Five

1.3K 97 20
                                    

Satu minggu.

Ah, belum.

Ini masih empat hari.

Kenapa terasa lama sekali?

Jungkook menatap langit-langit kamarnya. Tatapan itu kosong, sekosong hatinya, sehampa dirinya, segamang perasaannya.

Ia mendengus. Menutup matanya.

Ini masih empat hari sejak kejadian di atap itu dan ia masih bisa merasakan sisi hatinya yang tumpul.

Kamar itu sepi tanpa ada Jimin disana. Mereka masih tetap berada dalam satu kamar tentu saja. Pindah kamar tidak semudah itu dilakukan, bukan?

Namun orang itu mulai jarang berada disana sekarang. Suasana kamarnya berubah total.

Saat malam-malam yang biasanya ia habiskan untuk belajar bersama atau mungkin hanya bercanda bersama dengan Jimin kini berubah menjadi malam kosong penuh kecanggungan.

Mereka masih saling bicara. Masih menyapa walaupun tak seperti dulu. Segalanya hanya terasa berbeda.

Jungkook memalingkan wajahnya ke samping. Ke kasur Jimin yang kosong. Ia sudah merindukan orang itu.

Ia rindu tawa renyah yang selalu ia dapatkan saat ia bertingkah konyol.

Ia rindu memeluk tubuh mungil itu saat malam mulai dingin.

Ia rindu panggilan 'kuki' dengan nada marah yang keluar dari bibir itu saat ia tengah jahil.

Rindu dengan pekikan sebal malu-malu Jimin saat ia mencuri-curi ciuman dari bibir maupun pipi lembut itu.

Ia rindu dengan wajah merah yang tak mampu menjawab apapun saat ia berlaku manis padanya.

Ia rindu semuanya. Rindu Jimin-nya.

Ia tertawa. Tentu saja ia tertawa. Ia masih bisa tertawa walau hatinya tidak.

Ia memutar kembali memori dalam otaknya saat dilihatnya Jimin begitu bahagia bersama teman-temannya.

Ah- mungkin keputusan dirinya untuk melepas Jimin itu tidak salah.

Bukankah seharusnya ia merasa lega karena ia tak akan menyakiti orang itu lagi?

Tapi kenapa hatinya seakan tak terima?

"Sudah tersenyum hari ini?" Tanya Jungkook saat keadaan tengah sepi. "Maksudku, senyum yang asli. Bukan senyum palsu yang selalu kau umbar dimana-mana itu."

Jimin menatap Jungkook.

"Jadi, sudah tersenyum hari ini?" ulangnya.

Jimin terdiam, menggeleng. Jungkook tertawa mengejek.

"Kapan kau akan jujur pada dirimu sendiri?"

"Kau sendiri? memangnya kau sudah tersenyum?"

Bingo! Pertanyaan itu jelas menohoknya.

"Hyung.. kau sedang apa?" Bisiknya entah pada siapa.

-

Jungkook melangkah melewati kelas Jimin. Entah apa yang ia pikirkan hingga kaki itu menyeretnya kesana.

Ada Jimin disana. Tengah bercengkrama dan bercanda bersama teman-temannya.

Kau bisa tertawa sementara aku benar-benar kehilangan hasrat untuk bahkan sekedar tersenyum.

Dan Jungkook pergi. Pergi begitu saja setelah sekian lama menatap orang itu dari jendela.

"Yo Jeon!" Pekik hoseok saat ia tiba di kelasnya.

Jungkook hanya mengangguk dan menganggkat tangannya sebentar untuk membalasnya.

WHALIEN 52Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang