Anna POV
Minggu pagi.
Aku membuka mataku, dan mematikan alarm. Masih jam 6 pagi, aku menguap lalu pikiranku sedikit melayang. Hari Sabtu kemarin Eliza tidak berangkat ke UKM. Padahal aku ingin berbicara langsung dan meminta penjelasan darinya.
Aku tidak mau bicara lewat telpon atau lewat chat lalu bertanya kenapa dia menciumku seperti itu. No way!
Hmm, alasan logis yang terpikir olehku adalah karena kami berteman jadi boleh-boleh saja mencium, apalagi cuma ciuman di pipi, ya kan? Ya, teman boleh begitu.
Tunggu. Aku tidak meyakinkan diriku sendiri kan?
Ahh, jika teringat lagi betapa manis dan bibirnya yang terasa lembut di pipiku, mengapa aku menjadi panas dan berdebar begini? Ada apa denganku? Aku tanpa sadar memegang pipiku.
Tidak. Ini tidak mungkin terjadi.
Tapi... tapi tetap saja hal ini mengganggu pikiranku karena ciuman Eliza terasa berbeda. Tidak, ciuman ini tidak lebih dari hubungan teman! Ya, tidak lebih. Dan aku punya Reno. Stop thinking too hard!
Aku bangun, lalu memakai celana sport, tank top, jaket dan sepatu Nike. Tak lupa aku mengucir rambut, memasang earphone dan memutar lagu dari iPod ku. Yapp, Minggu adalah hari untuk lari dan jogging di kompleks sekitar rumahku. Aku berlari mengitari beberapa kompleks lalu berhenti di sebuah taman kecil.
Banyak anak-anak yang bermain di sana. Aku senang melihat mereka. Tawa mereka membuatku bahagia. Mereka terlihat polos. Seperti aku lah pokoknya!
Ini sudah menjadi rutinitasku setiap hari Minggu. Aku lalu duduk di bangku terdekat dan beristirahat sejenak. Keringatku berceceran. Untung bukan duit!
Aku masih melihat mereka bermain saat seseorang memanggilku.
"Anna?"
Aku tidak terlalu mendengarnya karena aku masih memakai earphone sambil mendengarkan lagu Charlie Puth - We Don't Talk Anymore. Lalu dia mendekatiku dan berdiri disampingku.
"Anna, hey, kamu mendengarku?"
Aku menoleh. Eliza. Dia memakai hoodie abu-abu dan celana pendek hitam ketat serta membawa dua tas belanjaan yang besar. Aku tersenyum. Suatu kebetulan kami bertemu di luar kampus. Dan kenapa aku selalu bertemu dengannya tiba-tiba? Fate?
"Oh, hi Elz, sorry aku tidak tahu kamu memanggilku", aku lalu melepas earphone ku.
"Iya gapapa, ngapain kamu di sini?", tanyanya.
"Lari pagi. Kamu sendiri?", aku balik bertanya.
"Aku habis dari supermarket di pojok jalan, sekalian melihat-lihat area sini, trus aku melihatmu di sini", jawabnya.
"Rumahmu memangnya dimana kok cuma jalan kaki?", aku penasaran.
"Dari sini cuma lurus lalu belok ke kanan, rumah ke tiga dari situ", Eliza menunjuk ke arah rumahnya.
Eh, aku baru tahu ternyata rumah kami tidak terlalu jauh. Mungkin sekitar 5-7 menit jalan sampai.
"Oh, rumahku juga dekat dari sini, hehe, kalau kamu mau, kamu bisa mampir kapan-kapan", aku tersenyum menawarinya.
"Tentu, it would be my pleasure"
Sebelum aku lupa, aku memberanikan diri bertanya.
"Uhm, Elz, tentang yang kemarin hari Jum'at di toilet, kamu-"
Aku belum selesai bicara tapi Eliza berkata lebih cepat dariku dan memotongnya.
"Eh Anna, aku duluan ya, see you later", Eliza berpamitan cepat dan berjalan menenteng dua tas besar belanjaannya tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses and Butterflies (On Editing)
Teen FictionGxG story Anna x Eliza Very slow update!