"Aku nggak nyangka, kamu bakal pindah sekolah kesini," kata Bagas tertuju pada gadis di sebelahnya. Angel.Keduanya tengah berjalan menuju kantin untuk membeli beberapa makanan ringan untuk dibawa kembali ke kelas.
"Tapi, kamu seneng kan?" balas Angel dengan wajah sumringahnya.
Dan Bagas hanya terkekeh pelan mendengarnya. Sembari matanya menulusuri sudut-sudut kantin yang tampak ramai dan padat.
Ekor matanya pun menangkap satu objek yang cukup menarik untuk dilihat lebih seksama lagi. Seorang gadis tengah duduk dengan menampilkan wajah sinisnya kearah sepasang kekasih didepannya.
Bagas lagi-lagi terkekeh pelan. Hingga membuat Angel mengernyit heran.
"Kamu kenapa ketawa, Gas? Ada yang lucu emangnya?" Gadis itu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin.
Buru-buru Bagas menggeleng. "Oh. Nggak ada kok."
Setelah itu, mereka mempercepat langkah kaki mereka menuju salah satu penjual kantin dan membeli beberapa snack beserta air mineral.
"Chelsea ih!" teriakan kesal seorang gadis berhasil menarik perhatian orang-orang di kantin siang itu. Mendengar nama yang diteriaki barusan, Bagas segera menoleh dan mendapati Chelsea tengah berjalan entah kemana sembari tertawa pelan. Sangat pelan. Hingga hanya sedikit orang yang tahu bahwa gadis itu tengah mengeluarkan tawanya. Dan salah satunya adalah Bagas.
Laki-laki itu untuk beberapa saat terpana. Seolah pergerakannya melambat dan terdifungsi seketika. Angel yang melihat itu hanya diam, merenung, seperti halnya orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.
"Itu Chelsea, bukan?" suara Angel menginterupsi kegiatan Bagas.
"Iya."
"Chelsea!" teriak Angel kemudian. Lagi-lagi membuat banyak kepala menengok ke sumber suara.
Merasa ada yang meneriaki namanya, Chelsea menoleh ke belakang dan menemukan sepasang manusia yang tengah berdiri tak jauh darinya. Dengan cepat, Chelsea merubah raut wajahnya kembali. Datar.
Angel langsung berlari ke tempat Chelsea berdiri, tak lupa juga, ia menarik tangan kekar Bagas untuk mengikutinya.
"Kamu sekolah disini juga?" tanya Angel tertuju pada Chelsea.
"Menurut lo?"Angel agak kaget sebenarnya mendengar balasan gadis di depannya itu. Tapi buru-buru ia mengulas senyum untuk menutupi keterkejutannya barusan.
"Oh, iya. By the way, kamu di kelas mana?"
"Sebelas IIS 1."
Bagas sendiri, merasa gondok dengan Chelsea. Tidak bisakah dia beramah-tamah dengan Angel? Bicara saja irit. Tatapannya juga sinis. Dan lagaknya seperti tak suka dengan kehadiran Angel. Itu yang dapat dilihat dari kacamata seorang Bagas.
"Semoga kita bisa berteman, ya, Chels?" kata Angel dengan senyum yang masih setia di wajahnya.
"You wish."
Setelah itu, Chelsea lantas pergi dari hadapan Bagas dan Angel. Membuat Angel menghela napas entah untuk apa.
"Nggak usah di pikirin. Dia emang gitu orangnya. Dingin." Bagas bersuara sembari mengelus pelan bahu kanan Angel.
Gadis itu mengangguk menanggapinya.
•••
Happy Birthday to you
Happy Birthday to you
Happy Birthday
Happy Birthday
Happy Birthday Rafli!
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side
FanfictionKatakanlah dia kaku, atau bahkan beku. Binar mata yang dulu terang benderang, kini redup seiring waktu berjalan. Senyum yang dulu pernah merekah, kini tak pernah lagi singgah. Hanya karena masa lalu, dia jadi begitu. Seolah takdir tak pernah berh...