Chapter 16 - The Rain

6.9K 604 147
                                    

Anna POV

Beberapa hari kemudian.

Berita tentang Reno dan aku sudah putus tersebar di seluruh kampus. Kenapa sih orang-orang pada ribut dan bergosip gak jelas? Heran deh.

Mana senior cowok juga banyak yang sok kenal sok dekat lagi! Yang lebih parah, mereka tidak memikirkan perasaanku. Taunya cuma mau pdkt dan cari perhatian. Sampai kak Dito juga tidak ketinggalan gencar banget melayangkan jurus-jurus pendekar kesiangan!

Eliza kupikir juga sudah tahu berita tersebut. Dia setiap hari melewati kelasku dan melihatku dari luar. Memastikan aku baik-baik sajakah? Aku pun menyadarinya setelah Sassy mengatakannya padaku bahwa Eliza diam-diam memperhatikanku. Aku sih merasa senang campur berdebar.

Setiap mengingat kejadian di rumah Jomes, aku merasa dag dig dug. Membayangkan sentuhan, kelembutan bibirnya, apalagi desahannya membuatku gila. Dan kini, itu semua selalu memonopoli pikiranku. Cuma satu hal yang lucu, ciuman kami semua terjadi di toilet! Lol.

Walau begitu, saat itu aku benar-benar kehilangan kendali! Aku sendiri tidak mengerti apa yang aku lakukan. Kehangatan tubuh Eliza masih terasa dengan jelas.

Aku sedang berjalan menuju parkiran, saat seseorang menarik tanganku. Aku menoleh.

Oh no, he's back!

"Reno? Apa-apaan kamu?", aku berkata dengan nada tinggi.

"Anna, dengerin aku dulu please, aku ga bisa melupakanmu, aku cin~"

"Cukup! Hentikan, bukankah aku sudah mengatakan 'jangan berbicara lagi denganku'. Are you deaf?", aku sedikit emosi.

"Give me one more chance Anna, I love you", Reno tiba-tiba berlutut memohon padaku dengan mata serius.

"A-aku ga bisa Reno, don't do this, berdirilah", suaraku melemah karena tindakannya.

"Fine. Tapi beri aku kesempatan Anna, aku janji akan memperbaiki semua. Kita bisa memulai lagi dari awal hubungan ini, dan.. tidak apa-apa walau kita hanya berteman. Sungguh. Aku hanya tidak ingin kehilangan kamu dari kehidupanku Anna, please", Reno memohon.

Aku berpikir sejenak. Reno memang bukan orang jahat. Dia selalu baik padaku dan pengertian.

"Allright, but.. just friend okay?"

"Thank you Anna, I know you're kind-hearted", Reno berdiri dan mau memelukku.

"Stop, aku masih belum memaafkanmu!", aku menahan tubuhnya dengan tanganku dan mundur ke belakang.

"Okay, chat me yeah, see you later babe, eh, sorry, maksudku Anna, and thanks again", Reno tersenyum berpamitan lalu pergi.

Apa yang kulakukan!

---

"LOE APA BITCH?", Sassy berteriak keheranan. Kami sedang berada di kamarku.

"Gue berteman lagi sama Reno, duh", aku menutup kupingku.

"Are you that stupid? Reno itu brengsek! Loe ga tau gosip yang beredar? Fans dan ceweknya dimana-mana, dan mereka itu fanatik. Loe udah gila kalo berteman ma orang kayak dia secepat ini setelah kalian putus, bisa-bisa kalian di kira balikan tau ga?", Sassy berapi-api menasehatiku. "Apalagi dari ceritamu, si Nessie, hewan punah itu pernah gituan ama Reno, jelas sudah tujuan Reno cuma menginginkan tubuhmu bego!"

Roses and Butterflies (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang