Eliza POV
Gelap. Hanya itu yang aku ingat terakhir kali. Semua nampak gelap.
Kenapa berat sekali. Apa ini yang terasa berat? Ah, kepalaku. Shit.
Where am I?
This smell is.. The God damn hospital.
What happened?
Aku mencoba mengingat dan menyatukan puzzle dalam pikiranku. Tapi itu semua malah membuatku pusing. Badanku pun sulit di gerakkan. Semua terasa sakit.
Aku mencoba membuka mataku untuk melihat sekeliling, tapi gagal. Aku tertidur kembali.
Dasar obat bius sialan!
---
A couple of hours later.
I'm still in a deep shit.
Berapa jam aku tertidur?
But wait, ada yang berbeda. Baunya berbeda. Bukan bau rumah sakit. Kali ini aku mencoba membuka mataku dengan benar. Aku melihat sekelilingku. Ah, masih di rumah sakit. Tapi ini kelas VVIP. Pantes aja semua terasa berbeda.
Aku pun samar-samar teringat Anna.
Yes, I remember her.
How can I forget the person that I loved so much?
Aku mengingat dia menangis di sampingku.
Aku mengingat dia mengecup tanganku lembut.
Aku mengingat dia berkata hal-hal manis kepadaku agar aku segera terbangun.
Aku mengingat dia mencium pipiku, dahiku dan bibirku. Aku bisa merasakannya.
Itu bukan mimpi.
She is so sweet. Aku tersenyum kecil mengingat semuanya.
Tapi tiba-tiba pikiranku terganggu dengan suara orang di luar. Hmm, orang-orang tersebut berbicara menggunakan bahasa inggris.
Paman dan bibi kah? Olivia?
Aku lalu mencoba mendengarkan lebih seksama. That voices are?
Oh shit!
Fuck all of this!
Anna POV
Aku memandangi tempat tidur rumah sakit yang sudah rapi. Is this real?
Where is she? Dimana dia? Dimana Eliza?
Aku kalut dan bingung sendiri.
Hari masih pagi. Aku mengingat kejadian kemarin setelah aku tahu bahwa dialah 'butterfly'.
Aku menangis. Sejadi-jadinya.
Aku tidak tahu harus bilang apa. Aku hanya bersyukur bahwa orang itu adalah Eliza. Aku pun menghujani dia dengan ciuman mesra. Aku berdoa dia cepat sadar dan memelukku. Menenangkan hatiku yang jujur saja terasa menyesakkan.
Aku menungguinya beberapa saat.
Lalu kami di suruh keluar sama dokter yang mengecek keadaannya. Aku masih menangis di luar ruangan. Sassy pun datang tidak lama kemudian. Aku menangis di pelukannya dan menceritakan semuanya sehabis itu.
Kami pun menunggu Eliza siuman, tapi dia tidak bangun-bangun. Dan akhirnya aku di antar Sassy pulang malam harinya untuk beristirahat. Jujur saja, aku tidak mau pulang. Aku ingin di sisinya. Di sisi Eliza. Tapi orangtuaku cemas dan menyuruhku pulang. Mereka hanya tahu kalau temanku kecelakaan dan belum tahu kalau yang kecelakaan itu orang yang kusayangi sekarang. Dan itu perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses and Butterflies (On Editing)
Teen FictionGxG story Anna x Eliza Very slow update!