Chapter 15 - Desire

6.5K 585 193
                                    

Anna POV

Kaku. Aku berdiri mematung seperti terkena hantaman ombak besar. Kami berdiri di depan pintu toilet dan saling memandang satu sama lain. Wajahku memerah, begitupun wajahnya. Detak jantung kami terdengar.

Apa yang barusan ku dengar tidak salah kan?

Eliza suka padaku. Dia menyukaiku!

"Eliza, aku.."

Kata-kataku belum sempat selesai, dan seketika mulutku di bungkam oleh bibirnya. Dia menciumku!

Shock. Mataku terbuka lebar. Perasaan yang aneh tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhku, terutama perutku. Ciuman Eliza terasa seperti sengatan lebah yang mematikan namun menggiurkan. Walaupun bibir kami cuma menempel, rasanya manis dan bercampur alkohol. Membuatku mabuk kepalang.

Lembut dan sempurna. Pikirku dalam hati tentang bibirnya. Matanya tertutup dan memperlihatkan bulu matanya yang lentik. Setelah beberapa detik, Eliza menarik dirinya. Oh no!

What the hell is happen?!

Aku masih shock dan merasa sedikit.. kecewa?

Aku bingung dan tidak bisa berpikir apapun. Eliza terengah-engah, aku sendiri lupa akan caranya bernafas. Yang jelas, kami kehabisan nafas. We need an oxygen, please!

Secara perlahan, mata Eliza memandang mataku dengan lembut dan selanjutnya memandang bibirku dengan penuh.. gairah? Aku bisa merasakan hasrat yang tidak biasa dari caranya memandang bibirku.

Matanya berubah menjadi lebih gelap. Lalu dia tersenyum, sangat menggoda. Tanpa sadar aku membasahi bibirku, merasakan rasa ciuman tadi. Mata Eliza kini membesar dan entah setan darimana dia mendorong tubuhku masuk ke toilet.

Dia menabrakkan badanku ke dinding, menghimpit badanku dan mencengkeram tanganku sekaligus menaikkannya ke atas.

Dia menciumku lagi!

Kali ini dengan penuh nafsu, menekan, dan lebih ganas!

Dia melumat habis bibirku. Merasakan setiap bagian-bagiannya. Membuatku lupa diri dan hilang kendali. Aku menutup mataku rapat-rapat. Aku tidak berani membuka mata dan melihatnya.

Eliza menyapukan lidahnya ke bibirku yang basah. Lalu tangannya turun ke bawah dan memegangi pinggangku. Mungkin supaya aku tidak jatuh. Tanganku sendiri tanpa sadar menyentuh belakang lehernya dan malah membuat kami semakin erat berciuman.

Lidah Eliza semakin menjadi-jadi.

"Mmhh, Anna..."

Dia mengeluarkan desahan lembut dan terdengar sensual. Membuatku gila.

Lidahnya kini memasuki mulutku yang sedikit terbuka. Mengeksplornya, mendominasi sekaligus membuatku kecanduan. Dan yang lebih parah, aku merespon dan membalasnya sehingga lidah kami berperang.

Badan kami memanas dengan cepat dan menyebar ke seluruh tubuh. Dan tanganku sekarang turun ke belakang punggungnya. Tanpa sadar aku mendekatkan tubuh kami agar lebih erat dan menempel. Hentakan tiba-tiba terasa di perutku. I could feel a lot of butterflies floating in it.

"Ahhh...", aku mendesah saat dia menggigit bibir bawahku.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah tangga menuju lantai satu.

Roses and Butterflies (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang