nanti tolong jagalah kedua orang tuaku, tabahkan hati mereka dan lindungi mereka dari segala bahaya. Tuhan umurku tinggal sebentar lagi tolong ampuni segala kesalahan yang aku perbuatan dan tempatkan aku disisi terbaikmu. Tuhan hanya itu pemintaan terakhirku. Terima Kasih tuhan karena engkau telah menempatkanku di keluarga yang amat menyayangiku. Terima Kasih Tuhan.

- APRIL-
Itulah isi suratku yang kemudian aku masukan ke dalam sebuah botol. Lalu aku menyuruh Papa mengantarkan aku ke Danau untuk menghanyutkan botol itu. Aku berharap botol itu bisa sampai ke Tuhan. Beberapa hari kemudian kondisi ku semakin parah. Karena aku pingsan aku pun dilarikan ke rumah sakit. Saat aku tersadar, kondisiku sangat lemah. " Ma.. Pa ". Seruku dengan nada yang lemah dan terbata bata. " Iya Nak", mereka menjawab sambil menangis. " " " " Ma.. Pa.. waktuku udah nggak lama lagi. Maafin semua salahku. Kalo aku udah pergi kalian yang tabah ya. Aku disana udah dijaga sama tuhan. Selamat tinggal Ma.. Pa.., seruku dan kemudian menghembuskan nafas terakhir.

SEKIAN CERITA YANG BISA SAYA TULIS. MAAF KALO RADA GAK NYAMBUNG, MAKLUM MASIH BELAJAR:) DITUNGGU VOTE SAMA COMMENTNYA!!

- DEVI ARIASIH -

29 ~ 03 ~ 2016
SECOND STORY

Sepucuk Surat Untuk TuhanWhere stories live. Discover now