Nomor(no more)

41 6 0
                                    

*

Hari masih begitu pagi, mataku masih susah untuk dibuka "ahhh, lelahnya diriku" aku menghela nafas dalam-dalam. aku mencari ponselku disekitar tempat tidur dan melihat jam "haaa!!!" teriakku kaget melihat jam sudah menunjukkan 6.30 pagi.

Aku bergegas bangun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. -"Selesai"- ungkapku sambil berdiri depan cermin yang ukurannya sama dengan tinggi badanku dan merapikan kembali penampilanku.

Aku turun dari tangga dengan langkah yang cepat, tiba-tiba...

drrtt... ponselku bergetar

pesan baru diterima

"lu dimana? gue udah didepan rumah nih"

Aku mengintip kejendela dan bener mereka udah ada diluar, aku segera berpamitan dengan bunda dan keluar menemui mereka.

"tumben, lu semua jemput gue".
"gak usah banyak nanya, cepatan masuk mobil nanti kita telat".
oke.

**

Di sekolah kami selalu bertiga kemana pun, bahkan kami dikenal dengan sebutan "AIS". menurutku sih itu singkatan dari nama kami "amel,inca,sisi". tapi setauku dalam terjemahan bahasa irlandia "ais" artinya "kembali".(?) hmm, tau ah kembali kemana, ke akhirat mungkin, hahaha.

***

"incaaa... liat nama lo ada di urutan nomor 1 di lomba masterpiece kemarin" teriak sisi sambil menunjukkan hasil pengumuman lomba masterpiece dipapan mading sekolah. aku langsung mengambil ponsel dikantong baju sebelah kiri ku dan memotret hasil pengumuman itu dan mengirimkannya ke bunda.

****

"selamat yah buat lomba masterpiecenya" .kata dinda yang memberikanku selamat sambil mengulurkan tangannya kehadapanku, aku menerima nya dengan senang hati, walaupun aku heran dengan sikapnya itu karena dari dulu dinda sangat benci padaku.
"tapi percuma urutan nomor 1 di papan mading, tapi urutan nomor terbawah di papan absen" . lanjutnya dengan nada sinis yang menurutku itu sebuah ledekan. "hee, dinda bilang aja kalo lo sirik sama inca" bantah amel dengan nada emosi.
"jujur saja gue memang kurang dibidang akademik din, tapi tidak lagi gue akan buktikan, kalo gue juga bisa di urutan nomor atas dipapan absen" jawabku dengan optimis.

*****

Aku menuju parkiran mobil sisi untuk mengambil sesuatu, saat aku kembali tiba-tiba aku tak sengaja ketemu rangga. "ohh tuhan", aku kaget dan seketika terdiam dengan jantung yang berdenyut kencang sambil memegang buku yang kubawa di depan dadaku mataku tak berkedip mengikuti langkahnya yang berhenti pas di sebelah kiriku. kemudian aku tersadar dan segera menoleh ke arah kananku, dan mendengar suara sisi dan amel yang berteriak "inca... cepet sini". aku langsung berlari cepat kearah mereka dan meninggalkan rangga my first love.





author's note
mohon untuk readers meninggalkan jejak vote maupun comment.
author juga mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun agar cerita selanjutnya bisa lebih baik

Misyu.

"Léxi" projectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang